Jj (Just Friend 2)

230 31 15
                                    


Via sudah kembali bersekolah. Dan ia sudah tidak sabar bertemu dengan Dikta. Ia melangkahkan keluar dari mobil sedan papanya. Papanya menurunkan kaca pintu mobilnya.

"Via." Ia berbalik dan mendekat, "Pulangnya pesen taksi online aja, jangan pulang naik motor."

"Ya ampun, pah ... aku gak apa-apa." Via tersenyum.

"Baiklah, papa pergi."

Setelah memandangi mobil papanya yang menjauh. Via kembali melangkahkan ke kelas.

Sesampainya Via di kelas, siswa-siswi di kelas X IPA-1 langsung mendekat ke arahnya. Menanyakan keadaannya, meminta maaf karena tidak datang mengunjungi Via di rumah sakit. Via hanya tersenyum menanggapi perkataan mereka yang terlihat palsu dimatanya.

"Kalian ini apa-apaan, Via gak kenapa-kenapa, kok kalian malah sekhawatir itu," ucap Sisil yang tidak suka dengan kerumunan di depannya.

"Kami itu penggemar Vita Couple, jadi kami merasa ikut sakit jika salah satu sakit," kata seorang cewek dari kerumunan itu.

"Vita couple apaan?" tanya Zein yang baru masuk ke dalam kelas.

"Vita, Via dan Dikta." Sisil mengangkat sebelah alisnya sedangkan Zeyn terkekeh pelan. Via hanya tersenyum mendengarnya.

"Oke oke, tapi lebih baik kalian minggir, aku rasa Via mau duduk. Kan dia baru sembuh, iya 'kan Kei?" Kei yang berada di kursinya hanya menatap Sisil aneh. Maksudnya apa coba?

Via pun melangkahkan kakinya ke kursinya lalu duduk di sana. Ternyata sejak tadi Keira sudah berada di sana. Namun sepertinya Dikta belum datang dan entah kenapa Keira senang hal itu. Senang karena Dikta tidak mendengar sebutan untuk gabungan namanya dan Via.

🔖🔖🔖

Keira duduk di kantin bersama Dina dan Sisil. Kali ini Zeyn juga ikut gabung bersama mereka. Yah ... Keira pasti tahu maksudnya Zeyn yang tiba-tiba ikut nimbrung bersama mereka. Zeyn ingin dekat-dekat sama Dina.

"Kei, gimana kemaren, ngedate ama Arfan." Dina menatap Keira sambil menopang dagu dengan tangannya.

"Huh, sekarang lo berpaling ke Arfan?" tanya Sisil.

"Ng-gak, gue ama Arfan cuma temenan."

"Arfan nembak lo?" tanya Zeyn, membuat ketiga cewek itu menoleh ke arahnya. "Oke oke, ini pembicaraan cewek."

Zeyn tidak bisa mengajak Dina bicara. Ia sebenarnya ingin berdua sama Dina tapi apalah daya, Dina selalu saja nempel sama cewek bermuka tembok-Keira. Ia sudah lama menunggu tapi Zeyn belum ada kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. Atau belum ada waktu yang tepat untuk nyatakan cinta. Apa nunggu Zeyn jomblo menahun dulu, baru ia bisa nembak Dina.

"Gak tahu, gue belum punya perasaan sama Arfan," ucap Keira pelan.

"Jadi lo udah mulai ngelupain Dikta." Nyerocos Dina tanpa melihat situasi.

"Uhuk ..." Zeyn tersedak saat minum jus. Dina melongo saat tahu Zeyn masih duduk di sana bersama mereka.

Keira menghela nafas kesal saat si ember ini berhasil membuat seorang lainnya tahu kalau ia suka sama Dikta. Dina menoleh ke arah Keira namun Keira hanya memandang ke arah lain. Hal ini juga membuat Sisil makin geram terhadap Dina.

"Jadi," ke empat murid itu menoleh dan mendapati Via berdiri di samping meja mereka, "lo suka sama Dikta."

Astaga, satu hal yang tidak diinginkan Keira adalah Via tahu perasaannya terhadap Dikta. Namun, takdir tidak berpihak kepadanya (lagi). Ini bukan salah Dina tapi ini terjadi begitu saja. Mereka lagi di kantin dan tentu saja siapapun bisa datang ke sini termasuk Via.

The Hidden Feeling | ✔Where stories live. Discover now