27

293K 16.5K 570
                                    

Novel Adeeva dan Arga bisa dibeli di shopee aku ya : eka.pertiwi29

Harga 90k + bonus hadiah random

Adeeva merasa jika hidupnya semakin flat saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adeeva merasa jika hidupnya semakin flat saja. Bangun pagi, beres-beres rumah, berangkat ke sekolah, beres-beres rumah lagi, lalu tidur. Selalu begitu memang yang terjadi di setiap harinya.

Kadang ... Adeeva menyerah. Hubungan yang ia jalani dengan laki-laki yang bernama Arga itu sama sekali tak berjalan dengan baik. Ehm, maksudnya ... hubungan mereka tetap jalan di tempat. Terkadang ia lupa, jika dirinya sudah menjadi seorang istri ... perempuan yang sudah bersuami.

Bosan. Mungkin itulah kata yang cocok untuk mengutarakan isi hatinya saat ini.

Dia rindu. Pikirannya melayang ke mana masih ada sosok bidadari dalam hidupnya, malaikat pelindungnya, Ibu. Sosok itu adalah malaikat pelindung bagi Deeva. Keluh kesahnya selalu ia bagi dengan sang ibu. Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar, cukup lama memang. Tetapi kenangan bersama sang ibu masih tergambar dengan jelas dalam ingatannya, dan memang akan selalu begitu sampai akhir hayat. Bisa dibilang, Deeva memang lebih dekat dengan sang ibu daripada ayahnya.

"Ga." Adeeva memanggil suaminya yang sedang berbaring di sofa dengan handphone yang ada di tangannya.

Arga hanya bergumam menanggapi seruan istrinya.

"Gue izin ke luar ya?"

Arga yang semula tiduran di sofa pun langsung bangun, mengambil posisi duduk. "Ke mana?"

"Rumah. Kangen rumah."

"Rumah?" tanya Arga seraya mengerutkan keningnya. Ia belum paham dengan kata 'rumah' yang dimaksud istrinya. Karena jelas-jelas apartemen ini adalah rumah mereka.

Adeeva mendecak. "Rumah Papa."

"Ah." Arga mengangguk-anggukan kepalanya begitu ia paham maksud sang istri.

"Boleh ya?"

"Gue ikut."

"Eh, ngapain? Katanya lo mau ke kafe juga kan?"

"Iya emang. Tapi bisa dicancle juga," jawabnya dengan santai membuat Deeva mendengkus. "Jangan elah! Gak usah lebay. Gue sendiri gak papa kok. Kan lo udah ada janji temu sama Mas Rizal."

"Gampang, gue telpon aja buat batalin."

"Nggak baik itu namanya, ingkar janji."

"Ya udahlah, gue anterin. Ntar pulangnya jemput."

"Nggak!" tolak Deeva dengan cepat. "Nggak usah anter jemput juga. Gue gak papa sendiri."

"Gue yang kenapa-napa," ucap Arga dengan tegas membuat Adeeva yang masih menggerutu pun terdiam. "Ha?" responnya kemudian.

"Ayo!" ucap Arga mengacuhkan istrinya yang masih diam di tempat.

"Ish, bentar! Belom dandan."

Arga menggelengkan kepalanya. Ini dia ... Deeva itu sesuatu. Udah pakai baju rapi aja mesti dandan lagi. Padahal menurutnya, Adeeva sudah terlihat cantik dengan kaos serta celana rumahannya.

Adeeva dan ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang