14. Junub

13.2K 323 9
                                    

Gelora 💗 SMA

Minggu pagi,

Aku masih enggan beranjak dari pembaringanku. Badanku masih nyaman nempel di pelukan guling dan kasur. Padahal, Ibu sudah beberapa kali membangunkan aku, namun aku cuek saja. Entahlah, tubuhku terasa kehilangan energi untuk bangkit dari tempat tidur.

''Polo!'' Suara Ibu menggelegar seperti suara geledek.

''Bangun ... sudah jam 9!'' lanjutnya, masih dengan oktaf sopran, dan kalau sudah begini mau tidak mau aku harus meninggalkan pelukan guling.

''Iya, Bu!'' sahutku.

Dengan setengah sadar, aku keluar dari kamarku. Ibu sudah menghadangku dengan memasang wajah yang seram.

''Buruan mandi biar seger!'' serunya sambil melempar handuk ke arah mukaku, ''Anak cowok itu tidak boleh malas!'' imbuhnya menasehatiku. "Mentang-mentang liburan, bangunnya siang ... mau jadi apa, kamu?'' kata Ibu lagi.

''Hmm ...'' gumanku seraya berjalan ke arah kamar mandi, Ibu terus nerocos ini ono kucrut dan aku tidak mendengarkannya.

__Maaf ya, Bu!

Di kamar mandi, aku langsung membuka semua pakaianku. Dan pada saat aku membuka celana dalamku, aku menemukan noda sperma yang sudah mulai mengering. Ya, benar ... semalam aku habis mimpi basah. Mimpi enak karena disertai dengan ejakulasi (pemancaran sel-sel sperma dari alat reproduksi).

Tahukah kamu? Mengapa aku jadi bermimpi jorok, tapi membawa kenikmatan itu? Ini semua karena pikiran-pikiranku yang terus dipenuhi oleh bayang-bayang Bang Armando, sehingga tanpa aku sadari bayangan itu masuk ke alam mimpiku.

Dia (Bang Armando) menelusup ke dalam alam bawah sadarku. Sosoknya yang rupawan seperti bidadari man version itu membawaku ke sebuah tempat yang tidak aku ketahui. Di sana laki-laki berbadan tegap ini mengajakku melakukan perbuatan mesum seperti yang aku lihat dalam video porno yang biasa aku tonton di smartphone.

Kami berdua bertelanjang bulat, kemudian kami saling bercumbu dan merapatkan tubuh. Bang Armando mencium keningku, pipiku kemudian bibirku. Selanjutnya kami beradu asmara, hingga kami berada pada puncak gairah yang menguras energi jiwa. Aku tidak tahu apa yang terjadi, mungkin itulah yang dinamakan bersetubuh? Aku masih ingat betul kala sosok Bang Armando dalam mimpiku itu meniduriku, membuat gesekan-gesekan manjah di sekitar area pantatku dan menggempur dahsyat lubang persenggamaanku dengan perkakas pribadinya. Kami merintih, mendesah mengeluarkan jeritan-jeritan nafsu yang menggugah syahwat. Hingga kami terkulai setelah memancarkan cairan orgasme dari ujung kejantanan kami.

Cruuut ... cruutt ... cruuut!

Kenikmatan itu merenggangkan otot-otot tubuhku, hingga aku tersadar dan terbangun dari mimpiku.

Nafasku tersengal-sengal, keringat mengucur deras di sekujur tubuhku. Aku merasa lelah. Aku seperti orang yang habis bercinta sungguhan. Celanaku banjir dengan sperma. Namun aku membiarkannya, karena hari masih sangat gelap. Perlahan aku menghirup nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya sedikit demi sedikit. Setelah aku merasa tenang, aku tidur kembali hingga pagi. Dan mungkin mimpi persenggamaan inilah yang membuatku jadi malas untuk bangun pagi. Karena energiku seakan terkuras oleh mimpi yang ganjil itu.

Ah ... Bang Armando, kenapa kamu musti hadir di dalam mimpiku. Mimpi yang jorok pula! Kamu benar-benar membuatku gila. Tapi aku tidak mau menjadi gila karenamu.

Aduh ... kenapa aku jadi memikirkan dia lagi, sih? Udah ah, lebih baik aku mandi. Mandi junub buat membersihkan tubuh dan otakku yang sudah kelewat kotor.

 Mandi junub buat membersihkan tubuh dan otakku yang sudah kelewat kotor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gebyar-gebyur, aku membasuh seluruh tubuhku dengan dinginnya air. Aku berharap aku akan kembali suci dan terbebas dari pikiran buruk yang menyelimutiku.

Well, usai mandi aku langsung berganti pakaian. Lalu pergi ke meja makan, di situ Ibu sudah menyiapkan aku sarapan. Nasi uduk semur jengkol (ga ding ... aku tidak suka jengkol). Yang ada nasi uduk beserta lauk pauknya seperti bihun, bawang goreng, kerupuk, tempe goreng dan sambal terasi.

Ibuku memang baik, beliau tetap memperhatikan aku walaupun aku kadang mengacuhkan perhatiannya. Sekali lagi aku mohon maaf ya, Bu ... aku sayang kok, pada Ibu. Sungguh!

Gelora 'G' SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang