Part 7 - B

697 38 0
                                    


Benar saja, seperti ucapannya saat sarapan, Hyunhee tidur hingga fajar terbenam. Chanyeol menghampiri kamar Adik perempuannya itu, untuk membangunkannya.

Chanyeol mengguncang-guncangkan tubuh Hyunhee dan sesekali menepuk pipinya, itu cara membangunkan seseorang yang jauh dari kata lembut. "Ya! Ireona palli!" teriak Chanyeol tepat di telinga Hyunhee.

Plak!

Hyunhee berbalik dan tanpa sengaja mendaratkan tamparan di pipi Chanyeol. Hyunhee berlonjak kaget saat tangannya menyentuh sesuatu dengan keras dan dia –pun merasa kesakitan. Saat dia bangun, di lihatnya sang Oppa sedang memegangi sebelah pipinya. Kini Hyunhee mengetahui apa yang baru saja dibuatnya adalah suatu kesalahan fatal.

Hyunhee berguling ke sisi ranjang yang kosong, hendak meloloskan diri dari amukkan sang Oppa. Namun malang, bahkan sebelum dirinya jatuh –pun, dia sudah tertahan. Chanyeol menarik selimut yang melilit tubuh Hyunhee.

"Kau pikir bisa lolos, setelah menamparku," ucap Chanyeol terdengar menakutkan bagi Hyunhee.

Tak!

Sebuah jentikkan keras diberikan Chanyeol untuk Hyunhee, di dahinya. Gadis itu menggosok-gosokkan dahinya dengan tempo cepat. "Rasakan!" ucap Chanyeol puas lalu meniup jari telunjuknya.

"Oppa kejam sekali," oceh Hyunhee.

"Mau lagi, eoh?" tanya Chanyeol bersiap-siap dengan meletakkan jentikkan jarinya di depan dahi Hyunhee. "Katakan. Sebelum aku menyentilmu, lagi," ucap Chanyeol seakan memperingatkan. "Apa yang kau bisikkan padaku pada malam itu?"

"Apa?" Hyunhee bertanya balik. "Ohhh~ Itu!" Hyunhee mendekatkan mulutnya pada telinga Chanyeol dan mulai membisikkan sesuatu.

"Ya ~ Ish! Kau meledekku, eoh?" Chanyeol kembali menyentil dahi Hyunhee. "Masih tak mau bicara?" Chanyeol memberikan Hyunhee kesempatan.

"Baiklah .. Baiklah .. aku bilang; Oppa –ku yang tampan, maafkan aku mengganggu malammu bersama Raerim eonnie," ucap Hyunhee pelan.

"Apa? Apa? Kau bilang apa tadi?" tanya Chanyeol seakan dia tuli, sehingga membuat Hyunhee mengulangi perkataannya barusan.

" ... maafkan aku mengganggu malammu bersama Raerim eonnie," ucap Hyunhee mengulangi kata-katanya.

"Bukan, bukan yang itu. Yang kau bilang, aku ini ... apa tadi."

"Akh ... sudah! Aku malas mengatakannya lagi. Oppa cuman mau dengar pujiannya saja –kan?"

"Baiklah. Aku serius, kau jawab pertanyaanku yang satu ini dengan jujur, maka kau boleh pergi," ucap Chanyeol kali ini benar-benar serius. "Katakan. Kau benar-benar tenggelam atau sengaja tenggelam?" tanya Chanyeol kembali membahas kejadian kemarin pagi.

[Flashback]

Di saat orang-orang di rumahnya masih terlelap dalam mimpinya, Hyunhee bangun dan beranjak dari tempat tidur. Dia menuruni tangga dan pergi menuju dapur, dia haus. Sembari membawa gelas, dia hendak kembali ke kamar. Namun Hyunhee menghentikan langkahnya, saat melihat halaman belakang dari balik jendela. Dia melangkahkan kakinya keluar, berjalan menuju ayunan dan duduk disana. Hyunhee menyentuh tempat kosong di sebelahnya, biasanya dia menaiki ayunan bersama Hyunji dan Chanyeol oppa yang mendorongnya. Seperti beberapa saat lalu, sebelum keberangkatannya ke London.

Tapi itu, hanya tinggal memori. Butuh waktu untuknya agar dapat menaiki ayunan itu kembali bersama Hyunji, dan itu entah kapan. Hyunhee beranjak dari ayunan, langkah kakinya berjalan menghampiri kolam renang. Dia duduk berjongkok di tepi kolam renang, dapat dia lihat pantulan dirinya di air.

My Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang