4. Efek Ngeyel

13.1K 884 46
                                    

Kana membuka matanya secara perlahan. Ia menolehkan kepalanya ke samping. Begitu menoleh, dilihatnya Tio yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sudah Kana tebak, pasti kakaknya selama semalaman menjaganya di sini dan Kana tidak menyadarinya.

"Udah bangun?" Tanya Tio begitu menyadari Kana sedang memperhatikannya.

"Jam berapa?" Tanya Kana seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

Tio melirik arloji yang melingkar di tangannya, "Enam kurang." Jawab nya.

Kana menyingkap selimut tebal yang menutupi kakinya kemudian turun dari kasur, "Loh mau kemana?" Tanya Tio.

"Sekolah lah." Jawab Kana, ia sudah bersiap melangkah ke kamar mandi.

"Ga ga! Ga ada sekolah, meriang begitu sekolah." Cegah Tio.

"Gue gapapa mas, liat?" Kana merentangkan tangannya untuk meyakinkan kakaknya itu bahwa dia baik-baik saja. Dan Tio pun tidak percaya begitu saja, ia menyentuh kening Kana untuk memastikan apakah anak itu benar-benar baik atau tidak.

"Panas?" Tanya Kana.

"Enggak sih." Kata Tio sambil menggelengkan kepalanya.

"Yaudah gue mau mandi dulu."

"Ehhh bentar!" Tio menahan Kana yang hendak berjalan menuju kamar mandi.

"Apalagi?"

"Cuci muka aja gausah mandi! Ato ga sekolah." Kata Tio final.

Ingin rasanya Kana memprotes tapi tidak ada pilihan lain jika ia ingin diizinkan untuk berangkat ke sekolah. Tio memang sangat protektif pada Kana, tidak jauh beda dengan ayah dan bundanya. Terkadang Kana sedikit risih dengan perlakuan keluarganya, namun ia tahu itu berarti keluarganya sangat menyayanginya, sampai-sampai keluarganya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"Oke ga mandi." Kata Kana sebelum masuk kedalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Kana memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mendapat izin dari bundanya agar ia bisa pergi ke sekolah.

🌙🌙🌙

Setelah melalui sedikit perdebatan dengan bunda nya tadi sebelum pergi ke sekolah, akhirnya Kana pun berhasil meyakinkan bunda nya bahwa ia baik-baik saja. Seperti hari kemarin Kana diantar oleh Tio karena memang kebetulan Tio ada mata kuliah pagi.

"Jangan paksain kalo udah ga enak." Ujar Tio saat Kana akan membuka pintu mobil.

"Iya." Setelah berhasil turun dari mobil, Kana langsung melangkahkan kaki jenjangnya memasuki area sekolah.

Sepanjang koridor Kana mendengarkan beberapa siswi yang berbisik-berbisik tentang dirinya. Namun bukan seperti bisikan, lebih tepatnya seperti berbicara biasa dengan volume yang cukup keras sehingga Kana dapat mendengar semua yang mereka katakan dengan jelas.

"Kanaka ganteng banget gilak."

"Ganteng tapi mukanya datar banget kek triplek."

"Kapan gue di notice sama Kana."

"Ketampanan yang hakiki."

Kana sama sekali tidak berniat untuk menghiraukan ucapan-ucapan dari para siswi tersebut. Hanya saja telinga  Kana masih berfungsi dengan baik sehingga mau tidak mau ia dapat mendengarkan semua ucapan-ucapan itu sepanjang koridor.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang