That Should Be Me [MarkHyuck / Markchan]

Part 3

Do you do what you did when you did with me?

Does he love you the way I can?

Aku menatap Mark yang sedang menikmati makanan buatanku dengan lahap. Betapa aku sangat merindukannya setelah sekian lama kami tidak bertemu.

"Hey Boo, kenapa kau menatapku terus?" tanya Mark tanpa mengangkat wajahnya. Boo adalah panggilan sayangnya untukku.

"Ti-tidak. Si-siapa yang menatapmu?" jawabku gelagapan karena ketahuan.

Mark mengangkat kepalanya dan menyudahi acara makannya. Piringnya sudah kosong.

"Apa kau masih marah padaku karena kemarin tidak jadi pulang bersama? Aku minta maaf, ponselku habis baterai dan ternyata Prof. Kim menahanku hingga larut malam. Aku kan sudah menjelaskannya, Boo."

Aku tersenyum sedih, "Aku tidak marah."

Mark memicingkan matanya, "Lalu, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa Mark." Mark tetap menatapku dengan pandangan bertanya. "Sungguh!" ujarku meyakinkan.

"Baiklah jika memang tidak ada apa-apa. Aku datang ke apartemenmu bukan untuk bertengkar."

"Ya aku tahu." Aku pun membereskan peralatan makan kami dan membawanya ke tempat cuci piring. Mark membantuku dengan membersihkan meja makan yang kami gunakan.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Mark saat kami duduk bersama di sofa depan televisi.

Aku menggelengkan kepala, "Entahlah. Mungkin bersantai saja di sini."

"Apa kau ingin aku menemani mu di sini? Aku memiliki waktu luang hingga pukul dua." Mark menarikku ke pelukannya. Tanpa sadar aku memejamkan mata ketika menghirup aroma khas dari tubuhnya ketika aku sudah berada di pelukannya. Aku merindukannya hingga rasanya ingin aku menahannya di sini seharian.

"Aku senang akhirnya kita bisa bertemu." Ujarku lirih. Mark mengusap rambutku lembut.

"Maafkan aku yang sibuk dengan penelitian. Kau tahu kan, Prof. Kim begitu antusias dengan project kami akhir-akhi ini." Aku hanya menggumam tanda mendengarkan perkataannya.

Sebetulnya ingin aku bertanya soal Jaemin yang aku dengar sedang dekat dengan Mark belakangan ini, tapi aku hanya seorang pengecut yang takut akan kehilangan Mark jika aku berani menanyakannya. Aku begitu mencintai Mark hingga rasanya sakit yang kurasakan kemarin hilang seketika saat mendapatinya mengetuk pintu apartemenku pagi ini. Aku tidak mau kehilangan pria yang berada dipelukan saat ini, meskipun harus dibayar dengan kesakitan yang amat sangat.

Waktu pun berlalu dengan sangat cepat hingga akhirnya Mark pamit untuk kembali ke Lab.

"Jika ada apa-apa hubungi aku ya." Aku hanya mengganggukan kepala sembari mengantarkannya ke depan pintu apartemenku. Dalam hati aku hanya bisa meringis, kau bahkan tidak menjawab pesanku setiap kali menanyakan kabarmu Mark.

"Aku pergi dulu."

Aku melambaikan tangan padanya, "Hati-hati Mark."

Mark mengacungkan jempolnya dan hilang ditelan lift yang membawa dirinya turun dari sini.

Aku pun kembali masuk ke dalam apartemen dan seketika tubuhku jatuh terduduk di depan pintu sembari melemparkan ponselku yang menampilkan pesan dari orang yang tidak dikenal. Pesan itu berisi foto-foto Mark bersama orang yang tidak ku kenal sedang makan bersama dan bergandengan tangan. Keduanya terlihat sangat bahagia. Apakah itu Mark dengan Jaemin? Aku tidak tahu. Orang itu tidak memberi keterangan dalam pesannya. Mark tidak tahu jika sedari tadi aku menahan diri untuk tidak meraung-raung mempertanyakan hubungannya dengan pria lain.

Aku dengan tertatih berjalan menuju kamarku dan mengambil salah satu pigura foto yang menampilkan fotoku dengan Mark saat kami pergi berkencan ke taman bermain. Rasanya sangat pedih mengingat apakah ia juga melakukan hal yang sama dengan pria itu? Apakah Mark juga memperlakukan pria itu sama seperti saat ia bersama dengannya? Dan apakah pria itu juga mencintai Mark seperti ia yang begitu mencintai Mark?

TBC