Gemerlap lampu sorot menyilaukan, membelah malam Los Angeles seperti meteor. Karpet merah di Global Icon Film Awards adalah medan perang bagi glamor. Dan malam ini, Veronica Kim adalah sang pusat perhatian yang tidak akan pernah terabaikan. Ia berdiri di ujung karpet, bagai dewi yang turun dari kayangan. Gaun malamnya adalah karya masterpieces haute couture Prancis, berkilauan dengan ribuan kristal tangan yang menangkap setiap kilat kamera, membuatnya seolah-olah mengenakan seluruh galaksi. Gelang platinum di pergelangannya yang ramping, sebuah hadiah dari brand ambassador ternama. Senyumnya sempurna dan memikat, diarahkan ke kanan dan kiri. Setiap lenggokan tubuhnya, setiap lambaian tangannya begitu elegan. Sorakan penggemar dan teriakan para fotografer menyatu menjadi simfoni kekaguman yang menggema.
"Veronica! Look here, please!"
"Veronica, you're stunning!"
Veronica berjalan anggun di sepanjang karpet merah, berhenti sejenak untuk wawancara singkat. Suaranya lembut dan penuh keyakinan, menjawab setiap pertanyaan dengan kecerdasan dan karisma yang membuat pewawancara terpesona.
"Peranku kali ini mengajarkan tentang kesabaran dan keikhlasan dalam menerima takdir," ujarnya dengan tersenyum hangat. Matanya telah memenangkan hati jutaan orang berbinar di bawah lampu. "Tentang menemukan kekuatan di dalam kelemahan kita."
Veronica Kim adalah ratu malam ini. Ketika namanya disebut sebagai pemenang Aktris Terbaik, seluruh teater berdiri memberikan standing ovation. Ia berjalan ke panggung, gaunnya berkilauan, air mata kebahagiaannya berlinang atas pencapaiannya. Di tangannya, patung penghargaan itu terasa seperti konfirmasi atas segala kerja keras dan pengorbanannya.
"Ini bukan hanya untukku," ujarnya. Suaranya terdengar bergetar penuh emosi, memandang ke bawah kepada rekan-rekannya, keluarganya di dunia akting. "Ini untuk setiap perempuan yang berani bermimpi ....."
Namun, mimpinya tiba-tiba terinterupsi. Saat dia turun dari panggung, di balik tirai, di mana sorotan kamera tidak lagi menjangkaunya, asisten pribadi setianya, Mia, mendekat dengan wajah pucat. Di tangannya, terlihat ponsel Veronica tidak henti-hentinya bergetar. Di layar, tertulis satu kata, Daddy. Bahkan di puncak kesuksesannya, sebuah panggilan dari Jongin bisa membuat jantungnya berdebar kencang bukan karena sukacita, melainkan karena kecemasan. Ada sesuatu dalam nada getar ponsel itu yang terasa mendesak.
"Dia sudah menelepon lima kali, Nona," bisik Mia khawatir.
Dengan senyum yang masih terpaksa terukir di bibirnya, Veronica mengambil ponselnya dan menyelinap ke sebuah ruang ganti kecil yang sepi. Suara gemuruh applause masih terdengar samar-samar dari balik dinding.
"Dad?" ujar Veronica membuka obrolan, mencoba menyembunyikan getar di suaranya.
Suara di seberang sana tidak menyapa atau memberi selamat. Yang ada hanya sebuah desahan berat, diikuti oleh keheningan yang menegangkan.
"Veronica." Suara Kim Jongin terdengar parau, penuh beban yang telah dipikulnya selama puluhan tahun. "Kau harus pulang. Sekarang juga."
"Pulang? Dad, aku baru saja akan ada after party dan ...,"
"Batal!" potong Jongin dengan nada yang tidak biasa. Sebuah kepanikan yang tertahan. "Ini darurat, Nak. Ini tentang keselamatan keluarga kita."
Veronica membeku. Darahnya seakan berhenti mengalir. "A-apa yang terjadi? Apakah kakek ....."
"Bukan," jawab Kim Jongin singkat. Lalu, dengan suara yang bergetar, ia mengucapkan kata-kata yang akan menghancurkan dunia Veronica yang baru saja ia raih dengan susah payah. "Itu tentang perjanjian lama dengan keluarga Malik."
Veronica bersandar pada dinding, tubuhnya tiba-tiba lemas. Nama Malik adalah hantu dalam keluarganya, sebuah dongeng pengantar tidur yang menakutkan. Ia tau sekilas tentang dendam berdarah itu, tentang seorang anak perempuan di masa lalu yang tidak pernah dikenalnya.
YOU ARE READING
The Red String of Fate
RomancePernikahan mereka adalah gencatan senjata yang dibungkus dengan indah. Javadd Malik, seorang mafia yang kejam, melihat pernikahan kontraknya dengan Veronica Kim, bintang Hollywood yang bersinar hanya sebagai transaksi. Wanita itu adalah kunci perdam...
