Part 2 - B

1.4K 71 0
                                    



Golden Garment, Seoul.

Golden Garment merupakan salah satu perusahan besar yang memproduksi pakaian jadi di Korea, bahkan sudah di ekspor ke berbagai negara. Sebagai perusahaan yang telah berdiri lebih dari belasan tahun, perusahaan tersebut terbilang baik dalam mempertahankan eksistensinya. Bukan saja dengan kualitas, tapi juga mode pakaian yang diproduksi terus mengikuti kesesuaian tren, jaman dan selera konsumen.

Seorang wanita paruh baya dan gadis muda baru saja memasuki gedung perusahaan tersebut, beberapa karyawan yang mereka lewati tampak membungkuk hormat. Berbeda dengan wanita paruh baya yang terlihat biasa saja saat berjalan, gadis muda itu terlihat kurang nyaman dengan perlakuan karyawan yang terus bersikap formal dan hormat. Gadis muda itu berpikir tindakannya salah mengajak wanita paruh baya itu bersamanya ke tempat ini, yang tak lain adalah Ibunya sendiri. Jika saja hanya dirinya yang datang sendiri, mungkin tak akan semencolok ini karena tak banyak yang mengenal dirinya di perusahaan tersebut.

Perasaan itu berhasil gadis itu lewati setelah memasuki lift, kini hanya dia dan Ibunya yang berada dalam kotak yang bergerak vertikal itu. Beberapa waktu diperlukan untuk dapat sampai di lantai tujuan mereka, pasalnya mereka hendak menemui pimpinan dari perusahaan yang berada di lantai teratas dari gedung tersebut. Tak lama kemudian pintu lift terbuka, terlebih dahulu mereka mendatangi meja resepsionis untuk menanyakan perihal keberadaan orang yang hendak mereka temui. Tanpa menunggu, mereka dapat segera masuk keruangan tersebut. Saat mereka memasuki ruangan, terdapat dua orang pria paruh baya disana. Seorang sedang duduk dibalik meja kerja dan berhadapan dengan beberapa kertas yang dia baca, sementara yang satunya sedang berdiri di samping meja sembari memegang map.

"Appa," panggil gadis itu pada seseorang.

Merasa mengenali suara tersebut, dia langsung mendongakkan kepalanya. Sebuah senyuman terlihat dari wajah pria paruh baya itu. "Eoh ... putriku, kau datang?" ucap pria paruh baya itu lalu segera beranjak dari meja kerjanya menghampiri putrinya dan memberikan pelukkan hangat.

"Presdir, kalau begitu saya permisi," ucap pria paruh baya yang merupakan sekretarisnya.

"Iya, terima kasih Pak Lee," ucap sang Presdir pada sekretarisnya itu. "Kau datang sendiri?" tanyanya kini kembali memerankan sosok ayah.

"Tidak, aku bersama Eomma. Masa Appa tak lihat?" tanya gadis itu heran. Dia berbalik badan memastikan keberadaan Ibunya. "Itu Eomma!" serunya.

"Dimana?" tanya sang Ayah lagi sembari mencari kesekeliling. "Ouh ... disitu rupanya istriku," ucap sang Suami sembari terkekeh. "Sepertinya kau kurusan, jadi aku tak melihatmu," goda sang Suami.

"Aigoo ... Liat siapa yang sedang bicara? Seorang pria tua menggodaku," jawab sang Istri menimpali ucapan sang Suami dengan canda. Lalu dia memeluk suaminya itu. "Yeobo, sepertinya kau mulai rabun, bagaimana bisa kau tak melihat kedatangan istrimu yang cantik ini?" Kini nada suara Ny. Park terdengar merajuk.

"Maafkan aku, Istriku. Kau perlu bersuara supaya aku tau kau datang," jawab Tn. Park.

"Tidak akan kumaafkan," ucap Ny. Park judes sembari melipat tangannya di dada.

"Eomma sudah, maafkan saja Appa. Sebenarnya ini salahku, karena aku lebih cantik jadi Eomma tidak kelihatan," ucap Hyunhee menimpali perdebatan orang tuanya, tapi lebih terdengar menyombongkan diri.

"Anak ini, benar-benar," ucap Ny. Park geram sembari menjewer telinga putrinya. "Memangnya siapa yang membuatmu jadi cantik? Itu karena cinta Eomma dan Appa."

My Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang