Prolog

26 10 9
                                        


"Katanya sih, gue juga nggak tahu faktanya." ucap gadis berambut sebahu.

"Oh."

Gadis tadi melongo, "Apa banget respon, lo. Just say 'oh'," katanya dengan nada tak percaya.

"Emang gue harus ngomong apa, Sen?"

"Apa kek apa," sahut gadis bernama Sena itu.

Valda, gadis yang sedari tadi lawan bicara Sena mulai beranjak. Sebelumnya ia menatap sejenak jam tangan berwarna biru yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Tiga menit lagi bel, kelas yuk!" ajaknya.

Sena mengangguk, lantas menyedot habis gelas berisi es tehnya lalu mengikuti langkah Valda yang telah mendahului.

*****

Pemuda itu mendengus. Sudah lima belas menit ia menunggu kepala sekolah tetapi sampai saat ini, belum terlihat juga batang hidungnya.

Krek!

"Maaf, tadi saya ada urusan sebentar," ucap seorang lelaki paruh baya yang ia yakini kepala sekolah.

Pemuda itu berdiri lantas tersenyum, "Tidak apa-apa, Pak."

"Perkenalkan nama saya Tejo Santosa." Pak Tejo mengulurkan tangannya di depan pemuda itu, yang disambut hangat.

"Nama saya, Yessar Kaelmiko. Tulisannya 'Caelmiko' ya, Pak," jelas pemuda itu dengan sedikit tertawa.

"Oke, Yesar. Silahkan duduk dulu," kata Pak Tejo sambil memposisikan duduknya.

Yesar mengikuti. Pemuda itu mendengarkan setiap yang di katakan kepala sekolahnya tentang pertanyaan mengapa pindah hingga peraturan sekolah ini, sesekali dirinya bertanya jika merasa tidak mengerti. Tidak lama, Pak Tejo berdiri mendekati meja kerjanya dan mengambil sebuah map.

"Kamu di kelas--" Pak Tejo menjeda kata-katanya sambil mencari sesuatu di lembaran kertas dalam map.

"Dua belas ipa tiga."

••••••••••••••







New Story yang niat gue selesaikan dengan cepat :v
Yang kemaren-kemaren gue tunda dulu dan ini penggantinya.
Semoga suka deh, ya.

Happy Reading!

SlideWhere stories live. Discover now