'Terkenang'

11.5K 450 68
                                    

Nabilla terbangun pada pukul 21.00, "Ayah........." teriaknya. Mendengar teriakan Nabilla, ibunya segera menghampirinya dengan membawa segelas air putih. "Minum dulu", suruh ibunya.

"Ayah mana Bun ?" Tanya Nabilla.

"Ayah .. ayah kamu .."

"Jujur Bun, ayah mana?"

"Ayah kamu sudah dimakamkan Nak sehabis isya tadi"

Nabilla menangis sejadi-jadinya dan segera dipeluk oleh ibunya.

"Nak sabar ini sudah takdir dari Allah"

"Ini semua gara-gara aku Bun"

"Gak Nak bukan salah kamu"

"Andai aku gak bolos dan langsung pulang, ayah gak bakal seperti ini," tangisnya semakin keras.

"Sayang sudah berhenti menangis dan menyalahkan dirimu"

"AAAAAAAAAAA.... Jangan panggil aku sayang pergi kamu.. pergi!," Nabilla berteriak dan terus menjerit.

"Nak tenang, ini Bunda kamu kenapa ?"

"Bu..Bunda?"

"Iya sayang"

"Bukan!, pergi kamu!," Nabilla melempar guling ke arah ibunya yang mau mendekat.

"Nabilla ini Bunda"

Akhirnya Nabilla bisa sedikit tenang setelah ibunya berhasil memeluknya.

"Nak kamu tidur ya, Bunda masih ada urusan di luar"

Nabilla mengangguk dan berusaha tidur, sedangkan ibunya kembali ke ruang tamu untuk mengikuti pengajian. Banyak orang disana termasuk anak-anak kecil yang merupakan murid dari Pak Khairun. Semasa hidupnya Pak Khairun menjadi sukarelawan mengajari anak jalanan tentang Al-Qur'an dan Islam.

💦

Sehari sepeninggal ayahnya, Nabilla hanya berada di kamar dan sesekali berteriak di sela tangisnya.Ia tak mampu menceritakan apa yang dialaminya kepada Ibunya. Seakan trauma, Nabilla tak pernah mau dipanggil sayang oleh siapapun termasuk ibunya.

Ibunya menyarankan Nabilla agar segera masuk sekolah karena ia sudah berhari-hari tak masuk ke sekolah. Namun Nabilla menolak, ia belum siap kembali melihat tempat yang penuh kenangan dengan Bagas tersebut.

"Nabilla...." panggil Ibunya.

Dengan langkah gontai Nabilla berjalan ke arah sumber suara.

"Kenapa Bun, tumben manggil biasanya langsung nyamperin ?"

"Itu nak, ada berita tentang siswa di sekolah kamu" ucap Bu Nisa yang tengah menonton televisi. Nabilla pun ikut duduk di sofa bersama ibunya.

"Pemirsa seorang Pengedar sekaligus Bandar Narkoba dengan inisial B yang merupakan Siswa dari SMA Samudra Biru telah berhasil melarikan diri....." ucap seorang penyiar berita yang suaranya kalah karena Nabilla lagi-lagi berteriak.

"Aaaaaaaaaaaaa.. gak .. jangan .." teriaknya.

"Kamu kenapa Nabilla, jadi sering berteriak histeris sepert ini?, Bunda jadi khawatir"

Nabilla tak menjawab hanya duduk dengan posisi menenggelamkan kepala dan memeluk lututnya.

"Nabilla kamu kenapa ?"

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang