Rain

4.5K 271 45
                                    

Cast

Min Yoongi
Park Jimin

Boyxboy

Dipersembahkan untuk para pembaca pengidap Pluviophile.
Dimana kamu menyukai saat hujan turun.

Inspirasi didapat saat aku terguyur hujan dijalan, dan.. Aku sangat menyukai hujan.

___________________________________________

Pluviophile sebuah istilah untuk orang-orang yang mencintai hujan.

Hujan, air yang turun ke bumi disebabkan oleh naiknya uap panas pada permukaan laut yang menyebabkan awan tebal berisi air.

Kemudian awan itu terbang terbawa angin dan berhenti tepat di suatu daratan. Kemudian air itu akan turun saat awan sudah tak sanggup menampungnya, membasahi bumi dari tandusnya tanah akibat sinar panas matahari.

Banyak orang yang akan buru-buru berlari atau berlindung dan menghindar saat air itu turun. Namun ada sebagian orang yang sangat menikmati turunnya air itu.

Jimin berjalan di tengah hujan yang mengguyur kota di sore hari.

Ketika semua orang berlari menghindar dan berteduh Jimin dengan langkah pasti terus berjalan menuju rumahnya.

Dia mengabaikan hujan itu. Basah, Jimin tidak perduli, toh sampai dirumah dia bisa langsung mandi dan mengganti pakaian agar tidak masuk angin. Pikirnya.

Jimin sangat menikmati perjalanan di tengah guyuran hujan.
Sesekali dia mendongakan kepalanya ke atas berusaha melihat air hujan yang turun. Namun bukannya melihat, air itu malah masuk ke celah matanya "Perih!"

Kemudian ia tersenyum menikmati suatu aroma santai saat air itu jatuh menyentuh bumi. Tenang, damai, itu yang Jimin rasakan.

Namun tiba-tiba langkah Jimin terhenti saat dia tak merasakan air hujan turun membasahi tubuhnya. Jimin mendongak dan melihat sebuah payung hitam menghalangi.

"Sudah berapa kali ku katakan padamu, jangan suka hujan-hujanan, kau bisa sakit Park Jimin! " Ucap seseorang yang melindungi Jimin dengan payungnya.

Jimin berbalik badan.

"Hyung! "

Pria itu mengambil tangan Jimin, menggenggamnya kemudian melihat kuku-kuku Jimin.

"Kau lihat, kuku mu sudah membiru, begitupun bibir mu, kau sudah kedinginan tapi tetap saja kau abaikan"

"Tapi hyu~~!"
Belum selesai Jimin berbicara pria itu memotong ucapannya dan berkata.

"Bajumu juga sudah basah semua, ayo kita pulang!" kemudian ia menggandeng tangan mungil Jimin.

Dalam perjalanan Jimin hanya menunduk terdiam.
Dia tahu dia salah, tapi dia sangat menyukai hujan. Namun pria di sampingnya ini selalu khwatir dengan kebiasaan Jimin.

Sesampai dirumah Jimin langsung mandi dan mengganti pakaiannya. Dia terduduk di tepi ranjang, menikmati hangatnya suhu kamar itu.

Kamar yang tidak terlalu luas. Nampak sederhana dengan interior bercorak hitam dan putih yang menampilkan kesan elegan.

Terdapat satu nakas yang terletak di sisi kiri tempat ranjang yang di atas nya berdiri sebuah lampu tidur. Gordin jendela berwarna coklat yang sedikit terlihat mencolok karena dinding kamar yang berwarna putih.

Kemudian satu bingkai foto besar tertempal di dinding kamar yang memperlihatkan dua orang pria memakai setelan jas hitam dan putih.
Ada sebaris tulisan dibawahnya yang berisi Min Yoongi dan Park Jimin.
.
.

"Hyung! Sudah biar aku saja yang mengeringkan rambut ku! "

Tak menyambut ucapan Jimin, ia tetap melakukan aktifitasnya mengusap-usap rambut Jimin dengan handuk putih.
"Selesai! " ucapnya kemudian ia masuk ke kamar mandi, mandi dan mengganti baju. Ia juga basah kuyup karena berbagi payung dengan Jimin.
.
.
.
Jimin bangkit dari tempat tidur, kemudian berjalan menuju dapur.
Dia memanaskan air, kemudian mengambil dua bungkus bubuk cokelat, memasukan bubuk cokelat itu ke dalam dua buah gelas kemudian menyiramnya dengan air panas.

Namun tubuh Jimin sedikit tersontak kaget saat sebuah tangan melingkar memeluk pinggangnya dari belakang.

Kemudian Jimin juga mendapati pundaknya sedikit berat akibat ditumpuh oleh sebuah dagu.
Dia juga merasakan deru napasnya yang hangat dan sentuhan bibir yang lembut menjalar di sekitar ceruk leharnya.

"Kau sedang membuat coklat panas? " Suara berat mengisi kesunyian dapur apartemen.

"Hmmm! " Jimin mengangguk, membenarkan pernyataan itu.

Pria itu melepaskan pelukannya saat Jimin mulai mengangkat kedua gagang gelas, berbalik kemudian berjalan menuju meja makan.

Di atas meja makan sudah terdapat dua bungkus kotak ayam goreng cepat saji yang siap untuk disantap.

Keduanya mendudukan diri di meja makan.

Jimin tersenyum bahagia melihat wajah pria di depannya yang asik menghembus-hembuskan coklat panas.

"Diletakan saja hyung, cuaca sedang dingin, nanti juga coklatnya dingin! " Ucap Jimin sambil membuka satu kotak ayam goreng.

Pria itu meletakan gelasnya menuruti apa yang Jimin katakan, kemudian dia mengambil ayam goreng yang Jimin sodorkan padanya.
"Park Jimin! " Panggilnya.

Jimin yang merasa terpanggil berhenti melakukan kegiatannya memakan potongan-potongan ayam goreng itu.

"Iya Hyung! "

"Besok kalau kau keluar bawalah payung, ini musim hujan, kau bisa sakit kalau membiarkan tubuhmu basah diguyur hujan! Kau mengerti"

Jimin menganggukkan kepalanya
"Iya Hyung, Jiminie mengerti! "

"Bagus! "

"Yoongi Hyung! " panggil Jimin pada pria di depannya.
Yang terpanggil melihat ke Jimin.
Kemudian Jimin menggenggam tangan pria itu, mengelus lembut dengan jemari mungilnya.

"Terima kasih! " ucap Jimin

"Untuk ?"

"Sudah memberikan seluruh perhatianmu dan bersedia menemani ku seumur hidup."

"Aku hanya tak mau melihat orang yang ku cintai jatuh sakit. Jadi demi aku, tetap lah sehat." mengenggam tangan sang terkasih dan mengecupnya dengan lembut.

"Hmm! Aku mencintaimu Hyung!" seru Jimin.

"Aku juga mencintaimu! "

Hangat, hati Jimin menghangat.
Tidak ada hal yang lebih membahagiakan bagi Jimin selain dapat menikmati nikmatnya tetesan hujan dan sentuhan hangat dari suaminya. Yah.. Pria yang duduk berhadapan dengannya yang mempersuntingnya dua bulan yang lalu.

Min Yoongi, pria pucat dengan sikap yang dingin. Namun selalu berhasil menghangatkan jiwa dan raga seorang Park Jimin.

.
.
.
________

End

Medan, 9 Mei 2018

Buat Ara.. Tetap semangat!!
Hadiah buat mu.. 😘

Bangtan Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang