4thbeats

158K 8.4K 480
                                    

⌣«̶··̵̭̌·̵̭̌✽̤̥̈̊ Hearbeat ✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣

Balap motor.

Brong dkk menggiring kami ke tempat balap motor, liar dan ilegal. Tentu ini lebih baik dari pada digiring ke gudang kosong kemudian dibunuh, tapi tetap saja bikin khawatir. Aku baru saja keluar kantor polisi dan aku sangat tidak mau masuk kesana lagi. Walau sepertinya kemungkinan Polisi menemukan tempat ini sangat lah kecil. Yang aku tahu, ini sudah bukan lagi kawasan Jakarta dan jauuuh dari kota.

Brong dkk memisahkan diri ke sisi lain dimana Elang menghentikan motornya. Ditengah jalanan ada beberapa motor sport lain berjejer yang tak kalah gede dan hebohnya satu sama lain. Sepertinya dari semua motor disini cuma Elang yang motornya nampak biasa saja, original, sementara yang lainnya sudah 'didandani'.

Brong turun dari motor dan membisikkan sesuatu pada pria yang berbadan kekar. Pria itu berdiri. Woah, dia bahkan lebih besar dari Brong.

Ew ew the body.

Karena dia hanya memakai vest ,aku bisa melihat tubuhnya yang kekar. Ampun deh. Daripada sixpacks, perutnya lebih mirip roti sobek kebanyakan ragi. Aku rasa Ade Rai bakal kalah kalau beradu dengan Hulk kelamaan berjemur itu.

Pria kelebihan otot begitu entah mengapa membuatku jijik. Oh! Lihatlah kedua payudaranya, masa lelaki punya payudara, ew.

"Elang!" seru Hulk dengan keantusiasan yang berlebihan. Dia tersenyum lebar, menarik saraf-saraf di wajahnya membuat dia nampak lebih muda dari sebelumnya. Sulit mengatakan berapa umurnya. Dia lumayan ganteng sih, agak cute. Tapi ya itu , berotot, ew lagi.

"Sumpah gue ngga ngasih tau dia dimana elo berada," kata seseorang yang berdiri disamping motor Elang. Dia memakai topi baseball dan jaket Harley Davidson. Dia melirikku sebentar sebelum kembali mengalihkan perhatiannya pada Elang.

"Gue tahu. Brong nyegat gue di jalan," kata Elang. Dia lalu menoleh ke arah Hulk. "Gue udah pernah bilang bukan, taruhan kecil bukan spesialis gue."

Hulk tertawa. "Makanya gue bawa elo kesini karena ini bukan lagi taruhan kecil."

"Oh ya? Berapa?" tanya Elang, santai.

Hulk berdiri disamping sebuah motor hijau, hampir mirip seperti motor Elang ini, lalu mengelus joknya.

"Gue mau Triumph punya elo. Dan si pembonceng jadi bonusnya."

Si Hulk naik ke atas motornya, kemudian tidak lama kemudian seorang cewek cantik, cantik banget, naik dibelakangnya. Rambutnya terlihat sangat hitam, kulitnya putih, dan lipstiknya sangat merah. Dia hanya memakai tanktop putih dan cerana pendek tidak sampai setengah paha serta boots hitam dengan banyak rantai.

Tunggu sebentar, tadi dia bilang apa? Si pembonceng jadi bonus? Maksudnya aku. Ew aku sangat tidak mau dekat-dekat sama si Hulk itu! Walau Elang pasti tidak keberatan dapat cewek itu, tapi aku sangat keberatan kalau harus sama si Hulk. Ew. Ew.

Elang tergelak. "Itu sangat konyol dan ngga adil," kata Elang. "Elo udah punya Triumph dan walau mungkin elo tertarik sama yang gue boncengin, tapi gue ngga tertarik sama yang elo boncengin. Ngga mau, terima kasih."

Beberapa orang yang menjagokan Elang tertawa. Aku melihat cewek itu mengtupkan mulut dan rahangnya kuat-kuat. Ooh, aku bisa merasakan bagaimana perasaanmu. Ditolak didepan khalayak ramai apalagi parasmu begitu rupawan pasti rasanya seperti ditusuk dan ditampar.

Aku tahu, aku akan menjadi cewek jahat kalau ikut tertawa, jadi aku tersenyum lebar saja. Hehe.

Hulk tertawa. "Begitu bagusnya yah pelacur yang lo bawa sampai ngga mau balikan sama Gladys walau hanya semalam?" Dia menyeringai, jelas menikmati tembakan tepat sasarannya itu.

Heartbeat⇝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang