Hayoung termenung. Banyak hal kini berputar di kepalanya. Sungguh membingungkan memang. Tapi mau bagaimana lagi? Dia tidak mungkin mengecewakan keluarganya dengan memberi kabar bahwa anak semata wayangnya mati dan mereka belum sempat melihatnya untuk terakhir kalinya. Oh, bukan itu yang diharapkannya. Dengan begini setidaknya masih ada harapan untuk keluarganya bukan? Meskipun harus menanti dalam ketidakpastian.
Hayoung kembali menghembuskan nafas, sembari mengusap wajahnya kasar. Sedetik kemudian, seperti tersadar akan suatu hal.
'Kenapa aku baru menyadarinya? Wajah mereka Ya Tuhan. Wajah mereka sangatlah mirip. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan wajah Sehun.'batin taeyeon
Hayoung masih berkelut dengan pikirannya saat kenop pintu tiba-tiba bergerak. Nampaknya ada yang berusaha membukanya dari luar.
"ya! Hayoung-ssi. Kau di dalam?" teriak sebuah suara yang sangat dikenal oleh Hayoung
'Sehun? Kenapa dia kesini? Bagaimana ini? kuncinya masih di luar dan aku berada di dalam. Dia pasti akan curiga jika melihat aku di sini.'batin Hayoung.
Dengan segera Hayoung beralih mendekati dinding yang langsung mengarah ke koridor. Tepat setelah pintu terbuka, Hayoung berhasil keluar dengan melewati dinding. Lebih tepatnya menembus dinding. Yang kebetulan hal itu tidak sampai tertangkap mata Sehun.
"Hampir saja"ujar Hayoung menghembuskan nafas lega. Tapi sedetik kemudian,ia justru dikagetkan oleh keberadaan Sehun saat ia hendak melihatnya ke dalam ruangan. Sehun berada tepat di hadapannya.
"Yak! Kau mengagetkanku!" sungut Hayoung.
"Sedang apa kau di sini?"tanya Sehun dingin
"Hah? Tidak. Aku baru akan masuk."
"Aku tidak melihatmu di sini tadi. Bahkan kunci ruangan masih di situ" ujar Sehun sembari menunjuk kunci yang berada di lantai.
"Tadi aku pergi ke toilet sebentar. Aku lupa membawa kuncinya."
"Lain kali jangan ceroboh."ucap Sehun disertai tatapan matanya yang tajam. Mata yang entah kenapa justru membuat Hayoung enggan untuk berpaling. Mata yang teduh dan menyimpan banyak hal yang membuat Hayoung penasaran.
"Untuk mengetahui lelaki itu yang sedang kau cari atau bukan, kau akan menyadarinya sendiri. Tepatnya dengan sentuhan. Pastikan juga dia bukan seorang indigo."
Kalimat- kalimat itu terus terngiang di kepala Hayoung. Ia harus segera mencari kepastian itu di dalam diri Sehun. Dialah satu satunya lelaki yang bisa melihatnya saat ini. Hayoung ingin sekali segera membuktikannya. Dan saat in iadalah kesempatannya. Sesegera mungkin. Belum juga melakukan niatnya, Hayoung sudah menciut terlebih dahulu setelah melihat tatapan mata Sehun yang seolah menghipnotisnya. Dan pada saat itu, tidak ada yang bisa ia lakukan.
"Sehun-ssi" sahut Hayoung.
"hm?"
"kau punya indera ke enam?"
"Tidak. Kenapa kau bertanya begitu?" tanpa Hayoung sadari, rahang Sehun mengeras saat mendengar pertanyaan itu. Hayoung yang kini tengah berdiri di depan rak buku, beralih untuk menghadap Sehun.
"Kau yakin tidak mempunyai indera ke enam?"
"Sudah kubilang aku tidak punya." jawab Sehun dengan penekanan.
"Baguslah"gumam Hayoung lirih. Tapi masih terdengar oleh telinga Sehun.
"Kenapa?"
"Bukan apa-apa."ujar Hayoung sembari mengibas- ngibaskan tangannya cepat. 'kalau begitu, Sehun adalah satu-satunya harapanku saat ini.'
"Hanya saja-" Hayoung tidak ragu sejenak untuk melanjutkan perkataannya. Diliriknya Sehun yang sedang duduk di samping tempatnya berdiri dan memainkan gitarnya. "Aku rasa kau sedikit berbeda Sehun-ssi."lanjut Hayoung lirih, dan sontak membuat Sehun mendongakkan kepalanya menatap Hayoung. Detik berikutnya Hayoung tersadar, mungkin perkataannya tadi sangat menyinggung Sehun. Buktinya, lelaki itu justru menatapnya tajam dengan rahang yang mengeras. Bahkan tatapan matanya sangat tidak bersahabat. Tangan Hayoung terangkat menyentuh tengkuknya dan mengusapnya perlahan, untuk sedikit mengurangi rasa gugupnya. Meski saat ini ia lebih terlihat ketakutan melihat Sehun.
"Maksudku begi-"
"Jangan menilai seseorang seperti itu."ujar Sehun tegas dan penuh penekanan. Wajahnya masih menunjukan raut dingin.
"Kau jangan berfikiran negatif dulu, Sehun-ssi. Aku sedang memujimu."
"Aku tau apa yang kau fikirkan. Jadi jangan sekalipun kau mengatakannya padaku" ujar Sehun lagi- dan menyela perkataan Hayoung-dan sedikit membuatnya kesal. Tapi, meskipun ia kesal, ia sedikit membenarkan perkataan Sehun mengenai hal yang ada difikirannya.
Sehun beranjak dari duduknya dan beralih memutar kenop pintu, setelah itu Hayoung tidak dapat melihat punggung Sehun lagi dari balik pintu yang tertutup setelah sebelumnya dibuka dengan kasar dan berakhir tertutup dengan suara berdebam keras. Hayoung sendiri tidak begitu mengerti kenapa Sehun bereaksi sepert itu hanya karna hal sepele. Usaha Hayoung tidak akan semudah yang ia kira nantinya. Sehun bertemperamen buruk.
YOU ARE READING
The Invisible
FanfictionOh Sehun adalah salah satu di antara berjuta orang yang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk di dunia lain, atau yang biasa kita sebut sebagai orang Indigo. kemampuan tersebut tidak membuat Oh Sehun nyaman dan merasa tenang semasa hidupnya. berk...
