Part 19

4.7K 482 16
                                    

18++

Happy Reading....


Wanda Pov

Aku mulai belajar menerima Keith, aku tak enak dengan kebaikan yang selalu dia berikan kepadaku, karena aku tahu di tengah kesibukannya Keith meluangkan waktunya untukku.

Seperti hari ini, setelah beberapa kali salah membawa jenis makanan untukku. Akhirnya dia membeli apa yang aku suka dan tak ribet untuk di makan di taman.

Ya, taman dimana aku selalu menunggu Nic, dimana aku berharap dia akan muncul dan menemuiku. Kami seperti biasa mengobrol walau hanya sekedar basa basi karena jujur saja, aku tidak merasakan apa apa pada Keith.

Kami duduk di sebuah bangku taman dan kami mulai membuka kotak makan.

"Kau cantik sekali, Wanda..." puji Keith dan aku hanya tersenyum, namun tanpa kuduga dia menciumku. Aku terpana, benar-benar tubuhku terasa terkejut. Aku teringat ciumanku dengan Nic, apa aku menghianatinya?

Aku mendorong tubuhnya dengan kasar dan langsung berdiri, aku melihat ke sekeliling dan melihat seorang pria berjalan meninggalkan taman.

"Nic!!" teriakku, entahlah aku yakin itu Nic, dan kenapa dia muncul di saat seperti ini?

Aku berlari mengejarnya tanpa memperdulikan Keith, aku menarik tubuh pria itu dan menatap wajahnya.

Deg

Jantungku berdegup kencang, dia benar-benar Nic!!

Aku langsung memeluknya menumpahkan semua kerinduanku padanya, aku segera menyeret Nic ke rumah pohon dimana dulu kami selalu menghabiskan waktu di rumah itu. Kami menaiki rumah pohon dan aku kembali memeluknya.

Aromanya jauh berbeda dari pertama yang aku temui, ada aroma parfum mewah yang tak pernah aku cium dari tubuhnya.

Apa Nic sudah sukses dan akan menjemputku? Nic mengusap rambutku dengan lembut, memberiku rasa nyaman.

Aku melonggarkan pelukanku, aku tak mungkin menghabiskan waktuku dengan memeluknya, aku juga ingin berbicara banyak dengan Nic.

"Nic.." ucapku dan dia pun melepaskan pelukannya. Kenapa Nic tidak marah melihat aku berciuman dengan Keith?

Mata hijau kecokelatannya menatapku, sekarang lebih hidup dan menggairahkan. Bibirnya yang seksi, bibir yang dulu pernah melumat bibirku dan menjadi ciuman pertamaku.

"Aku tak mau menyakitimu Wanda.." ucap Nic membuatku mengernyit.

"Maksudmu?"

"Kau sudah bahagia dengan lelaki itu dan maaf aku sudah mengacaukannya." ucap Nic membuatku merasa tak enak.

"Aku tak mencintainya, dia tiba-tiba mencium...." jari telunjuknya menutup bibirku.

"Aku sudah menguntitmu cukup lama Wanda, aku juga tak buta." ucap Nic membuatku salah tingkah. Padahal aku hanya pura-pura bahagia di depank Keith dan mencoba menerima Keith.

Air mataku lolos begitu saja, apa Nic akan melepaskanku?

"Kau kemana saja selama ini..." ucapku malah seperti menyalahkannya membuat wajah Nic berubah kecewa.

"Kau tak perlu tahu selama ini aku kemana dan apa yang aku alami sampai aku bisa kemari lagi..." ucap Nic dingin.

Matanya menyiratkan kepedihan.

"Nic.." isakku perih.

"Aku tahu kau di jodohkan dengan lelaki itu..." ucap Nic membuatku langsung menatapnya.

"Bawa aku pergi Nic.." ucapku langsung.

"Aku tak mau mengecewakan orang-orang yang sudah membawaku sejauh ini Wanda.." ucap Nic membuatku kecewa.

"Jadi untuk apa kau kemari?" tanyaku sengit.

"Apa aku masih bisa memperjuangkan hubungan kita Wanda?" ucap Nic malah balik bertanya.

"Aku mencintaimu Nic.." ucapku dan Nic tersenyum lalu menyentuh pipiku.

"Aku rasa itu cukup untuk memperjuangkanmu, meski aku tahu kemungkinan kecil untukku karena kau sudah bertunangan.." ucapnya sambil mencium mataku dan mengusap air mataku dengan lembut.

Aku terkekeh.

"Lalu ciuman itu? Apa kau tak marah?" tanyaku merasa bersalah. Nic tersenyum lalu menggelengkan kepala.

"Anggap saja itu kelalaianku karena tak berada di sampingmu.." ucap Nic sambil mengusap rambutku dengan lembut.

Aku mengalungkan tanganku lalu menciumnya dengan lembut, walau amatiran, aku tak peduli. Nic pun tampak kaku namun akhirnya kami saling memberi hisapan dan ciuman mengikuti naluri kami.

Nic menyentuh payudaraku dengan perlahan dan entahlah aku tak peduli, aku rela Nic melakukan apapun padaku asal dia menjadi milikku.

Aku merasakan bibir lembutnya mencium rahangku, leher kemudian turun ke dadaku.

"Nic kau belajar darimana?" tanyaku sambil menikmati kecupannya.

"My daddy.." bisik Nic membuatku kaget.

"Daddy?" gumanku dan Nic terkekeh.

"Kau suka?" bisiknya seksi dan aku mengangguk.

"Lakukan lebih Nic.." ucapku serak dan Nic melepaskan kancing kemejaku, menarik payudaraku keluar dari bra dan tak lama  lidah hangatnya menyentuh putingku dengan lembut, menghisapnya seperti bayi besar yang menyusu padaku.

Tubuhku tak mampu merespon apa apa, hanya desahan dan rasa basah di basah sana....



Tbc

My One and Only (Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang