Chapter 18

1.1K 36 6
                                    

***
Pertemanan memang menyenangkan namun dapat pula menyakitkan, kadang hidup tak selalu seperti yang kita inginkan. Luka atau derita seakan menjadi pengiring masalah dan beban, ya! Kau hanya perlu bersabar menghadapi dunia yang kasar.

Anin bukan tipe orang yang berlarut larut dalam kesedihan, ia berusaha tenang.
Mendengarkan musik sambil terbaring di kasur, hanya itu yang bisa ia lakukan. Cukup lemah baginya untuk berjalan keluar.
Ketika matanya melihat sebuah Boneka raksasa yang diberi nama KUNYUK ia mulai teringat kembali masa masa dimana puncak bahagiannya, namun tetap kesedihan yang ia rasakan mengalahkan semua kenangan.

"Kenapa? Kenapa dari sekian banyak harus lo fi?." Teriak Anin pada dirinya sendiri.

***
"Apa? Sekarang Anin baik baik aja kan?." Neneng yang kaget saat Ralin menjelaskan kejadian semalam.

"Gak tau neng, Anin gak jawab telpon dari aku." Ralin.

"Tapi ko bisa sih Anin kena masalah? Setau gua dia mah baik baik aja sama orang. Tega banget si yang gebukin, teu apal saha babaturana." Neneng sembari melotot membuat Ralin takut.

"Neng, biasa aja mukanya kayak mau berubah jadi hulk aja." Ucap Ralin menenangkan sahabatnya.

"Ih si Ralin mah! Neneng teh khawatir sama Anin, kenapa dia teh punya hatters gak bilang bilang." Jelas Neneng.

***

"Van si alfi mana?." Tanya Ucup yang bingung karena sedari tadi Alfi belum nongol.

"Iya van, bukannya si Alfi sekarang numpang di apartemen lo dulu?." Timpal Dadang.

Evan hanya diam dengan wajah kebencian saat dua sahabatnya menanyakan Alfi yang kini ia hindari.

"Yahh gua mending ngomong sama mayit deh kalo kek gini." Dadang sembari merogoh handphone di sakunya.

"Yaelah dang, kemarin aja liat mukena ngegantung di kamar mandi kamu becir gitu aja." Ucup sembari mengerutkan keningnya.

***
Lastri Laras Kenya tengah membicarakan soal Anin yang tak masuk karena ulah mereka, ya pembullyan yang mengakibatkan luka parah pada Anin sampai sampai ia tak dapat melakukan aktivitas seperti biasannya.
Namun ketika berbincang, Alfi mendengar mereka dari sudut yang berlawanan. ia menahan marah dengan mengepal tangannya erat erat.

"Si Anin gak masuk." Ucap Laras.

"Hahah biarin supaya tau rasa." Timpal Kenya.

"Emm gua takut ada yang liat kejadian itu, dan kita bakalan di hukum." Lastri.

"Hahaha santai aja kali, siapa yang liat? Kalo pun ada mereka gak bakalan berani sama gua." Kenya.

Brukkkk....

Tangan Alfi meninju tembok di dekatnya dan keluar dari persembunyian, Kenya sangat terkejut ia tahu pasti Alfi mendengar semua yang dibicarakannya. Dan sialnya Alfi salah satu murid yang tidak takut pada Kenya dkk karena ia tak peduli jika harus dikeluarkan dari sekolah itu jika berurusan dengan mereka.

"E-eh se-sejak kapan?." Kenya terbata bata menenangkan Alfi yang hendak memukulnya.

Hosh... hosh... hoshh..
Aaaarghhhhh brakkkkkk...

Kepalan tangan Alfi sengaja di lesatkan ke tembok belakang Kenya, kini mereka berdekatan hingga membuat Kenya ketakutan.
Lastri dan Laras lari meninggalkan Kenya, mereka sangat takut melihat seorang laki laki seperti hendak memakan mereka.

"Kenapa? Kenapa lo ngelakuin itu!!." Alfi setengah mengamuk.

"Gu-gua gak suka liat lo deket sama siapa pun, tapi Anin bikin gua jijik. Gua suka sama lo dari dulu, tapi lo gak mandang sedikit pun." Teriak Kenya membuat hening seketika.

"Tck, ini nih kayak gini yang paling gua benci. Lo mengatas namakan sifat buruk lo dengan cinta!! Gua yang suka sama Anin gua yang deketin dia puas lo?." Teriak Alfi membuat Kenya seketika serasa tersambar petir.

"Gua kurang apa fi? Gua cantik, kaya, gaul . Kenapa harus si cupu yang lo suka? Gua dari dulu suka sama lo! karena masalah kesibukan orang tua yang perlahan buat gua berubah, sekarang semua orang segan. Lo pikir gua ngelakuin ini karena kemauan sendiri? Gua juga tau ini salah, gua tau.. tapii... gak ada yang ngerti gak ada dan gua balas dendam atas semuanya, dengan cara ini gua bisa sedikit menenggelamkan masalah keluarga. Gua benci!!." Kenya sedikit menangis membuat Alfi iba.
Alfi menenangkan sembari menepuk nepuk bahu kenya.

"Gua ngerti Ken, tapi cara lo salah. Dengan lo gini mencari kesenangan tanpa tahu itu membuat banyak orang menderita, masalah keluarga emang bikin frustasi. Tapi.. lo harus buktiin ke mereka yang udah nyakitin dan buat lo berubah dengan positif bukan sebaliknya, minta maaf dari sekarang ke semua orang yang lo sakitin sebelum penyesalan datang." Ucap Alfi sembari menghentikan tepukan bahu dan melangkah pergi.
Angin semilir menepis rambut kenya yang basah akibat air mata yang membasahi dan merusak sentuhan kasar make up nya, tanpa mempedulikan ia pun bergegas pergi ke toilet.

***
Bel pulang berbunyi
Neneng,Ralin berencana akan menjenguk Anin sepulang sekolah.

"Emmm lin, emangnya gak apa apa kita kesana tanpa bawa roti atau apalah gitu buat Anin." Celoteh Neneng.

"Iya juga sih neng, gimana kalo kita beli cake raibow kesukaannya aja? Mumpung masih siang nih." Ralin.

"Ide bagus tuh, yuk kita beli." Ajak Neneng.

***

"Dang katanya presiden jomblo kita dah nikah." Ucap Ucup melipatkan bibirnya.

"Siapa presiden jomblo? Bukannya lo cup?." Dadang melihat ucup di kaca spion bekju miliknya.

"Ih si dadang mah, itu lo Raditya dika sama neng Anisa baru baru ni lagi viral nikah. Ahhh kudet ni dadang masa gak tahu." Tegas Ucup sedikit tak jelas karena motor bekju dadang yang ugal ugalan.

"Wahhh bagus tuh biar kursi kepresidenan jomblo indonesia kosong cup, lo bisa nyalonin. Gua 100% dukung lo hehehee." Tawa Dadang pecah dan semakin pecah ketika melihat Ucup cemberut.

"Ihhh ogahlah Ucup mah gak mau jadi presiden jomblo, tapi gimana ya dang susah dapet cewek yang pas ni ucup." Ucap Ucup.

"Bukan belum ada yang pas,ceweknya aja gak ada yang mau sama lo cup hahaha." Dadang.

"Ahhhhhh liat aja ni dang ucup mau sayembara, siapa yang pertama kali ucup liat setelah itungan ketiga dia bakal ucup jadiin pacar!." Teriak Ucup kemudian menutup matannya.
1.......
2.....
Ti
Ti
Ga......

DOENGGGGG......
Saat mata Ucup terbuka telah nampak sesosok wanita melotot ke arahnya dan langsung mendaratkan tangan mungil ke arah Ucup.
Ahhhhhhhhh jalan dang jalannn
Mak lampir nih.....

"Naon siah mak lampir? Heeh kadieu urang legleg teurey buled siah!!!!." Suara 8 oktaf Neneng membuat telinga Ucup tak karuan.

" Ahhh dangggg kamu mah malah di hentiin motornya cepetan jalan..." teriak Ucup membuat Dadang tak henti tertawa.
Dadang pun malah menjadi tim suksess Neneng, motor bekju ia jalankan sangat pelan hingga Neneng dapat mengejar dan tak henti menimpuk Ucup. Selang berapa lama Ralin memisahkan dan membuat Neneng berhenti, Dadang dan Ucup pun dibiarkan melaju.

"Ihhhhhh amit amit ihhhhh." Ucup sembari meringis kesakitan.

"Hahahaa kemakan omongan lo sendiri, hayo harus dijadiin pacar tuh si cepot." Ucap Dadang.

"Yahhhhh kagak mau najis gua dang, gimana jadi pacar ketemu sedikit Ucup udah babak belur kek gini." Ucap Ucup.

***
Tok tok tok....
Tok tok tok...
Pintu kamar Anin terketuk.

"Hemmm ad aduh siapa sih, masuk aja gak di kunci." Teriak Anin.

Ckiettt......
Anin seketika tak dapat berkedip melihat seseorang yang masuk ke kamarnya, seseorang yang membawa sebilah kayu membuat Anin sontak ketakutan.
Pergi..
Pergi....

Teriak Anin...

Happy reading 😎❤
Go vote 😩😩
Coment 😊

An Imposible First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang