1

45.9K 1.3K 9
                                    

Saska berjalan menuju lantai tiga, saat perjalanan menuju kelasnya langkahnya terhenti karena ada seseorang yang merangkulnya

"Pagi sayang" sapaan manis dari cowok ganteng

"Pagi juga sayang" balas Saska, lelaki yang menyapanya tadi adalah Dafa Anggara

"Kamu udah makan apa belum ni? Kalau belum kita ke kantin yuk" saran Dafa

"Ayok Daf, kebetulan aku belum sarapan" ujar Saska manja
Lalu mereka berdua berjalan menuju kantin

******


Setelah selama 8 jam murid SMA Mutiara berkutik dengan pelajaran, akhirnya bel yang sedari tadi mereka impikan berbunyi, Saska keluar dari kelas yang bertuliskan "XII IPA 4" bersama dengan kedua sahabatnya.

"Sas, gue sama Rena duluan ya, lo nungguin Dafa kan? Sorry kita gak bisa temenin" ujar Violeta

"Iya hati-hati ya lo berdua" ucap Saska

Kedua temannya itu pun berlalu meninggalkan Saska yang masih duduk di bangku depan kelasnya, sambil menunggu sang kekasih Saska pun sibuk memainkan ponselnya, hingga ada sebuah pesan masuk.

Saska, kamu pulang duluan aja ya, soalnya aku harus anterin Almed pulang dia lagi sakit

Sorry ya😊

Saat Saska hendak membalas pesan dari sang kekasihnya, sebuah pesan kembali berhasil masuk ke ponselnya

Di depan gerbang ada orang yang jemput kamu ya, dia rekan kerja papa, jadi mama mau kamu pulang bareng dia

Saska menuruti permintaan ibunya karena Dafa juga tidak bisa mengantarkan nya pulang, jadi dia harus mengikuti saran dari ibu nya.

Saska berjalan menuruni Tangga dan segera menuju gerbang sekolah untuk menemui orang yang telah di tugaskan untuk menjemput dirinya.

Saat dia melihat seorang pemuda memakai jas yang sedang berdiri di depan mobil sport nya itu, dia yakin kalau orang itulah yang di tugaskan oleh papa nya, Saska pun berjalan mendekati pria itu. Dia seperti mengenali lelaki ini namun dia berpikir mungkin mereka pernah bertemu saat dia di ajak papanya bertemu rekan bisnis.

"Mas mau jemput saya?" tanya Saska sopan

"Kamu Saska anaknya pak Arlan Wirasetya?" tanya pria itu

"Iya kenalin nama Saya Saska Gheanika" Saska memperkenalkan dirinya

"Saya Sergio Adiatama" lelaki itu menjabat tangan Saska

Sergio Adiatama? Gak mungkin. Dia gak mungkin kembali.

"Ya sudah kita bisa pulang sekarang kan" ucap Saska

"Ya tentu" Sergio pun membuka pintu depan mobilnya dan mempersilahkan Saska masuk

Saat mobil sport itu sudah melaju meninggalkan sekolahannya, suasana pun menjadi hening karena tidak ada yang membuka suara

"Saska kamu sudah kelas berapa" Sergio membuka pembicaraan

"Kelas 12" ucap Saska

"Kamu sudah punya pacar" Tanya Sergio

"Sudah" jawab Saska

Sergio hanya menganggukan kepalanya sambil memikirkan sesuatu.

"Sudah berapa lama kamu berpacaran dengan pacar kamu" Tanya sergio lagi

"2 tahun, kenapa?" Ujar Saska

"Tidak apa-apa" jawab Sergio

Setelah itu suasana kembali hening, Dan akhirnya mereka telah sampai di rumah Saska, Saska pun segera turun dari mobilnya dan di susul oleh Sergio yang berjalan di belakangnya

"Saska pulang" Teriak wanita itu saat sudah memasuki rumahnya

"Gak usah teriak juga kali, lo pikir ini hutan" jawab Celia yang tengah berada di ruang makan bersama keluarga nya, sedangkan Saska hanya menyengir saja.

"Sergio mari sini gabung kita makan sama-sama" ucap Arlan ramah

Sergio pun menuruti kemauan Arlan dan segera bergabung di meja makan.

"Saska ganti baju dulu" ucap Saska

"Gak usah kamu makan dulu aja, soalnya ada yang mau kita omongin" ucap Helena

"Ngomongin apa?" tanya Saska penasaran dan langsung duduk kembali di kursinya

"Mama sama papa berniat menjodohkan kamu dengan Sergio" ucap Arlan

Saska yang sedang meneguk air langsung terbatuk-batuk saat mendengar apa yang Arlan ucapkan.

"Papa kalau becanda emang paling mantap" ucap Saska sambil mengacungkan kedua jempolnya

"Papa serius Saska, papa mau kamu tunangan dengan Sergio" lanjut Arlan

"Kenapa harus aku? Aku belum tamat SMA pa, kenapa enggak kak Celia aja" Saska membantah ucapan papanya

"Kak Celia udah punya David, dan mereka berdua udah cocok, David akan segera melamar Celia setelah kakak mu lulus kuliah" ucap Arlan

"Saska juga udah punya Dafa, kami berdua juga udah merasa nyaman dan Saska bisa nyuruh Dafa buat lamar Saska juga kok" Saska tetap keukeh pada pendiriannya

"Dafa itu cuma bocah ingusan, dia enggak punya pekerjaan mau makan papa kalian nantinya" tegas Arlan

"Jadi dengan aku nikah dengan om-om kayak gini papa pikir aku akan bahagia? Kenapa papa gak sekalian jodohin aku sama kakek-kakek aja, papa selalu egois sama aku papa gak pernah sekali pun bebasin aku untuk memilih apa yang aku mau, kalau papa izinin kak Celia buat milih calon suaminya sendiri, kenapa papa gak izinin aku buat milih orang yang tepat buat jadi imam aku nantinya" mata Saska mulai berkaca-kaca

"Sergio itu suami yang tepat untuk kamu Saska" suara Arlan meninggi

"Lebih baik papa bunuh Saska sekalian daripada harus nikah sama dia, orang yang baru Saska kenal hanya beberapa menit yang lalu" Air mata Saska jatuh membasahi pipinya

"Sergio itu anak dari kerabat kerja papa Sas, jadi dia itu udah pasti pantas bersading sama kamu" Arlan memelankan suaranya

"Sampai kapan pun Saska gak mau! Mau dia anak rekan kerja papa atau bukan, Saska gak akan pernah peduli tentang itu,karena Saska cuma cinta sama Dafa bukan sama lelaki asing ini"

Saska berlari meninggalkan ruang makan itu dan segera menuju kamarnya

"Pak Arlan yang sabar,kasih Saska waktu buat terbiasa dengan kehadiran saya kembali, jadi wajar kalau dia masih sensitif seperti itu" Ucap Sergio

"Saya yakin cepat atau lambat Saska akan mencintai kamu, karena kamu adalah lelaki terbaik untuk Saska" Arlan menepuk pundak Sergio

"Saya permisi pulang dulu om, lain kali saya akan berkunjung" pamit Sergio

"Kamu gak makan dulu nak" ucap Helena

"Lain kali saja tan, saya permisi" Sergio pun melangkah pergi dari rumah itu

"Mama sama papa jahat" Saska menangis terisak di kamarnya

*

***

Jangan lupa vote sama comentnya ya readers😊😊

Husband (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang