Seorang laki-laki mengendarai sepeda motornya dengan kencang. Matanya yang hitam tajam itu terfokus pada jalanan. Dirinya diburu oleh waktu. Semalam ia begadang untuk menonton bola, hingga membuatnya bangun kesiangan. Dia tak bisa mengampuni dirinya sendiri karena telah mengabaikan alarm alaminya-- mamanya sendiri--yang pagi-pagi sudah susah payah hingga lelah kemudian pasrah untuk membangunkan anak laki-laki itu. Hingga akhirnya dia bangun, kemudian bergegas berangkat sekolah. Ini hari pertamanya ia masuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
"Ciiittt!!!" Laki-laki itu mendadak menarik rem sepeda motornya. Menimbulkan bunyi decitan yang berasal dari gesekan ban motornya. Lantas ia membuka helm, dan turun dari motornya. Dilihatnya seorang anak perempuan di depannya dengan tatapan elang.
"Punya mata nggak?!" tanya laki-laki itu.
Perempuan itu menatap dengan tatapan sebal dan seolah tak bersalah.
"Menurut lo?" balas perempuan itu sembari memelototkan kedua matanya.
"Kalau nyeberang liat-liat dong! Pakai mata ini. Bukan mata kaki." Laki-laki menunjuk matanya.
"Oke Sorry," tutur perempuan itu.
"Gitu doang?"
"Ya terus apa? Mau lo apa?" Perempuan itu semakin memelototkan bola matanya.
"Ini cewek nyolot banget ya," gumam laki-laki itu.
"Gue udah minta maaf, tapi lo masih kayak nggak terima."
"Ya iya lah. Kalau tadi gue nabrak lo, gimana? Lo luka gimana? Atau lebih buruk dari itu, gimana hah?"
"Kenapa lo jadi mikirin gue?"
"Mikirin lo? Nggak ada waktu."
"Biasa aja kali! Belagu amat!" gumam si perempuan menatap laki-laki itu sebal.
"Ngomong apa?" Laki-laki itu mulai hilang kesabaran menghadapi perempuan yang tadi hendak menyeberang jalan sembarangan.
"Lo cowok belagu, songong, sombong, baru SMP aja naik motor ke sekolah. Belagu!" Perempuan itu mengeraskan volume suaranya.
"Ngaca, Mbak. Yang SMP itu lo. Gue mah udah SMA."
"Baru lulus aja, belagu."
Laki-laki itu memutar bola matanya, malas menanggapi perempuan itu lagi. Kemudian melirik jam tangannya. Jam tujuh.
Sial!
"Buang-buang waktu, gue ngomong sama orang nggak jelas kayak lo." Laki-laki itu kembali naik menunggangi motornya, kemudian melaju kencang meninggalkan perempuan itu.
"Awas aja! Jangan sampai gue ketemu lo lagi!" teriak perempuan itu.
Dalam perjalanan menuju sekolahnya, laki-laki itu terus saja memikirkan hal tadi. Ia masih saja kesal dengan perempuan yang baru saja ia temui.
Nyeberang jalan, nggak liat-liat. Nggak mau disalahin, lagi. Ada aja spesies cewek kayak gitu. Semoga aja cepet punah, gerutunya dalam hati.
Laki-laki itu sampai di sekolahnya. Begitu sampai di depan gerbang sekolah, satpam yang terlihat masih muda itu, menghampirinya dari balik gerbang.
"Pak, tolong buka gerbangnya. Saya terlambat nih," pinta laki-laki itu.
"Udah tau telat, ya nggak bisa masuk," sahut satpam itu.
"Yah, Pak. Saya ini anak baru. Hari ini itu hari pertama saya masuk sekolah. Ada kegiatan MPLS juga. Saya harus masuk."
"Pak? Kamu tahu usia saya? Saya masih 20 tahun. Masa iya kamu panggil saya bapak. Saya juga belum menikah."
Malah curhat.
YOU ARE READING
ALATAS
Teen Fiction[COMPLETED] #1 in Teenfiction (04/12/18) #2 SMA Cover by @ilustrasiindong ⚠Belum direvisi Rayyan Alatas. Cowok galak dan cuek itu harus memecahkan kasus kepergian pacarnya--Asyila Shereina. Dalam hidupnya harus berurusan dengan Yura Virginia--cewek...
