Chapter 6 - Change

11.6K 1K 38
                                    

Pangeran masih memandangku anteng. Matanya menyorotku penuh teliti. Ia terlihat santai bahkan saat aku membelalakkan mataku karena tampangnya, dan karena matanya. Angin berhembus lagi, meniupkan aura lembut pada kami berdua, walaupun aku sama sekali tidak bisa tenang.

Aku memperhatikan Pangeran yang membiarkan rambutnya tertiup angin. Jubahnya yang ia singkirkan ke belakang, menunjukkan baju bangsawannya yang indah. Ia menggunakan baju hitam mengkilat, sabuk di pinggangnya mengangkut pedang panjang hingga nyaris menyentuh sepatunya. Celananya hitam tebal dan ia menggunakan sepatu buts yang dihiasi ukiran keperakan mengkilat. Dialah Pangeran Kegelapan. Sungguh, aku bisa berlama-lama mengamati semua tentangnya. Tapi, mata itu. Aku kembali melihat matanya. Mengapa matanya merah?

"Aku seorang Double Gene," terang Pangeran. "Aku seorang penyihir dan seorang vampir. Kau pasti asing dengan istilah itu."

Aku masih menatapnya heran. "Tetapi... Putri Stella bukan double gene." Aku tidak tahu harus mengutarakan kebingunganku dengan mengatakan apa. Jika Pangeran seorang vampir sekaligus seorang penyihir, mengapa Putri tidak? Aku juga baru tahu kalau makhluk dapat menciptakan spesies campuran seperti itu.

"Ada banyak faktor mengapa seseorang dapat menjadi double gene," jawab pangeran, melipat tangannya. "kebanyakan karena orangtua mereka berbeda spesies. Sebagian kecil karena terkontaminasi."

"Terkontaminasi?" ulangku terkejut.

"Ya, seperti penyakit," kata Pangeran, mengerutkan keningnya. Lalu ia terdiam. Aku pun terdiam. Kini, hanya ada suara embusan angin yang mengelilingi keheningan kami.

Aku tahu seharusnya aku tak menanyakan soal wajahnya. Kini aku menyinggungnya dengan pertanyaan yang berat. Ia pasti tahu, aku masih kebingungan. Dan ia tidak repot-repot lagi untuk menjelaskan. Kurasa, hanya sampai di situ saja yang dapat kuketahui tentangnya.

"Ma... maafkan aku sudah menanyaimu macam-macam, Pangeran," kataku kemudian. Aku sedikit menyesal. Aku memandang ke arahnya. "Tidak seharusnya aku tahu tentang ini," imbuhku.

"Bertahun-tahun yang lalu, sewaktu Ayah masih hidup," ujar Pangeran, yang sepertinya tidak menanggapi perkataanku. Aku mendengarkan dengan bimbang, antara berat hati dan penasaran. "seluruh makhluk di Demozre amat menghormatinya." lanjut Pangeran. "Ia adalah bangsawan penyihir yang hebat. Ia dapat memenangkan pertarungan apa saja, dan dapat membunuh spesies jahat apa saja yang mengganggunya."

Aku masih mendengarkan. Angin tiba-tiba bertiup sedikit lebih kencang, seirama dengan aliran darah dan detak jantungku.

"Ayah mengajariku banyak hal sejak kecil. Ia mengajariku bertarung, menggunakan sihir, tata cara memimpin, dan lain-lain. Sejak kecil, aku dididik dan dilatih dengan tekun. Aku pun mengikuti jejaknya." Pangeran Zveon sedikit menyunggingkan senyum, yang menurutku menunjukkan rasa rindunya.

Sesaat kemudian, senyumnya menghilang. Wajahnya menunjukkan paras benci. Tangannya dikepalkan. Aku menarik napas saat melihat Pangeran menjadi marah seperti itu.

"Lalu, sejak Ayahku mulai serakah akan kekuasaan, ia menghalalkan segala cara untuk menjadikan seluruh keluarganya menjadi jauh lebih kuat," katanya dengan banyak penekanan benci. "Ia hendak mengubah kami semua menjadi double gene." Pangeran Zveon menghela napas. "Vampir adalah makhluk yang kuat. Mereka bergerak dengan cepat, mampu membunuh dengan sekejap, dan tidak mudah mati. Itulah yang ada di pikiran Ayahku.

"Ayah menjadi seorang double gene dengan membiarkan seorang vampir menggigitnya. Kau tahu apa yang dia lakukan selanjutnya, saat ia sudah menjadi vampir?

"Ia menjadi semakin kuat, tentu saja. Namun Ayah sudah tidak menjadi dirinya sendiri. Kau tahu, hanya orang yang kuat yang dapat menjadi double gene vampir melalui gigitan. Itu wajar hal itu bekerja padanya. Tetapi, saat ia menggigit Ibu..."

Dark and Light (Wattys 2016 Winner)Место, где живут истории. Откройте их для себя