Part 19

918 112 1
                                    

Di sebuah taman yang tak jauh dari kompleks perumahan terlihat seorang gadis tengah merenung sesekali ia menghela nafasnya menahan sesak di dadanya. Ingatan tentang kejadian tadi sore begitu mengusiknya di tambah lagi dengan sebuah kenyataan yang membuatnya semakin menderita orang yang ia cintai orang yang ia kagumi orang yang menjadi idaman hatinya ternyata tidak sebaik yang ia pikirkan ia telah salah mencintai seseorang. Haruskah ia menyesal haruskah ia meratap bahkan orang itupun tidak tahu akan perasaannya. Kilas balik kejadian tadi sore terlintas di otaknya bagaikan kaset kusut yang terus berputar.

Flashback

Yuki menghampiri maxime yang tengah berada di pos keamanan laki laki itu memang selalu berada di sana jika hari menjelang sore karena sudah menjadi kewajibannya untuk mengawasi dan mengurus pemuda organisasi pemuda di kompleksnya. Terlihat pemuda itu sedikit mengernyit menatap yuki heran saat yuki menghampirinya.

" Yuki kamu kok tumben ke sini. Ada apa " Bukannya menjawab yuki malah menampar wajah tampan maxime hingga terlihat bekas telapak tangannya di wajahnya. Beberapa pemuda yang berada disana menatapnya tak percaya.

" Kamu kenapa tampar saya? " Tanyanya heran

" Saya rasa satu tamparan itu cukup untuk membalaskan rasa sakit hati saya " Jawab yuki menatapnya marah

" Apa maksud kamu "

" Maksud gue.. Kehh.. lo tanya sama diri lo sendiri apa yang udah lo lakuin ke kakak gue "

" Kakak.. Apa sih maksud kamu? Emangnya kamu punya kakak.. Terus apa urusannya sama saya? " Yuki tersenyum sinis

" Jangan belagak bego deh lo.. Elo udah fitnah kakak gue sampai dia di gebukin sama warga iya kan " Tuduhnya sarkatis. Hito yang baru sampai menyusul yuki mencoba membujuknya.

" Yuki ayo kita pulang.. Jangan buat keributan disini " Ucapnya menarik pergelangan tangan yuki. Dengan segera yuki melepaskan tangannya.

" Kakak apaan sih lepas.. "

" Gue belom selesai ngomong sama dia " Lanjutnya meronta.

" Laki laki ini " Gumam max pelan.

" Iya.. Dia kakak gue.. Kenapa heh? Udah inget sekarang "

" Yuki saya tidak tahu bahwa lelaki ini adalah kakak kamu pencopet yang waktu itu saya tangkap " Jelasnya membuat amarah yuki semakin menjadi.

" Apa lo bilang copet? Jaga mulut lo yah kakak gue bukan copet lo yang nuduh dia copet "

" Yuki udah udah " Hito menahan adiknya dengan memeluknya takut takut yuki membuat keadaan semakin panas.

" Lepasin kak.. Aku gak terima kakak di tuduh nyopet. kakak itu kebanggaan aku ngapain kakak jauh jauh kuliah di luar negeri kalo ternyata kakak jadi pencopet. " Yuki meronta dalam pelukannya.

" Yuki saya minta maaf saya tidak tahu kalo kakak kamu baru datang ke jakarta dan saya juga tidak tahu kalo dia itu pencopet atau bukan karena yang kemarin yang saya lihat dia memegang dompet pemilik korban yang kecopetan jadi saya pikir.."

" Pikir apa? Jadi lo pikir kakak gue copet. iyah? Tanpa bertanya tanpa memastikannya elo udah main hakim sendiri lo udah nyebabin kakak gue babak belur. Lo pikir lo siapa hah? Jagoan disini " Cecar yuki memotong perkataannya. Melihat kemarahan adiknya hito merasa heran sebenarnya ada hubungan apa antara yuki dan pemuda itu sehingga membuat yuki terlihat sangat marah dan kecewa. Ia tidak menyalahkan adiknya yang memang ingin membelanya dengan melabrak pemuda di hadapannya namun ia sangat menyayangkan karena tindakan nya akan membuatnya di permalukan. Sekali lagi hito mencoba menghentikannya.

" Yuki udah "

" Diem kak "

" Max elo mahasiswa hukum kan? Dan sebentar lagi lo bakalan menyabet gelar SH kan? Tapi kenapa? Kenapa lo main hakim sendiri itu sama aja lo merusak citra lo sediri. " Ucapnya tersirat nada kecewa disana. Yuki menahan air matanya yang berlomba untuk keluar.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang