1. Kissing You

587K 6.3K 75
                                    

-Semua orang akan mengatakan jika jalan yang kupilih ini salah. Bahkan seringkali mereka juga melontarkan kalimat kau wanita jalang padaku. Sadis bukan? tapi kini, aku telah terbiasa dengan semua itu. Karena ini pilihanku. Mengambil apa yang sebenernya jadi hakku.-

*Annastasia*

*******

Francisco terus saja meluncurkan ciuman penuh gairahnya di bibirku. Meski mengingikannya tapi sungguh, kali ini aku dibuat kewalahan oleh lumatan bibirnya.
Saat dia tak berhenti manyecap, menghisap bahkan menyeruakkan lidah menjelajahi rongga mulut. Hingga membuat dada serasa sesak tatkala aku begitu susah untuk mendapatkan asupan oksigen yang seharusnya bisa kuhirup dengan mudah.

Gairah Francisco benat-benar kian menggila. Bahkan dia tak memberiku jeda sedikitpun.

"Frans ... cukup. Hentikan," dengusku dengan nafas tersengal.
Kuhirup udara sebanyak yang aku bisa, karena saat ini aku benar-benar membutuhkannya. Segera menarik kepalaku menjauh agar Francisco tak lagi mencumbu. Namun, tangan kanan Francisco justru bergerak menahan kepalaku. Agar dia bisa mencium bibirku kembali. Bahkan semakin intens.
Tak hanya menginvasi bibir, namun ciumannya kini kurasa mulai mengarah ke telinga.

"Aku menginginkanmu, Ana," bisik Francisco.
Deru nafasnya yang dipenuhi gairah terasa membelai. Membuatku meremang. Meski di detik berikutnya aku harus tetap berfikir waras.
Tak ingin terjebak.

"Hentikan!" Dengan keras, aku terpaksa mendorong tubuh Francisco. Berhasil. Pria itu kini menjauh dariku. Tatapan berkilat tajam menyiratkan amarah seketika kutujukan pada Francisco atas ulah liarnya.

Dia terdiam meski hanya sejenak. Karena di kesempatan berikutnya Francisco kembali bergerak, hendak menghambur ke arahku. Dan sebelum itu terjadi, tanganku refleks mengarah tepat di sisi wajahnya.

Plaaakkkk

Satu tamparan kuberikan, hanya untuk menghentikan kebrutalan Francisco. Membuat lelaki ini seketika jadi terdiam. Deru nafasnya yang memburu, tatapan mata lapar oleh gairah, semuanya perlahan mereda.

"Ana ... maafkan aku," lirih Francisco dengan sepasang mata yang kini terlihat sayu. Saat dia sudah menyadari kesalahannya. Menyiratkan rasa sesal.

Sementara aku hanya menatapnya dingin sebagai balasan.

"Arrgghhh ..., aku memang bodoh," teriak Francisco. Sepasang tangannya terlihat mengacak kesal rambutnya. Lalu tertunduk dalam.

Kuhela nafas pelan saat melihatnya bersikap seperti itu. Dan dia berhasil membuatku tersentuh.

Menggeser tubuh mendekat ke arah Francisco, kusentuh lembut kepala yang masih tertunduk itu. Menyusupkan jemariku, memainkan helaian rambutnya yang terasa begitu lembut di jariku.

"Aku juga minta maaf karena sudah menamparmu. Aku hanya tidak ingin kamu bersikap terlalu jauh, Frans. Karena kamu ..."

Kalimatku terhenti, saat kepala Francisco yang masih tertunduk itu melihat ke arahku. Dengan sepasang mata elangnya yang terlihat menatap pedih.
"Kenapa kamu selalu saja memaafkanku, Ana. Padahal jelas aku yang bersalah," ucapnya. Dan aku hanya tersenyum mendapati kalimatnya itu.

"Harusnya kamu tidak memaafkan aku." Dalam sekejap, Francisco sudah menarik tubuhku, jatuh ke dalam pelukan hangatnya. "Maafkan aku," lirihnya kemudian.
Mengecup lembut puncak kepalaku yang bersandar di dada bidangnya. Satu kecupan itu, kurasa penuh kasih. Bukan lagi diselimuti nafsu birahi.

Sejenak kunikmati aroma wangi yang menguar dari tubuh Francisco. Begitu menenangkan. Dan rasanya jadi enggan untuk beranjak dari dekapannya.
Meski kemudian aku memilih menggerakkan kepala, beranjak dari dada bidangnya. Berganti menyembulkan kepala di antara lekukan leher dan bahu Francisco. Menyandarkan dagu pada bahu lebar miliknya.

Love AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang