Suspicious Man

344 55 83
                                    

Hangatnya sinar mentari serta silaunya sampai membuat tanganku spontan untuk melindungi retina mataku dari cahaya. Hembusan angin lembut menyeka wajahku, hembusan angin ini membawa harumnya aroma bunga. Segera kulabuhkan pandanganku menyusuri luasnya taman bunga itu, kulihat sebuah mansion besar nan megah berdiri ditengah luasnya hamparan bunga mawar putih. Aroma bunga serta pemandangan ini terlihat sangat familier bagiku, namun sayangnya sekeras apapun aku berpikir, aku tak dapat mengingat pemandangan ini.

Tanpa kusadari instingku memerintahkan kakiku untuk menyusuri taman bunga itu, mataku menyisir ke semua sudut yang ada namun yang kucari tak ada di sana. Tunggu dulu, apa yang kucari? Aku tak tahu apa yang sedang kucari, entah apakah itu sesuatu yang nampak ataukah seseuatu yang tak terlihat, aku tak tahu pasti namun anehnya aku tetap mencarinya. Aku merasa jika aku tak segera menemukannya maka perasaan ini tak akan menghilang. Perasaan hampa yang menggerogoti tubuhku sedikit demi sedikit.

Tak bisa. Tak ada gunanya mencari di
taman bunga ini sepertinya aku harus masuk ke dalam mansion itu. Kubalikkan badanku namun kakiku berhenti tepat didepan mansion, kali ini instingku mangatakan jika aku melangkah lebih jauh maka hanya hal buruk yang kujumpai di dalam sana. Menghiraukan kata instingku, kuberanikan diriku untuk masuk. Namun tepat sebelum aku membuka pintu di hadapanku semuanya goyah dan hilang tanpa bekas, beberapa detik setelahnya aku tersadar jika itu hanyalah mimpi.

Setelah kubuka mataku hal pertama yang menyambutku hanyalah sel tahanan hampa yang gelap dan dingin. Satu-satunya penerangan di sel ini hanyalah cahaya bulan yang masuk melalui ventilasi, tak terlalu terang namun cukup untuk melihat dalam kegelapan.

Jika kupikir lagi ternyata telah sangat lama aku tak menikmati hangatnya sinar matahari sejak aku divonis untuk menerima hukuman mati. Tidak, bahkan jauh sebelum itu, ketika aku kehilangan diriku sendiri dalam sebuah tragedi. Tragedi yang merenggut banyak nyawa entah itu teman, kekasih, serta kerabat warga Kota Blanc. Masih terngiang di telingaku suara gunjingan warga kota Blanc di hari aku ditetapkan sebagai pelaku atas terjadinya tragedi itu. Gambaran tatapan meraka masih terekam jelas dalam benakku, amarah, benci, dendam, duka, serta pilu. Serta sorakan gembira mereka ketika mendengar bunyi palu dari hakim Kota Blanc saat menjatuhkan hukuman mati.

Tak ada yang bisa kulakukan, aku tak mempunyai hal apa pun yang tersisa baik dikota ini maupun dunia yang kutempati sekarang. Lagipula tak akan ada yang sedih karena kepergianku jadi kupikir tak apa jika semuanya berakhir seperti ini. Aku kembali menjadi orang pasif yang mengikuti ke mana jalannya takdir, itu jauh lebih mudah daripada menjadi orang aktif yang menolak takdir membawanya dan membuat takdir sesuai dengan idealisme.

Sunyinya sel ini sampai membuat ku mendengarkan suara embusan angin malam yang dingin masuk ke dalam sel. Aku merasa lelah, mataku terasa berat dan beberapa menit setelahnya aku terlelap dan jatuh kedalam alam bawah sadarku.

✴✴✴

Pagi ini ketika aku bangun tak ada yang berubah, semuanya sama seperti biasanya, kehidupan dalam jeruji besi bisa dibilang terorganisir, mandi, makan, membersihkan lorong, bekerja di pabrik, setelah itu ada waktu luang bagi para tahanan untuk beristirahat, dan setelahnya semua tahanan kembali ke dalam sel. Namun aku satu-satunya yang tak kembali ke sel, kepala sipir memanggilku, dia bilang ada seseorang yang ingin menemuiku. Karena itulah sekarang aku berada dalam ruangan yang kelihatan tak asing bagi seorang kriminal sepertiku.

Ya, ruangan investigasi. Aku tak menyangka jika ternyata penjara ini mempunyai ruangan seperti ini di dalamnya. Tidak, kesampingkan hal itu dulu. Satu-satunya alasan seorang kriminal berada dalam ruangan ini ketika penyidik ingin menemukan kebenaran dalam kasus sang kriminal dan berdasarkan hal itu aku sama sekali tak cocok dengan situasinya. Kasusku dianggap telah selesai dan tinggal tiga hari lagi sebelum peluru menembus kepalaku.

PRISONER SO25-778Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang