"Sakit!!!"

"GUE BILANG, GUE UDAH SEHAT!"

Naomi terdiam sesaat. Hatinya sakit sekali saat Ken membentaknya. Naomi sengaja datang untuk menjenguknya, tapi Ken membentaknya. Kalau memang Ken sudah sembuh, tidak seharusnya ia membentak Naomi seperti itu.

Ken mengusap wajahnya gusar. Menyesal dengan ucapannya karena sudah membentak gadis itu.

"Maaf," sesal Ken akhirnya.

Naomi berdiri dari kursinya, dan pergi keluar dari ruangan tanpa mengucapkan apapun lagi kepada Ken.

"Naomi!" panggil Ken beranjak dari kasurnya.

"Sshh," rintihan Ken saat berusaha mengejar Naomi.

Kepala Ken sangat pusing, ia tidak kuat untuk mengejar gadis itu. Ken memegang kepalanya dan meringis kesakitan.

"Maafin gue, Naomi."

***

Naomi keluar dari ruangan rawat Ken dengan air mata yang membasahi pipinya. Dimas yang sedang duduk di kursi ruang tunggu langsung bangkit menghampiri Naomi.

"Nom, lo kenapa?" tanya Dimas khawatir melihat Naomi menangis.

Gadis itu mengusap air matanya kasar. "Gue mau pulang, Dim!"

Dimas yang tidak tahu apa-apa mengerutkan keningnya bingung. Apa yang sudah Ken lakukan sampai membuat Naomi menangis seperti ini?

"Naomi lo tenang dulu," ucap Dimas mengajak Naomi untuk duduk di kursi yang disediakan rumah sakit untuk keluarga pasien.

Naomi menuruti Dimas, mengusap kembali air matanya yang membasih pipinya itu.

"Lo cerita sama gue," kata Dimas memegang bahu gadis di sampingnya.

Naomi menggeleng, "Nanti aja, gue mau pulang!"

Dimas mengusap wajahnya gusar dan menghela napas menghadapi Naomi yang seperti ini. "Oke, kita pulang!"

Baru saja Naomi dan Dimas melangkah untuk pulang, suara yang memanggilnya dari belakang membuat mereka menoleh. Ternyata Renata--Mama Ken-- yang memanggilnya.

"Naomi, Dimas kalian mau kemana?" tanya Renata sambil membawa kantong plastik putih berisi obat.

"Kita mau pulang, Tante," jawab Dimas tersenyum ramah.

"Lho, Naomi kenapa? Kok nangis?" tanya Renata lagi.

Naomi mengusap pipinya dan tersenyum, "Nggak kok, Tante,"

Renata menatap Naomi dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedetik kemudia tersenyum dan mengusap puncak kepala Naomi.

"Tante boleh bicara sama kamu sebentar?" tanya Renata kepada Naomi.

Naomi menoleh ke arah Dimas. Dimas hanya mengangguk membantu respon Naomi. "Gue tunggu di parkiran,"

"Tante, Dimas pamit duluan ya." lanjut Dimas pamit dan menyalimi tangan Renata.

Renata tersenyum dan mengangguk. Kemudian Renata mengajak Naomi untuk duduk di kursi yang tadi Naomi dan Dimas tempati.

Wanita paruh baya itu memandang Naomi dengan tatapan penuh luka. Mengusap pelan puncak kepala Naomi dan tersenyum.

"Naomi," panggil Renata memegang tangan Naomi.

"Iya Tante?" sahut Naomi tersenyum.

Renata menunduk dan tiba-tiba saja menangis, "Naomi tau kan, Tante sayang banget sama Ken?"

Naomi bingung kenapa Renata tiba-tiba bertanya seperti ini dan menangis di depannya. Naomi hanya mengangguk karena memang benar, Renata sangat menyayangi Ken.

"Tante minta tolong sama kamu, Nak." kata Renata yang masih menangis entah karena apa.

"Minta tolong apa, Tante? Selagi Naomi bisa, pasti Naomi tolongin." jawab Naomi lembut memegang tangan Renata.

"Kamu tolong jagain Ken, jangan sampai dia berbuat ulah lagi. Cuma kamu yang bisa buat Ken berubah." kata Renata mengusap air matanya.

Naomi mengerutkan keningnya bingung, "Maksud Tante?"

Naomi tidak mengerti maksud Renata yang tiba-tiba meminta tolong untuk menjaga Ken.

"Tante percaya semuanya sama kamu, Naomi." kata Renata tersenyum dan memeluk Naomi.

Naomi masih bingung dengan semua perkataan Renata. Tetapi Naomi hanya bisa mengangguk pasrah mengiyakan semua permintaan Renata.

***

NOVEL STAY WITH ME BISA DIDAPATKAN DI SHOPEE GRASSMEDIA. MORE INFO INSTAGRAM @wyffajc

Stay with MeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant