"Sunny, apa kau sudah makan?" Tanya penyidik Yo.
"Sunny makan ice cream tadi." balas gadis tersebut yang asik menonton tv yang menayangkan kartun pororo.
"Hanya makan ice cream?" tanya penyidik Yo lagi.
Dibalas dengan anggukan oleh sunny.
"Penyidik Yo, Sunny mau bertemu Appa," ungkap Sunny memohon.
"Appa akan datang sebentar lagi," balas penyidik Yo, diam sejenak lalu melanjutkan,
"Sunny ingin makan apa? penyidik Yo akan pesankan untuk Sunny."
"Kimbap mau kimbap." Pinta Sunny ceria sekali terlihat deretan gigi putihnya.
Penyidik Yo tersenyum melihat tingkah Sunny dan segera memesankan kimbab yang Sunny mau.
"Oke baiklah, penyidik Yo akan pesankan Sunny kimbab jadi tunggu disini sebentar dan jangan kemana kemana, oke." Jelas penyidik Yo, setelah membuat Sunny mengerti ia segera keluar untuk membeli kimbab.
💰💰💰
"Kau pasti bisa untuk hari ini!" Semangatku yang berdiri didepan kaca toilet tempat bekerja.
Aku sudah berdiri dibelakang meja bar, dan menunggu para tamu memesan. Tetapi ada pemandangan yang setiap harinya harus kulihat.
Ada dua sepasang kekasih, tentu saja mereka sedang bermesraan, yang satu
seorang wanita sibuk mencumbui leher prianya dan pasangan lainnya asik berciuman sangat panas.
Aku sudah muak melihatnya hanya bisa mengalihkan pandangan ke arah lain.
Aku pun menebak nebak mereka akan hilang sebentar lagi mencari tempat lebih tertutup melakukan hal menyenangkan untuk menuntaskan nafsunya.
Aku memang belum pernah merasakan apa yang mereka lakukan. Aku memilki prinsip hal seperti ini hanya akan kuberikan pada suami ku kelak, maka aku sangat menjaganya dengan baik.
"Nana..kau harus mengantarkan minuman ini ke ruang nomor 25." Suruh salah satu teman kerjaku.
Aku pun segera melakukan, dan mulai melangkah ke ruangan no. 25. Saat aku sampai didepan pintu aku dapat mendengar suara desahan, dan aku hanya dapat berucap.
"Tuhan maafkan mata ku." Gumamku pelan.
Pemandangan yang sangat mengelikan bagi ku. Seorang pria dengan celana yang sudah turun ke dengkul nya dan wanita duduk dipangkuan pria dengan hanya menyisahkan branya saja.
Aku masuk lalu meletakan minuman diatas meja setelah itu langsung keluar, mereka tidak menyadari aku masuk karna terlalu menikmati.
Aku kembali ke meja bar yang ada di depan saat aku ingin masuk kedalam lift ada yang memanggil.
"Nana kemarilah." Ternyata itu suara bos segera ku hampiri
"Iya ada apa bos?" Tanyaku.
"Ikuti aku." ujar bos singkat lalu aku mengikuti langkahnya.
Aku dan bos berhenti didepan ruangan vip, aku mengernyit tak paham tapi hanya bisa diam menunduk dan terus mengikuti sampai masuk kedalam ruangan.
"Aku sudah membawakan pelayan barku yang setia." Ujar bosku, aku masih diam dan tak berani menatap ke depan.
"Apa kau yakin dia setia?" Ujar orang itu.
"Tenang, dia adalah pelayan terbaik di bar ini, kinerja nya dalam menjaga rahasia tidak perlu diragukan lagi."
"Nana perlihatkan wajahmu, jangan menunduk seperti itu." Perintah bosku.
Saat aku menegakan kepala, mata ku membulat, nafasku tercekat.
Saat ini didepanku adalah seseorang yang sedang dicari polisi, pelaku pemerkosaan terhadap anaknya. Seorang pengusaha berlian nomor satu.
YOU ARE READING
Part Time
Teen FictionWarning! Bijak dalam membaca, bagi yang belum cukup umur. Dunia tidak pernah berpihak padaku sejak kecil aku harus menjalani hidup bersama dengan bibi. Semua hal harus kuperjuangkan sendiri sampai bertemu dengan pria duda yang tiba tiba mengajak k...
