Part 14

931 118 2
                                    


" Oke karena kalian sudah berbaris sesuai absensi kalian. Bisa kita mulai sekarang dengarkan aba aba dari bapak, start dimulai pada saat bapak menghitung satu sampai tiga dan kemudian meniupkan peluit ini.. Mengerti " Tanya pak jun yang kini tengah memegang peluit dan juga buku absensi muridnya.

" Mengerti " Jawabnya serentak

" Oke siap! satu dua tiga.. "

" priiiiiittt "

Suara peluit yang tengah di tiupkan disusul para murid yang tengah menyebur ke dalam kolam yang berlomba lomba berjalan di dalam kolam untuk mendapatkan nilai terbaik. Terlihat prilli yang kesusahan berjalan sambil sesekali menghirup udara dengan berjinjit dikarenakan air kolam yang tingginya mencapai hidungnya membuatnya kesulitan untuk bernafas. Dan jika murid yang lain sudah berbalik arah lagi prilli masih berada di tengah kolam, setelah hampir mencapai ujungnya. Prilli kemudian berbalik secara perlahan, prilli pun menyadari jika hanya tersisa ia yang berada di tengah kolam saat semua murid sudah mencapai finish namun ia benar benar kesusahan karena menurutnya di tengah kolam inilah yang paling dalam.

" Prilli ayo.. lu pasti bisa " Seru yuki di seberang ujung kolam. Terlihat juga pak jun yang memberikan instruksi pada prilli agar jalannya tidak tersendat dengan mengayuhkan kedua tangannya.

Ali yang melihat prilli kesusahan segera menyelesaikan pengambilan nilainya iapun masuk kembali ke arena kolam, Ia yang memilih masuk dari seberang kolam yang letaknya di belakang prilli. Dan dengan keahliannya dalam berenang iapun bisa mencapai prilli dengan cepat.

" Aduh kuyy tolongin gue dong. Gue udah gak kuat lagi nih " Ucapnya pelan. Prilli yang merasa sudah tak kuat lagi untuk berjinjit menghentikan pergerakanya. Dan menutup matanya pasrah dengan keadaannya iapun hanya dapat berdoa berharap akan ada pangeran yang menolongnya. Perlahan tapi pasti prilli sudah tenggelam dengan kesadarannya yang semakin menipis ia merasakan ada seseorang yang meraih betis kemudian meraba daerah pahanya dan beralih ke panggul lalu berakhir di punggungnya. Membuatnya terlonjak kaget sontak ia menepis sebuah tangan yang menyanggahnya.

" Iih siapa lu, lepasin gue lepas " Ujarnya meronta karena ali yang terus merangkul prilli membuatnya ketakutan

" Prilli tenang. Ini gue ali " Seru ali sedikit berteriak yang membuat prilli terkejut

" Ali.. Ali.. Lo ngapain ada disini HAh. Pake rangkul rangkul gue segala lagi. Dasar cowok mesum cari kesempatan dalam kesempitan " Ucap prilli mencoba melepaskan rangkulannya.

" Apa lo bilang mesum. Heh siapa juga yang cari kesempatan dalam kesempitan. Gue itu mau nolongin lo "

" Ya kalo mau nolongin. Nolongin aja kali gak usah pake raba raba segala mana ngerangkul lagi. " Balas prilli tak terima. Sementara itu yuki yang sejak tadi memperhatikan mereka berdecak sebal.

" Iihh kok malah berantem sih akh gak seru nih " Decaknya sebal sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya. Al yang melihatnya menggelengkan kepalanya.

Back to aliprilli

" Eh siapa juga yang mau ngerangkul elo. Kalo gue gak terpaksa juga ogah gue ngerangkul lo. " Mendengarnya sontak prilli melotot marah.

" Apa terpaksa "

" Iyah "

" Iiihh nyebelin banget si lo " Teriak prilli menjambak rambut ali.

" Awww sakit " Ringis ali yang tidak diindahkan olehnya. Dengan kesal alipun mencoba melepaskan rangkulannya.

" Eh eh gue lepas nih gue lepas. Biar lo kelelep sekalian. Mati lo. mau " Seketika prilli menghentikan aksinya dan balik merangkul pundak ali.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang