SORRY NIH KALO TYPO.
Ini adalah hari ke-tiga Nala bersekolah disini. Dan saat ini sedang pelajaran olehraga. Seluruh mata tak dapat mengalihkan pandangan darinya. Dari pemilik badan yang sangat....... wowwww.
“Gila badannya!” gumamnya.
“Baru kali ini gue ngeliat badannya secara langsung. Dan ternyata lebih waaaawwwww dari yang gue bayangkan. Dia emang bener-bener sixpack.” katanya dalam hati.
Lapangan luas ini dibagi menjadi dua. Bagian utara untuk laki-laki dan bagian selatan untuk perempuan. Karena hari pertama Pak Tito memberi kebebasan untuk murid-muridnya itu.
Dan hal itu membuat para murid perempuan berteriak kegirangan. Para perempun lebih memilih berteduh karena teriknya matahari. Mereka berteduh dibawah pohon yang sangat rindang sambil bergosip ria.
Namun tidak untuk para lelaki mereka memilih untuk bermain bola. Karena menurutnya ini adalah kesempatan mereka karena mereka hanya dapat bermain bola ketika pelajaran olahraga. Pada saat istirahat sekolah sangat melarang siswanya untuk melakukan kegiatan tersebut karena dapat membuat konsentrasi belajarnya berkurang. Begitu kata sekolah.
Nala tidak ikut mengobrol dengan teman-temannya karena ia lebih menikmati pemandangan yang lebih terlihat nyata dibandingkan dengan pandangan temannya yang hanya keluar dari mulut.
Teman-temannya tengah asik membicarakan artis baru yang namanya tengah membumbing. Yaitu Rangga Azof. Ya kalo dipikir-pikir Reyga itu badannya hampir mirip kaya Rangga Azof itu versi indonesianya. Badan tinggi. Hidung mancung. Kulit putih bersih. Bagian dada yang bidang dan bagian perut yang telah terbentuk dengan sempurna.
Hari yang cukup melelahkan untuk Nala hari ini iya baru pulang pukul 5 sore karena setiap siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan ia lebih tertarik mengikuti ekstrakulikuler band karena tidak mengeluarkan energi yang terlalu menguras tenaga, karena di band ia terpilih sebagai vokalisnya dan itu semua hanya butuh mengeluarkan suara saja. Setelah mengikuti persyaratan yang dianjurkan ia langsung diterima karena suaranya yang bagus dan halus.
Nala memang memiliki suara yang bagus. Bakat itu menurun dari ibunya yang tak lain adalah salah satu musisi berbakat di Indinesia. Namun takdir berkata lain ibunya mendapat kesempatan yang sangat amat tidak mungkin dimiliki oleh orang lain. Ibunya mendapat kesempatan untuk mengajar sekolah musik di Amerika yaitu Julyard. Siapa yang tidak menginginkan kesempatan itu dan siapa yang akan membiarkan kesempatan itu melayang dengan sia-sia.
Dan ibunya lebih memilih meneruskan karirnya dan meninggalkan keluarganya termasuk dengan buah hatinya.
Kehidupan memang tak selamanya mulus. Dan itulah yang dirasakan oleh Nala. Bagaimana kerasnya hidup apalagi di kota jakarta ini yang terkenal dengan kejamnya dikala siang maupun malam.
Pasrah berati mati. Bertahan berarti menyakitkan.
Mati karena lemah. Meyakitkan karena harus berjuang.
Cukup dengan hari ini. Ya walaupun membuat tubuh capek tapi dengan melihat pria yang disukainya itu dapat menghilangkan capek dalam tubuh ini lumayan berkurang.
Setalah membersihkan diri, Nala memilih untuk tetap berada dikamarnya membaca novel daan mendengarkan radio untuk menghilangkan lelah.
Semuanya terasa sunyi. Bagaimana tidak dirumah yang lumayan besar ini hanya dihuni oleh Nala, Mbah Uti-Mbah Akung dan salah satu pembantu yang bernama Parti yang biasa dipanggil nenek oleh Nala. Parti adalah salah satu orang yang mengetahui silsilah keluarga Nala. Karena ia sudah berkerja dirumah ini sejak Nala menjejakkan kaki dirumah ini juga.
Ketika perhatiannya telah teralih di novel benda yang ada disampingnya bergetar. Drrrttttt...drrrttttt..
Namun ia sama sekali tidak mengenali nomor yang tertera itu.
Satu pesan masuk
“Vana besok pelajarannya apaan?”
“Ga tau, sorry ini siapa ya?”
“Buset gak tau, niat sekolah ga sih lo? Gue Reyga.”
Betapa shocknya Nala ketika mengetahui dari siapa pesan tersebut. Namun ia bingung kenapa Reyga meng-sms dia padahalkan dia tadi udah kenalan sama anak-anak yang lain kenapa juga harus dia yang malah di sms.
Duh bego banget sih lo La. Seharusnya elo beruntung elo yang di sms dia. Gumamnya. Ia pun membalas pesan tersebut.
“Oh elo. Niatlah. Lah lo sendiri gimana kaya mikirin aja?”
“yaudah berarti kita sejalan.”
“ah sejodoh kali kita.”
“ye, yadah serahlu!”
Betapa senangnya perasaan Nala yaaaa, walaupun hanya sekedar smsan saja namun sudah membuat hatinya melambung tinggi karena mendapat pesan dari yang terkasih. lebay banget dah kayanya.
sudah hampir setengah jam namun Reyga-lah yang mengakhiri perpesanan mereka karna sudah hampir satu jam Reyga tidak membalas pesannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
Teen FictionCINTA memang benar-benar dapat membuat orang buta. Ya salah satunya adalah Devana Shaffirila gadis manis yang berusaha mencari kebahagiaannya. Karena cinta ia rela tersakiti oleh perasaannya sendiri dan ia rela menjadi tameng untuk orang yang dicint...