Satu

2K 98 65
                                    

AUTHOR'S POV

-Pada Zaman Yg Gak Dulu Dulu Banget-

Hari ini si kecil Salsa akan diajak ke rumah tante Uni oleh Ayah dan Ibunya, karena akan diadakan rapat keluarga disana. Pagi-pagi Ibu sudah memandikan dan mendandani Salsa. Dikenakannya baju pink bergambar hello kitty, sepatu warna putih polos, dan rambut Salsa diikat seperti bentuk air mancur.

Setelah siap, Salsa sarapan dengan lahap. Umurnya sekarang sudah menginjak 3 tahun, jadi Salsa sedang gencar-gencarnya belajar makan sendiri menggunakan sendok. Wajar saja, makannya sangat barbar hingga merusak dandanan karya Ibu. Ya, Ibunya mendandaninya, lagi.

Waktunya pergi. Salsa tidak pernah menangis atau merengek manja pada Ayah dan Ibunya, memang dia tak seperti balita pada umumnya.

Sesampainya di rumah tante Uni, Salsa tak mau masuk. Salsa merasa kalau rumah tante Uni tak seasik rumahnya, karena tak ada boneka kerbau yang biasanya ia naiki.

Salsa merengek minta uang, 'tumben' kata ibunya. Ibu langsung memberinya uang. Salsa kegirangan dan berlarian kesana kemari. Lolos dari pengawasan Ayah dan Ibu, Salsa berdiri di pinggir jalan. Tak lama kemudian, angkot berhenti di depannya. Tanpa ragu dan takut, Salsa naik ke angkot dibantu oleh ibu-ibu yang kebetulan duduk disebelah pintu masuk angkot.

Tak ada ekspresi takut di wajah Salsa, dia sangat tenang. Padahal, saat itu bisa saja angkot tersebut membawa dia pergi dan menculiknya.

Saat sang supir angkot bertanya "Adek mau kemana?" dengan lancar Salsa menjawab "Perumahan Cempaka Putih, nomor 77". Beruntung, ibunya selalu mengajarkan Salsa untuk menghafalkan alamat rumah, nomor telepon rumah, dan nama Ayah dan Ibunya.

Tak lama kemudian, Salsa sampai di rumahnya. Salsa langsung bergegas membuka pintu, dan.... terkunci. Itu karena kakaknya belum pulang sekolah, jadi tak ada yang sedang di rumah. Salsa tak patah semangat, dia duduk di ayunan depan rumahnya, hingga akhirnya tertidur. Anak yang baru berumur 3 tahun, berani naik angkot dan pulang sendiri, ketika rumahnya terkunci ia tidur di ayunan. Bahkan author saja, sampai sekarang merinding memikirkannya.

Ayah yang menyadari putrinya tidak ada di lokasi, memanggil Ibu dan meminta keluarga lainnya membantu mencari. Hasilnya nihil. Ibunya sampai menangis karena Salsa tak kunjung ketemu. Seluruh komplek di kawasan rumah tante Uni sudah di telusuri, tetapi tak ada tanda-tanda keberadaan Salsa.

"Kita pulang saja dulu untuk memeriksa, kalau mau lapor polisi kan harus tunggu 2 x 24 jam," Ayah mencoba memberi solusi. Ibu mengiyakan saja.

Sesampainya dirumah, Ayah dan Ibu kaget bercampur senang melihat Salsa tertidur di ayunan. Ayah langsung menggendong Salsa dan menidurkannya di tempat tidur hello kitty kesukaannya. Ralat, kesukaan Ibunya. Karena masih belum pasti Salsa suka atau tidak.

Sejak hari itu, Ayah dan Ibunya menyewa pengasuh bayi untuk menjaga Salsa agar hal serupa tak terjadi lagi.

*****

AKIRA'S POV

'Pagiku cerahku, matahari bersinar, ku gendong tas merahku, di pundak...'

Shit.

Ibu masih aja masang jam weker norak itu secara paksa di kamarku. Tapi kenapa aku selalu berhasil bangun jika mendengar bunyi alarm itu? Damn! Pasti aku sudah tercuci otak dengan lagu itu.

Pagiku setiap hari diawali dengan melempar jam weker bersuara aneh dari Ibu ke tong sampah. Entah kenapa jam weker itu selalu saja kembali ke meja di samping tempat tidur.

Apa Ibu gak punya pekerjaan lain selain merusak dekor kamarku dengan jam weker hello kitty norak bersuara aneh itu?

Memang, Ibu selalu melakukan apa yang ia suka tanpa memikirkan perasaan orang di dalam rumah ini. Semua kata-kata di meme itu nyata, ibu-ibu selalu benar.

RELATIONSICK ✔ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang