DILEMA

133 5 0
                                    

Apa yang kalian ketahui tentang Dilema ?. Bagi aku, dilema adalah hal yang selalu kita temukan dalam setiap memilih keputusan.

Dan hal ini lah yang sedang menyelimuti hati Dila, gadis belia yang dihadapkan dengan dua pilihan antara cinta dan sahabat sejati.

Bermula ketika mereka masuk SMA Brama Bakti. Dila dan Mirna bersahabat sejak kecil, orang tua mereka menjalani bisnis bersama-sama, tak heran jika kedua sahabat ini selalu pergi bersama kemana pun.

Namun persahabatan itu tak berlangsung lama setelah mereka masuk SMA Brama Bakti.

Dila disukai seorang senior, sementara senior itu disukai Mirna. Karna cinta Mirna yang bertepuk sebelah tangan, ia menjadi begitu membenci Dila. Ia tak lagi pernah menyapa apalagi sampai berkunjung kerumah Dila.

Berkali-kali Dila menanyakan pada Mirna apa sebabnya dia bisa semarah itu. Ia tidak mengetahui pasti kecemburuan yang tertuju padanya, yang pasti dia tak ingin kehilangan sabahabat karibnya itu.

Enam bulan sudah murid kelas sepuluh menginjakkan kakinya di SMA, dan sikap Mirna semangkin menjadi-jadi.

Dia membuat geng yang penomenal di SMA Brama Bakti, meski Mirna adik kelas namun bukan bearti dia tidak bisa berkuasa.
Posisi papanya sebagai direktur besar memiliki efek baik untuknya.

Dila tak mampu berbuat apa-apa lagi, dia hanya bisa mengawasi sahabatnya itu dari kejauhan. Dan berharap dia kembali seperti dulu.

Anggara, senior yang beberpa bulan ini menemani Dila dan sekaligus pacar pertamanya tau pasti hati gadis yang kini disampingnya tak utuh mencintainya.

Masalah dengan sahabat karibnya begitu menyita tenaga dan pikiran. Satu sisi Dila tak ingin Mirna seperti itu, namun di sisi lain dia juga tak bisa berbuat apa-apa. Tak di pungkiri, ia mulai menyukai sikap baik dan penuh perhatian Angga.

"Sudah lah Dil, mungkin dia sedang ingin menikmati hari-hari barunya di SMA ini," gumam Anggara yang kini duduk disamping Dila, dia tahu pasti apa yang kini dipikirkan Dila, tatapan Dila tak berpaling dari Mirna yang sedang berjalan menyusuri koridor bersama geng nya.

"Aku tak tau apa yang mesti ku perbuat, dia begitu banyak berubah." ucap Dila menundukkan kepala berusaha menutupi wajahnya yang mulai mengeluarkan air mata.

"Seseorang bisa saja berubah. Udah,! Jangan nangis lagi" Angga mengusap punggu Dila, berusaha menengangkan gadis itu. "Tidak ada gunanya kamu menangisinya saat ini. Aku anterin kamu kekelas". Kata Angga, sikap teguh dan kata-kata tegas Angga selalu nembuat Dila percaya dengannya.

Anggara mengantar Dila kekelasnya, memastikan Dila duduk dibangkunya dan tidak lagi menangis didepan teman-temannya.

Meskipun satu kelas, namun belum sekalipun Mirna menegur atau sekedar tersenyum pada Dila. Dan sering kali tatapan tajam Mirna di peroleh Dila, namun hanya senyuman yang bisa Dila balas atas sikap Mirna begitu asing padanya.

Jam istirahat pertama Dila menghampiri Anggara ke kelasnya, wajah Dila tak lagi asing bagi murid kelas XI. Dan hampir sebagian murid di SMA Brama Bakti tau tentang hubungan Anggara dan Dila.

Sebagai ketua tim basket sekaligus ke tua Osis Angga sangat di idola kan di sekolah.

"Ada cewek kamu tu," gumam Dimas menyikut Anggara yang sedang asik bercerita dengan teman-temannya.

Laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Dila yang berdiri di ambang pintu.

"Mau dong disamperin juga," ledek Ogie.

Angga menoleh pada teman-temannya sesaat, memberi kernyitan dahi yang selalu ia tampakkan jika semua orang usil dengan ia dan Dila.

"Ada apa ? Bukan nya tadi kamu bilang ngak mau kekantin" ucap Angga yang kini berdiri di depan Dila.

DILEMA ✔Where stories live. Discover now