Episode Tiga

17 5 0
                                    

   "Linda, Linda! Temani aku ke perpustakaan ya? Aku butuh mencari buku referensi untuk tugasku." Suara Han Dae-Mi memecah lamunan Linda seketika. Linda masih belum bisa melupakan kejadian menyelamatkan anak itu, yang ia lakukan kemarin pagi. "Oh, oke! Ayo ke perpustakaan". Linda segera bangkit dari kursinya dan meraih semua barangnya yang berserakan di mejanya.

"Bagaimana tugasmu? Dosen sudah menanyakan mu dari kemarin. Tapi kau malah menghilang seharian." Kata Dae-Mi seraya menyodorkan es krim cone kepadaku. Aku menerima es krimnya dan mengulumnya masuk ke mulutku. Begitu dingin, dan sepertinya hanya aku dan Dae-Mi yang memakan es krim di pergantian musim dingin seperti ini.

"Ah! Kemarin aku mengalami banyak insiden, sehingga aku sendiri tak berani membuka handphoneku. Maafkan aku Dae-Mi. Kau khawatir padaku kan?" tanganku melesat masuk kedalam sela tangan Dae-MI dan secara otomatis, tingkah aegyo-ku muncul begitu saja. "Ya, Linda! Ingat, kau ini bukan anak kecil lagi, wajahmu juga tidak pantes untuk melakukan aegyo. Wajahmu terlalu Indonesia!" Dae-Mi meledek Linda dengan memanyunkan wajah Linda.

Ya, Linda memang berasal dari Indonesia. Ayah dan Ibu Linda asli Indonesia, dan Linda hanya hidup sendirian di Korea. Linda mendapat beasiswa untuk belajar di Korea dan tentunya Linda dengan antusias menerima beasiswa tersebut. Linda memang terkenal cerdas, dan kecerdasannya itulah yang berhasil membawa Linda jauh-jauh hingga ke Korea.

Linda bukanlah pecinta drama Korea, atau artis Korea. Dia hanya tahu, bahwa ia datang ke Korea karena harus belajar. Hanya itu. Dan tentunya Linda tidak akan menyianyiakan kesempatan emas itu demi masa depannya sendiri.

"Coba kau hidupkan ponselmu! Lihat! Berapa kali aku terus mencoba meneleponmu?" tatapan Dae-Mi seolah begitu dendam atas yang Linda lakukan kemarin. Tidak seorangpun tahu apa yang telah menimpa Linda kemarin, kecuali Tuhan, dan anak itu.

Mereka berdua menunggu ponsel Linda menyala dengan sabar. Dan nampak dengan jelas, Dae-Mi siap menerkam Linda ketika notifikasinya muncul.

'75 Missed Call'

Keduanya bertatapan, mata Linda menatap tajam kearah mata Dae-Mi. Dae-Mi mendadak mengurungkan niatnya untuk menerkam Linda. Sepertinya Dae-Mi melihat ada yang janggal. Raut wajahnya mengatakan 'Aku tidak menelepon Linda sebanyak itu.'

Setelah mereka melihat rinciannya, mereka terkejut bersamaan.

'24 Missed Call : Han Dae-Mi'

'51 Missed Calls : Miss Kim'

Miss Kim memecahkan rekor ponsel Linda.

***

"Hyung, aku sudah tidak akan berani lagi untuk keluar sendirian tanpa perlengkapan yang lengkap! Aku sepertinya kapok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hyung, aku sudah tidak akan berani lagi untuk keluar sendirian tanpa perlengkapan yang lengkap! Aku sepertinya kapok. Maafkan aku Hyung, telah membuat kalian khawatir karena mencariku kemarin." Lagi-lagi Park Jihoon-anak yang ditemui Linda-membungkukkan badannya di depan para Hyung. Sepertinya mebungkukkan badan sudah menjadi kebiasannya. Para Hyung-nya hanya tertawa.

"Kau ini tidak usah berlebihan seperti itu, rasanya kemarin dorm nyaman sekali tanpa adanya dirimu, walau hanya sebentar" celetuk Ong SeongWoo. "Setidaknya aku bisa mengambil jatah sarapan pagimu, hahaha!" lanjutnya sambil tertawa puas sekali. Diikuti tawa para Hyung lain, membuat raut wajah Park Jihoon mendadak berubah. "Ya sudah aku keluar lagi, bahkan tanpa masker!" Park Jihoon melangkah menjauhi mereka dan menuju pintu.

"Hati-hati ya! Kami tak sabar menunggu beritamu besok! Semoga selamat ya !" tawa para Hyung memenuhi dorm. Gema tawanya bahkan sudah seperti memasuki telinga berulang kali. Tidak ada surutnya sama sekali.

"Sudah teman-teman, cukup menggoda Park Jihoon-nya. Lebih baik kita sekarang bersiap untuk reherseal Show kita!" ajakan Yoon Jisung berhasil mengalihkan perhatian para member dan menyelamatkan Park Jihoon dari godaan teman dan Hyung-nya.

Park Jihoon mendekati cermin, dan nampak seperti menunjukkan wajah tidak percaya.

Ia memastikan sekali lagi, jika ini memang benar wajahnya.

"Kemarin, aku tertimpa insiden karena ulahku keluar sendirian. Tapi aku masih saja dikenali fans, padahal atribut Jeosong-Saja sudah kupakai. Dan aku ditolong oleh seseorang yang tidak mengenaliku? Jangan-jangan dia manusia gang yang tak pernah keluar dari gang sehingga tidak megenaliku?" Park Jihonn berkaca sambil membiarkan imajinasinya berfantasi akan sosok penolongnya kemarin. Seseorang yang dengan percaya dirinya menyebut dirinya sendiri "Noona" kepada orang yang baru ditemuinya disebuah gang kecil.

Bagi Park Jihoon, sosok "Noona Gang Kecil" tidak pantas ia sebut "Noona'. Karena Jihoon yakin dia sebaya dengannya, atau mungkin hanya terpaut satu atau dua tahun dengannya. Jihoon memang biasa menyebut penggemar wanitanya "Noona" karena memang umurnya yang baru 17 tahun. Tapi untuk kemarin ia merasa yakin, bahwa sosok yang ia temui kemaren tidak pantas ia panggil "Noona". Ia yakin itu.  

Wanna Be - My StarWhere stories live. Discover now