Hai! Ada info penting bagi kalian pembaca siklus.
Bahwa sekarang, judul siklus diganti dengan "FILOSOFI".
Sebelumnya saya minta maaf karna masih amatir dalam menulis cerita, sehingga membuat kalian bingung.Alasan saya mengubah judul dan nama pemeran utama, supaya cerita tampak lebih menarik. Namun tidak perlu khawatir, karna alur dari awal hingga sekarang tidak ada yg di ubah sama sekali :)
Nama pemeran utama menjadi: Davano Elfilo & Audya Sofie
Tetap mohon dukungannya ya! Jangan lupa vote dan komentar :)
Squel Filosofi:
Sepasang kaki itu berdiri dengan bantuan tongkat di tangan kanan dan beberapa buku di tangan kirinya. Sesekali matanya melirik ke arah jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Dengan sabar, ia menunggu bus transjakarta untuk pulang. Tidak beberapa lama kemudian, bibirnya sedikit terangkat karna melihat sebuah mobil besar yang mendekat.
Saat bus tersebut tiba tepat di halte. Kakinya melangkah dengan latah menuju bus. Namun tak bisa dipungkiri, siswa-siswi yang saling mendorong membuatnya harus memilih untuk mengalah dan masuk terakhir. Setelah aman, ia pun berjalan masuk.
"Penuh, ya..." keluhnya dalam hati saat melihat semua tempat duduk sudah diambil alih oleh penumpang. Kepalanya pun sedikit mendongak ke atas untuk meraih gantungan berwarna kuning (pegangan untuk penumpang yang berdiri).
Bukk!
Perempuan tersebut terjatuh tepat saat bus mulai melaju. Beberapa orang di sekitarnya prihatin dan ikut membantu. Ia pun mulai berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya. Tak lupa ia memberikan tatapan bahwa ia baik-baik saja.
Kakinya mulai kaku dan terasa sakit. Ia merasa tidak bisa berdiri sendiri. Tepat saat itu juga ia merasa akan jatuh untuk kedua kalinya. Namun sebelum itu terjadi, tepat di waktu yang sama, seseorang meraih bukunya dan menggenggam salah satu telapak tangannya. Perempuan tersebut terdiam seketika. Matanya membulat sempurna saat tahu siapa seseorang yang menautkan kelima jarinya. Beberapa orang meilhat pemandangan dua sejoli tersebut.
"Filo...?" gumam perempuan itu, namun terdengar jelas oleh laki-laki di sebelahnya. Laki-laki tersebut hanya tersenyum tipis dengan pakaian bola yang terlihat lembab. Ia mengunyah permen karet yang menjadi mainan dimulutnya.
Sofi mencoba melepas genggaman tersebut karena merasa risih dengan orang yang berada disekitar mereka. Namun Filo mendekatkan wajahnya ke arah telinga sofi,
"Gue gak mau lo jatuh lagi, oke?" bisiknya pelan. Filo merogoh headset dari kantong celananya. Salah satu headset ia pasang di telinga kanannya dan satu lagi ia pasangkan di telinga kiri sofi.
"Abaikan saja mereka. Anggap semua sunyi. Karena mereka hanya iri dengan waktu, yang tak pernah memperbolehkan mereka menjadi senja hangat di sore hari." Ujar Filo lalu semakin mengeratkan jari tersebut. Sofi hanya terdiam dan terhanyut dalam alunan musik.
Filo melirik ke bawah meilhat dua pasang sepatu yang berdiri sejajar. Seketika ia tertawa kecil saat judul lagu tersebut sama sepertinya dan sepasang sepatu di sebelahnya.
"Aku sang sepatu kanan dan kamu sang sepatu kiri" - Sepatu dari Tulus.
Demikian squel-nya. Tetap stay "Filosofi", ya :")
13 Februari 2018
YOU ARE READING
FiloSofi
Teen Fiction#CERITA INI TIDAK DILANJUTKAN 🙏 Perempuan yang sedari tadi asyik menyeruput jus nya itu terdiam, saat sepasang mata di depannya terus menatapnya. "Kenapa?" tanya perempuan itu. "Tidak. Saya hanya hanya kesal pada pipet itu," jawab laki-laki itu sem...