'Yahhhh gak jadi! Ahk! Keselll.'

"Mari Nona, anda bisa terlambat les hari ini."

"Iya!" Vina menjawab dengan nada ketusnya dan menuju kasir. Setelah membayar novel itu, ia segera keluar toko buku. Dia mencari keberadaan Dyon, namun hasilnya nihil dan akhirnya memutuskan untuk menuju mobillnya.

"Jalan pak." Pintanya pada sopir pribadinya itu.

*******

Luzy dan Gion sudah berada di depan rumahnya.

"Terima kasih Gion. Nanti lo jemput gue buat berangkat les bareng kayak biasa kan?"

"Iya, udah sana masuk terus siap-siap! Nanti gue jemput." Gion menyalakan motor besarnya itu dan menuju rumahnya yang hanya berjarak 8 meter dengan rumah Luzy.

Luzy masuk ke dalam rumahnya itu yang langsung disambut dengan suasana hening. Dia sudah terbiasa dengan suasana ini, karena kedua orang tuanya yang sibuk bekerja.

Saat sudah berada di kamarnya, ia segera menghempaskan tubuhnya itu ke kasur king size itu.

Tok..Tok..Tok..

"Iya mbo sebentar." Luzy segera bangun dari kasur dan menghampiri pembantu rumah tangganya itu.

"Ada apa mbo?"

"Nona, ada pesan dari nyonya." Mbo Siti langsung memberikan sebuah note kepada Luzy.

"Terima kasih mbo." Luzy langsung berjalan ke dalam kamarnya lagi.


Sayang, Ayah dan Mamah harus keluar kota selama lima hari. Bang Dewa juga
akhir-akhir ini harus mengerjakan tugas kuliahnya yang menumpuk
jadi, kamu harus ke sekolah naik mobil sendiri atau bareng Gion selama lima hari.
Maaf, Mamah enggak bisa langsung kabari kamu karena kami gak punya banyak waktu. Kalo ada sesuatu kabari kami.
Love u honey♡

"Huft! Kebiasaan banget sih! Mamah pasti gak langsung kabarin kalo mau keluar kota. Telepon aja deh."

Luzy pun menelpon Mamah Dirra dan langsung diangkat dari kejauhan sana.

"Hallo Mamah"

"Iya, sayang kenapa?"

"Mamah kebiasaan deh,
Gak pernah ngabarin aku
Kalo mau keluar kota"

"Ini ngedadak banget
Jadi mamah gak bisa
Langsung ngabarin kamu"

"Iya deh.
Mah, aku ke sekolah gimana?"

"Terserah kamu
mau naik mobil sendiri
Atau bareng Gion"

"Aku naik mobil sendiri
aja deh Mah"

"Udah dulu ya nak,
Mamah ada panggilan meeting"

"Iya Mah, bye~"

"Bye."

Luzy menutup teleponnya itu dan bersiap siap untuk les. Setelah siap, dia segera turun dan menuju ruang tamu.

"Nona tidak makan terlebih dahulu?"

"Gak usah mbo, aku gak laper kok."

"Ya sudah."

Tin..Tin..

"Itu pasti Gion. Aku jalan dulu ya mbo!"

"Iya Non, hati hati."

Luzy langsung keluar rumah dan menyusul Gion yang sudah menunggunya di depan pagar.

"Ayo naik!"

Luzy dan Gion menuju tempat lesnya itu. Mereka saling diam karena hanyut dalam pikiran masing-masing. Hingga sesampainya di tempat les, Luzy langsung turun dari motor Gion dan meninggalkannya sendiri di parkiran.

Gion segera menyusul Luzy dan menyamakan langkahnya. Vina yang baru datang pun menyusul mereka berdua.

"Haii~~!" Sapa Vina.

"Hai Vin, lo kenapa kayaknya seneng banget?" Luzy melihat ke arah sahabatnya ini yang sedaritadi tidak henti-hentinya menebar senyuman.

"Gue? Gue gak apa-apa." Vina mengelak pertanyaan Luzy yang justru membuatnya terasa aneh di depan sahabatnya itu.

"Dasar anak aneh!" Cibir Gion.

"Heh! Ngomong apa lo?" Vina yang tidak terima dibilang aneh pun membela diri.

Bukannya menjawab pertanyaan Vina, Gion justru langsung duduk di kursinya saat sudah sampai di kelas mereka.

"Gion! Lo nyebelin banget sih jadi orang! Dasar patung es!"

"Udah lah Vin, dia kan emang begitu sifatnya. Walaupun lo udah marah-marah sampai botak, dia bakalan tetep kayak gitu." Luzy mencoba membuat Vina sabar karena ulah sahabatnya itu.

"Kenapa sih?" Tanya Manda yang baru datang bersama Ovie dan Sylivi.

"Biasa, gue dibikin kesel lagi sama tuh manusia." Ucap Vina sambil menunjuk Gion yang sedang asik bermain game dan menggunakan earphone.

"Kalian ini, bisa gak sih sehari aja gak ribut? Pusing kepala gue kalo Vina udah ngomel-ngomel." Ucap Sylvi yang langsung melenggang menuju kursinya.

"Udah lah ya, kita jangan di depan pintu. Mendingan kita langsung duduk aja di kursi masing-masing." Ucap Ovie.

Urutan duduknya itu
Sylvi - Ovie - Vina - Manda - Luzy - Gion

Mereka segera duduk di tempat masing-masing. Luzy sempat memperhatikan Gion yang sedang berkutat dengan handphonenya itu.

Saat sudah duduk Luzy mencoba memanggil Gion, namun hasilnya nihil yang sudah pasti bisa ditebak kalau Gion memakai earphone dengan volume tinggi.

Luzy menarik earphone sebelah kiri dan langsung mendapatkan tatapan dingin dari Gion.

"Gue mau ngomong sama lo dan dari tadi gue manggil nama lo tapi gak dijawab."

"Ada apa?" Jawab Gion yang sudah melepaskan earphonenya itu, namun pandangannya masih pada game itu.

"Kalo ada orang yang ngajak bicara itu ditatap." Luzy sangat jengkel dengan sahabatnya yang satu ini, selalu saja seperti itu, kalau seorang Gion Adnanta sudah bermain game, maka susah untuk melepaskannya dari dunianya itu.

"Iya Iya, ada apa sih?" Gion menghentika permainannya itu dan fokus pada Luzy.

Bukan maksud gue buat gak sopan
Tapi kalo melihat lo dari sedekat ini
Bikin gue gak fokus karena
Jantung gue yang gak kekontrol
Akibat ulah lo
-Gion adnanta

TBC

ⓢⓗⓘⓝⓝⓔⓨ

DONE!!!!!!!!!!!
LOVE U READERS ♡
THANKS!!!!!!!!!!!

PYTD [REVISI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin