Chapter One

119 7 2
                                    

Mata ini tidak pernah sedikitpun terlepas dari pandangan didepannya. Mata ini tak ingin berkedip sedetikpun ketika melihat sosok jelmaan Andrew Garfield. Mata ini seakan-akan ingin terus menatap wajah itu. Wajah yang selalu menghantuinya semenjak memasuki pelataran sekolah. Dan wajah itulah yang selalu membuat hatinya membuncah ketika tidak melihatnya sehari saja.

Mata dan hati ini ingin selalu mengharapkan untuk dekat kepadanya. Mata ini seperti memohon dan hati ini seperti meminta. Memohon agar sosok jelmaan Anderw Garfield melihatnya dan meminta agar tidak melepaskan pandangannya ketika tatapan mereka bertemu.

Lelaki benar-benar telah merubah dirinya. Bagaimana tidak dia rela melakukan apa saja demi lelaki itu. Dia melakukan berbagai macam cara untuk memperhatikannya.

Memang benar jika kasih sayang Tuhan memang selalu mengalir tanpa adapat diketahui. Ia ternyata sekelas dengan lelaki itu. Lelaki yang telah dilihatnya dari 3hari yang lalu. Pada saat pra-mos.

Dunia seakan menjungkir balikan dirinya karena ia melihat  bahwa nama lelaki yang di inginkannya itu tercantum dalam daftar nama siswa dikelasnya, pada papan pengumuman.

“Thanks God.” Gumamnya sambil menekan dada ini karena tidak dapat menahan kebahagain yang tak dapat diungkapkan melalui apapun.

Sebenarnya iya sangat amat tidak tertarik pada sekolah ini. Bahkan pada saat memasuki gerbang sekolah karena mengetahui bagaimana tata tertib dan beberapa guru disekolah ini sangat amat menyiksa untuk para murid. Ia mengetahui bahwa sekolah ini sangat menjengkelkan dari sepupunya yang pernah bersekolah sekolahnya sekarang.

Namun, pada saat kenaikan kelas sepupunya lebih memilih pindah karena tidak sanggup dengan pelajaran-pelajaran yang menurutnya sangat membuat otak ingin mendidih.

Akan tetapi Deva tidak akan melakukan hal yang pernah dilakukan oleh sepupunya itu. Ia akan tetap bertahan disekolah ini sampai lulus nanti. Karena ia tidak akan pernah melewatka kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan karena telah memberikan kejutan pada hari pertama ia masuk kepelantaran sekolah.

                          -------------------------

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari dimana ia akan sekelas dengan lelaki yang telah membuatnya tidak bisa memejamkan mata semalaman. Dan ia lebih memilih membuka internet dan mencari nama seseorang yang membuatnya gila itu.

Ia pun menemukannya dan melihat wajahnya dengan seksama. Wajah itu putih, mata itu teduh, bibir itu tipis dan tubuh itu........ sungguh sangat menawan. Bagaimana tidak tubuhnya telah berbentuk dengan sangat amat sempurna. Walaupun ia tidak pernah melihatnya secara langsung namun ia sangat amat yakin jika tubuh itu memang tubuh-tubuh lelaki idaman setiap wanita.

Ia menatap pantulan dirinya didepan cermin. Ia bersenandung sebentar dan segera merapikan rambutnya. Hari ini ia lebih memilih untuk menguncir kuda rambutnya tanpa menggunakan poni. Kulit yang putih, tubuh yang tinggi namun sedikit berisi , wajah yang manis dan bibir yang berwarna peach membuatnya tampak manis. Ditambah dengan pipi yang chubbi.

Ia mengangkat tangan dan melihat jam dipergelangannya dan waktu telah menunjukan pukul 6 pagi. Ia segera bergerak dari tempanya dan menghampiri dua sejoli yang tengah menatap siaran televisi pagi.

“Kakek, nenek.” Panggilnya.“Nala berangkat sekolah dulu ya?” tanbahnya ketika sampai di hadapan dua sejoli itu dan keduanya mengangguk dan tersenyum memberikannya semangat setiap harinya untuk cucu yang telah hidup dengannya selama 9 tahun ini.

Mbah akung dan mbah uti sudah seperti kedua orangnya. Karena selama ini merekalah yang telah merawat dan menjaganya dengan segenap kasih sayang. Dan ketika itu jugalah kehidupannya berubah 180 persen karena dua orang yang telah memutuskan hidupnya dan harapannya pada saat masih kecil.

 Setelah berpamitan dan sampai dipekarangan rumahnya sebuah senyuman diwajahnya sudah mengembang dengan menampakan deretan gigi yang rapih dan semakin membuat pipi yang sudah chubbi itu bertambah besar.

Ketika sampai didepan sekolah ia langsung mencari kelasnya. Dan tak membutuhkan waktu yang lama ia sudah menemukan kelasnya. Ia-pun langsung memilih tempat duduknya dan jatuh pada bangku kedua dari belakang barisan ke-tiga. Tempat itu sengaja dipilih olehnya agar ia dapat memerhatikan pemilik punggung tegap yang tengah duduk di barisan pojok pintu tempat kedua.

Namun hanya bertahan sekitar 5 menit saja ketika sosok gadis yang..... emmm lumayan cantik berdiri menghalangi pandangannya. Tanpa basa-basi gadis itu menyuruhnya untuk pindah ketempat lain karena menurutnya ini adalah tempat duduknya.

“Apa-apaan lo maen ngusir-ngusir gue?”

“Kenapa? Nggak suka?” balasnya acuh tak acuh.

Baru hari pertama aja sudah seperti ini bagaimana dengan hari kelanjutannya. Ya Tuhan.

“Lo tanya KENAPA? Saiko!” jawabnya dengan nada sarkatis.

Cukup lama Devana berdebat dengan gadis didepannya ini. Dan selesai sudah pertengkarannya dengan gadis penggangu itu, dan ialah yang memenangkannya. Gadis itu-pun memilih tempat duduk yang tidak jauh darinya ya hanya berjarak satu meja dengan barisan dikanannya.

 Namun Ia tidak berhenti memperhatikan setiap gerak-gerik pemilik nama lengkap Reyga Putra Triandra sampai bel tanda masuk melengking gila-gilaan membuyarkan perhatiannya dengan seketika.

Hari ini adalah hari pertama ia belajar namun otaknya sudah diperas paksa oleh pelajaran. Gimana nggak orang hari ini pelajarannya itungan semua yang bikin kepala pengen pecah.

Namun, hari ini juga hari dimana ia dapat melihat dengan jelas bagaimana sosok jelmaan Andrew Garfield-nya itu.

Ia dapat melihat dengan jelas sepertinya Reyga dapat beradaptasi dengan teman-teman kelasnya. Auranya terpancar pada saat ia sedang tertawa dan dalam satu  hari saja ia sudah menjadi mood boster dikelasnya dengan berbagai macam candaan yang dibuatnya. Contohnya pas pelajaran matematika, udah tau itu guru terkenal sama killernya tapi masih aja dibecandain. Tapi ga didepan itu gurunya langsung mau langsung dikeluarin apa dia apa lagi ini baru hari pertama ia memakai seragam putih abu-abu. Kebanggaan setiap orang.

Dihari pertama masuk Reyga telah menjadi pusat perhatian dari para kaum hawa. Ia memang tampan namun walaupun Nala memiliki banyak saingan ia tak akan pernah mundur akan dengan rasa yang telah menetap dihati ini. Ia tak akan pernah menyerah dengan cintanya yang sekarang ini.

Kata orang-orang sih cinta di SMA itu sangat indah makanya ia ingin sekali merasakannya dan ia ingin cintanya di SMAnya itu ya bersama dengan Reyga, bukan orang lain.

 Bagaimanapun caranya ia harus bersama dengan Reyga dan ga akan ada orang yang boleh menyentuh Reyganya itu. Apapun yang terjadi juga ia tak akan pernah takut.

Seperti apapun dan bagaimana pun sikap Reyga kepadanya itu bukan suatu yang amat dipermasalahkan asal Reyganya itu bersamanya pun dia sudah sangat  amat senang.

Kadang kita lebih memilih untuk dicintai oleh seseorang. Akan tetapi kalian ga akan ada yang pernah tau

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang