A CONFUSED BOY

6.2K 373 23
                                    

IBUKU sangat cantik, tetapi aku tak pernah bertemu dengannya. Aku tahu persis wajah ibu lewat foto hitam putih satu-satunya, yang kemudian lenyap ketika setengah gedung panti asuhan dilahap kebakaran. Aku dibesarkan di sebuah panti asuhan di wilayah terpencil. Tidak ingat bagaimana awalnya aku bisa berada di tempat membosankan itu.

Ketika usiaku enam tahun, seorang pria berkulit sewarna zaitun bermata kelabu, Taylor O'Conner mengadopsi. Padahal aku bukan anak baik. Semula aku curiga padanya. Namun, karena ia mengaku mengenal ibu, aku ikut saja dengannya ke mana ia pergi.

Ia membawaku ke sebuah lembah yang jauh dari keramaian kota, dikelilingi pepohonan tua. Di tempat itu aku tak sendirian. Banyak anak seusiaku yang juga sudah tak memiliki orang tua. Kami bukan hanya diajarkan berbuat baik seperti di panti asuhan, melainkan juga dididik menjadi penembak, tetapi bukan untuk berburu binatang. Otak kami dijejali pengetahuan tentang senjata-senjata, peluru-peluru, dan teknik menghilangkan jejak.

Suatu hari lengan Mr. O'Conner terluka karena terkena belati. Belum pernah aku melihat darah sebanyak darah Mr. O'Conner yang menetes hingga menodai lantai mansion. Menghirup aroma darah itu, untuk pertama kali aku merasa dahaga luar biasa walau sudah menenggak segalon air putih di dapur.

Tedd satu-satunya anak yang menyadari keganjilan sosokku.

"Kau lich, Aiden," katanya.

"Benarkah? Dari mana kautahu?" sahutku polos.

"Matamu merah."

Aku menggeleng tak sependapat. "Mataku biru kok."

"Tadi matamu merah. Tapi, yah, sudahlah." Tedd angkat bahu. "Kau punya gigi taring yang bisa kauatur sesukamu, kan?"

"Umm ... Ya."

"Boleh kulihat?"

Aku mengangguk lalu menganga lebar.

Tiba-tiba Mr. O'Conner berlari panik ke arah kami.

***


Sosok Mr. O'Conner memang keras. Namun terkadang ia bisa menjadi pria tak terduga. Ia bercerita tentang ibu, menggambarkan sesosok wanita seperti putri di buku-buku dongeng. Pria itu tersenyum, tatapannya lembut, lalu tiba-tiba meneteskan air mata.

Mr. O'Conner tegas melarangku mengungkapkan identitasku yang sebenarnya kepada orang lain. Ia bilang aku memiliki keistimewaan. Aku tidak mengerti mengapa keistimewaan harus disembunyikan.

Di mansion kami belajar mengenali lich alias makhluk pengisap darah. Seiring pertumbuhanku yang semakin hari semakin membingungkan, indra penciuman dan pendengaranku sensitif sampai-sampai membuatku terusik sendiri. Penglihatanku tajam dan waspada. Setiap inci tubuh mempunyai insting.

Mengapa ciri-ciri fisik dan perilakuku menyerupai lich? Cepat, aneh, dan ... gampang haus.

Pertanyaan yang selalu menghantui terjawab ketika tugas perburuan pertama di usia tiga belas. Anak usia tiga belas sudah diakui sebagai Pemburu muda. Aku bertemu pria pucat berwajah rupawan sekaligus mengerikan di kegelapan malam.

Ternyata dia ayah biologisku. Ia makhluk teraneh, terpucat, dan terkeji yang pernah kukenal. Aku ketakutan. Tubuhku menggigil mendengar pengakuan-pengakuan dari bibir pucat dengan bercak-bercak darah manusia. Makhluk itu bekerja di sebuah rumah sakit di kota kecil. Tanpa rasa bersalah, ia mengajakku bergabung dengan kelompoknya. Ia menganggap dirinya lebih beradab ketimbang makhluk yang diburu oleh kami.

Aku menolak. Bukan karena aku berbeda dengan dia, melainkan karena aku tak ingin lagi bertemu dengannya. Selamanya.

Oh, tidak. Mengapa ia dan ibuku saling mencintai? Jika mereka tidak bertemu, maka aku tidak terlahir. Jika aku tidak lahir, maka ibuku mungkin masih hidup sampai sekarang.

Aku membenci pria itu sebesar aku membenci diriku sendiri.

*** 


Mr. O'Conner sengaja menggabungkan aku dan Tedd dalam satu tim karena Tedd tahu siapa aku. Calvin, rekanku yang satu lagi sebetulnya menentang tindak kekerasan. Kebenciannya terhadap lich primitif membuatnya berani mengeksekusi dan melakukan manipulasi kematian; menghilangkan bukti-bukti. Pekerjaannya sangat teliti dan rapi sehingga kasus hilangnya manusia secara misterius sulit diselidiki polisi. Aku tak menyesal ia menjadi rekanku. Kegembiraannya yang suka salah tempat maupun suasana membuatku berpikir kalau dunia ini tak selalu suram seperti yang selalu kurasakan. Kau tahu, hidup sebagai makhluk setengah lich itu amat menyedihkan.

Tim Delta, tim kami kerap dipuji kalangan Pemburu senior karena sering memburu lich primitif. Di balik semua itu, mereka tak pernah tahu kalau salah satu anggota Tim Delta memiliki insting sangat peka. Yang menyembunyikan taring dalam mulutnya.

Tim Alpha (atau, sebut saja saingan kami), juga menarik perhatian Pemburu senior. Tim Alpha dipimpin Drew, ditemani dua rekan setia, Gary dan Vincent. Mereka memiliki kelebihan masing-masing. Remaja lain yang kukenal sejak lama; Kristoff, Stuart, dan Joshua, yang masuk tim berbeda. Meski paling muda dalam timnya, mereka selalu bertugas dengan baik.

Well, aku merasa timku tidak bermain adil. Sejauh ini semua Pemburu di mansion adalah manusia, kecuali aku...

Para Pemburu muda dituntut bersikap disiplin. Kami juga suka membuat masalah. Yup, remaja berdarah panas. Remaja normal pada umumnya.

Kristoff melakukan kesalahan besar. Ia jatuh cinta pada lich wanita bernama Shannon. Kami sering meledek dan menggoda pemuda itu hingga wajahnya merah padam. Tapi aku lebih sering mengingatkan kalau ia akan berada dalam bahaya jika terus mendekati lich beradab, walau lich beradab sebenarnya bukan musuh utama kami. Aku tidak mengerti, bagaimana mungkin dua makhluk berbeda bisa memiliki ikatan yang begitu kuat? Seperti ibuku dengan pengisap darah beradab yang mengaku sebagai dokter sok baik itu.

Hubungan yang takkan berhasil kecuali salah satunya berkorban demi pasangannya. Kristoff rela mengganti kehidupan manusianya, nyawanya, dan meninggalkan kami semua. Pemuda itu memilih menjadi pengisap darah sedangkan aku marah pada keputusannya.

Kristoff pergi karena cinta. Ibuku juga pergi karena alasan sama.

[ ].







Treason : kb. penghianatan/ pengkhianatan.










a/n:

Selamat datang di Treason. Jumlah kata tiap part "diusahain" nggak banyak-banyak. Terima kasih untuk kalian yang masih berminat mampir. Semoga betah sampai akhir. :)

Part awal ini, marilah kita kenalan dulu sama tokoh utama Treason. Namanya Aiden Carell. #nyengir

nihar

TREASON (Wattys The Worldbuilders 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang