Part 17 : Where Are You?

3K 271 19
                                    

Thanks for 2k readers and 200+ votes:) big hug from me;)

Ada yang kangen sama Zero? :3

🏹🏹🏹

Tasie POV

Sambil berjalan, aku menoleh mencari-cari letak keberadaan Zwei dan Claire. Yang kulihat sedari tadi adalah anak-anak kelas D yang tak kuingat namanya sedang melayang di ruangan menakjubkan ini seraya menggumamkan beberapa kata yang tak bisa kutangkap artinya.

Mataku terpaku pada dua objek bersebelahan dihadapanku. Mereka adalah Zwei dan Claire yang sedang tak sadarkan diri dan tentunya melayang. Aku segera berlari mendekati mereka tidak peduli masih ada Felix yang masih setia berjalan dibelakangku.

Aku melompat dan menarik tangan Zwei dan Claire untungnya aku bisa melompat tinggi sehingga mudah bagiku untuk menangkap tangan Zwei dan Claire. Lalu akupun menurunkan mereka sehingga kini posisi mereka adalah berbaring di tempat aku berpijak.

"Zwei, Claire! Bangunglah!" Teriakku sambil menepuk-nepuk kedua pipi mereka.

"Percuma saja mereka takkan bangun." Tak perlu menjelaskan itu suara siapa tentu saja itu Felix.

Aku melirik Felix dengan mata tajamku karena dia berkata seakan Zwei dan Claire sudah mati. Padahal jelas-jelas aku masih bisa melihat dadanya mengembang lalu mengempis.

"Apa maksudmu?"

"Aku bukan bermaksud kalau mereka sudah mati. Tapi sekarang ini mereka sedang melawan hati mereka sendiri. Hati kelam mereka. Dan waktu yang dibutuhkan sangat banyak, Jika mereka tidak bisa melawan hati mereka sendiri, maka mereka akan terus terperangkap didalam mimpinya dan takkan bisa keluar dan tak ada yang bisa kita lakukan sekarang."

"Lalu, mengapa aku bisa bangun dengan cepat?"

"Itulah yang perlu dipertanyakan."

Aku kembali menatap kedua wajah temanku yang agak pucat dengan pandangan sedih. Pandangan yang jarang sekali ku perlihatkan kepada orang-orang diluar sana.

"Cepatlah bangun. Siapa yang akan mencariku waktu jam pelajaran dimulai? Siapa yang akan mencuri sarapanku besok pagi? Ayolah bangun, tidakkah kalian lelah menutup mata kalian selama berhari-hari? Aku saja yang baru bangun sudah sangat lelah." Ucapku lirih.

"Woah. Siapa sangka ternyata gadis dingin sepertimu bisa berucap dengan kata yang lebih dari 10 kata." Aku menatap bengis Felix karena dia sudah menghancurkan suasana hatiku. Bahkan aku tidak peduli lagi jika aku sudah berucap banyak. Karena bagaimanapun juga, dua gadis yang terbaring didepanku ini adalah kedua teman pertamaku di sekolah ini.

Felix mengangkat kedua tangannya, "Chill."

"Bangunlah, kumohon."

****

Anak lelaki itu sedari kemarin tidak bisa berdiam ditempat. Dirinya terus saja sibuk menoleh ke kanan atau kiri lalu melihat ke atas atau mengetukkan kakinya pada lantai sambil tangannya yang meremas bajunya.

Gadis yang berada disebelahnya yang sudah tidak tahan dengan sifat gelisah teman di sampingnya ini pun akhirnya bangkit dari duduknya lalu menggebrak meja yang menyebabkan bunyi kegaduhan di suatu ruangan hening khusus untuk kelas tertinggi-- White Class.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan, Zero?!"

Gadis itu menatap tajam Zero yang kini hanya membalas tatapannya dengan datar. Bahkan sangat datar. Ya, meskipun raut wajahnya datar, aura yang mengelilingi Zero tidak dapat berbohong menunjukan bahwa dirinya sedang marah karena terusik namun hal itu sama sekali tidak mempengaruhi gadis yang sedari tadi menatapnya tajam.

The Lost Dragons : Flame & IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang