1. Anne's Plan

Mulai dari awal
                                    

Mereka menarik nafas dan aku tak habis pikir betapa miripnya mereka berempat, sampai cara mereka menarik nafaspun mirip. Itu menyeramkan. Saat mereka akan melakukan sesuatu yang tidak bisa kutebak, tiba-tiba pintu kelas terbuka dan Mrs. Skywood keluar dari kelas dan berjalan ke arah kami. Kupikir Tuhan masih menyayangiku. Kupikir aku gila karena aku bisa mendengar seluruh organ tubuhku bernyanyi dengan gembira di dalam sana.

“Hey guys, you haven’t go home?” tanya Mrs. Skywood dan mereka sudah tidak memblokir jalanku lagi. “I thought you hate high school.” Katanya lagi sambil sedikit tertawa. Oh, Mrs. Skywood, kau tak tahu betapa aku membenci High School ini. Bahkan guru-gurunya juga.

“No, we haven’t.” kata Cady memainkan rambut ikalnya. Mrs. Skywood mengangguk pelan dan siap berjalan. Ini dia kesempatanku. Sekarang atau mereka akan berhasil merusak hariku. Sekarang.

“Mrs. Skywood!” panggilku, terlalu bersemangat. Mrs. Skywood menolehkan kepalanya kearahku dengan tatapan bingung. “uh, I want to ask you about my old project, I really need to talk about it.” Kataku mencoba terlihat meyakinkan.

“Well yeah of course, you probably can come to my office?” Kata Mrs. Skywood menunjuk ruangannya dengan ibu jari. Aku sudah mencium aura keselamatan.

“But Candice, do you really need to leave us?” tanya Raquelle meremas bahuku penuh arti.

“Yes, this is really important.” Kataku memberikan senyum kemenangan ke Raquelle. Untunglah mereka masih memiliki rasa hormat atau takut atau segan atau apapun itu pada seorang guru.

Aku berjalan mendekat ke Mrs. Skywood, langsung merasa lega. Aku menoleh kebelakang dan memberikan satu jari tengahku ke arah mereka. Bila aku bisa memberikan keempat jari tengah yang kupunya pada mereka saat ini, pasti sudah kulakukan. Masalahnya aku tak mau Mrs. Skywood melihatku memberikan quatro fucks untuk quatro sluts. Entahlah apa yang akan ku bicarakan dengan Mrs. Skywood di kantornya, Mrs. Skywood pun tidak akan begitu curiga. Paling-paling aku akan menanyakan tugas yang sudah kukerjakan lalu merayakan hari terakhirku di High School dengan Gemma.

Ohiya! Aku belum memberi tahunya. Untunglah aku punya Gemma, walaupun dia lebih tua dariku beberapa tahun tapi entah bagaimana kita bisa bersahabat dengan sangat baik. Mungkin efek pertemanan kami yang sudah dimulai sejak aku masih berusia 6 tahun. Sebenarnya susah juga pergi dengan Gemma, karena dia adalah kakak dari seorang superstar, banyak orang yang mengetahuinya. Well, dia cantik dan dewasa. Aku mengagguminya, tapi aku tidak akan membiarkan dia tau. Enak saja. Bisa-bisa dia jadi besar kepala dengan senyum konyolnya itu.

•••

Aku janjian dengan Gemma di sebuah kafe yang terletak di sebelah sungai, dekat jembatan. Tempat kerja Gemma berada di jalanan yang sejajar dengan jembatan, jadi tak akan lama menunggunya datang kemari. Aku memilih tempat duduk dibawah jembatan supaya teduh dan tak banyak orang yang terlalu memperhatikan tempat duduk disini. Aku tidak suka diperhatikan orang, walaupun aku tahu mereka sebenarnya tak mungkin memperhatikanku. Tapi tetap saja, aku tak pernah suka tatapan orang banyak.

“Hi, Candice!!” sapa Gemma dengan suara cerianya. Aku langsung tersenyum lebar.

“Gemma!!!!!!!!!!!” balasku tak kalah ceria. Kami berpelukan lalu Gemma duduk di kursi depanku. Kami hanya dihalangi meja kayu yang bundar.

“Out of school today, eh?” tanya Gemma sambil senyum menggoda dan aku mengangguk dengan penuh kebahagian. Gemma tau semua tentangku, semua masalahku. Masalah di rumah maupun di sekolah, dia tau semuanya. Aku benar-benar memberikan seluruh rahasiaku dan dia orang yang dapat dipercaya. Dia seperti satu-satunya tempatku untuk menangis, aku memercayakan air mataku padanya.

“But Raquelle and Plastics almost get me again! Lucky me I could go away.” Kataku sambil menghela nafas, kembali membayangkan kemenanganku tadi.

Sweet EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang