Spesial Malam Tahun Baru | Luka Yang Tersimpan Dalam Sebuah Cerita

53.6K 6K 937
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Khusus part ini kalian kalau males bacanya boleh dilewatin karena insyaallah walaupun part ini nggak dibaca nggak akan buat kalian bingung.

Isi cerita 30% Aluna & Nino, 70% Duka yang dialami seorang gadis belia disaat malam tahun baru (Ini pernah aku up di Kisah Cinta Seorang Hamba dan di ig histori kemarin)

Selamat membaca...

____________________

Aluna terbangun dari tidurnya saat dia mendengar suara kembang api yang saling bersahutan. Matanya melirik ke arah jam yang menggantung di dinding kamarnya. Baru jam sepuluh malam tapi orang-orang sudah semangat menyalakan kembang api.

Iseng Aluna menyibak gorden kamarnya. Dia menatap ke arah langit malam yang berhiaskan bulan dan bintang. Senangnya melihat langit yang indah. Setelah puas menatap langit yang indah Aluna memutuskan untuk menyalakan laptopnya. Ada sebuah kisah yang ingin dia baca. Dan kisah itu tersimpan di dalam sebuah file yang tersimpan aman di dalam laptopnya.

Sebuah kisah yang dia buat sendiri satu tahun lalu. Sebuah kisah yang dialami oleh orang yang dikenalnya.

***

Ini untuk pertama kalinya aku meluapkan isi hatiku ke dalam sebuah tulisan. Dulu aku menganggap hal ini adalah suatu hal yang bodoh. Bagaimana mungkin kita meluapkan segala isi hati kita dalam sebuah tulisan, apa gunanya? Tidak mungkinkan dengan menulis apa yang mengganjal di hati kita akan terangkat atau tidak mungkinkan dengan menulis masalah yang sedang kita hadapi akan terselesaikan? Lantas apa gunanya meluapkan isi hati dalam sebuah tulisan?

Hingga akhirnya aku mendapatkan jawabannya. Di saat satu persatu sahabat yang ku miliki menjauh, hingga tidak ada lagi sahabat yang bisa aku jadikan tempat berbagi kisah yang telah aku alami, maka dengan cara menulislah aku dapat membagi kisahku, baik itu dengan sang pena yang membantuku memindahkan bait demi bait kata yang telah ku rangkai hingga menjadi sebuah kalimat ke atas selembar kertas putih atau pada sang kertas yang mau menampung segala keresahan hatiku yang telah aku goreskan di atasnya.

※※※

Semuanya berawal pada tanggal 31 Desember 2016.... sebuah bencana bagiku yang telah berhasil menghancurkan hidupku hingga rasanya aku ingin mengakhiri semuanya dengan kematian.

Setiap tarikkan nafas..
Setiap langkah kaki...
Semuanya sulit untuk ku lakukan.

Malam itu nenek yang telah merawatku semenjak aku baru terlahir di dunia ini berkata, "Jangan pergi Ra, di rumah saja merayakan malam tahun barunya dengan Nenek."

"Mana asik Nek merayakan malam tahun baru di rumah," Jawabku kesal pada saat itu, "Pokoknya nanti malam aku mau malam tahun baruan sama Dani."

"Untuk malam ini Nenek mohon jangan main keluar rumah yah, temani Nenek saja di rumah," Nenek hendak membelai pucuk kepalaku, namun dengan kasar aku menepisnya.

Hari ini nenek benar-benar menyebalkan, tidak biasanya Nenek melarangku merayakan malam tahun baru. Walaupun aku tahu Nenek selalu tidak suka aku merayakan malam tahun baru karena menurut Nenek tak pantas seorang muslim merayakan malam tahun baru.

"Pokoknya aku mau merayakan tahun baru sama Dani." Ucapku final.

Tepat pada pukul sepulu malam aku dan Dani sudah berada di Jembatan Layang, sepertinya malam tahun baru kali ini akan kami habiskan lagi di Jembatan Layang. Tapi ternyata tebakkanku salah Dani tiba-tiba mengajak menghabiskan malam tahu baru di Puncak.

Aluna | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang