Bagian 12

920 172 89
                                    


Keindahan pulau jeju nampaknya akan sangat disayangkan jika hanya dinikmati satu kali dalam musim panas ini. Menjejak untuk kedua kalinya kesana bukan pilihan yang buruk tentu saja.

Lihatlah bagaimana rona bahagia pria Ahn yang tengah mengangkat kedua tangannya seolah menyambut angin sejuk Jeju.

Atap mobil yang dinaikinya dibiarkan terbuka, ini keinginan Ahn Hyeongseop tentu saja.

Sedang satu sosok yang tengah berada di bangku kemudi hanya bisa menurut saja. Kacamata hitam masih bertengger di hidung mancungnya, jemari panjang yang  tengah memegang setir sesekali bergerak mengikuti alunan lagu yang tengah diputar.

Sungguh pemandangan sempurna ditengah suasana segar pulau Jeju di hari ini. Hyeongseop sampai bingung harus lebih dulu menikmati pemandangan Jeju, atau menikmati karya indah Tuhan yang ada disampingnya ?

Langkah Ahn Hyeongseop terlihat begitu riang tatkala ia telah sampai di resort yang akan ia tempati. Manik jernih tersebut tak henti-henti memeriksa keadaan disekitar yang dirasa sangat mewah melebihi saat ia kemari bersama teman-temannya kemarin.

Sedang pria tinggi yang datang bersamanya nampak tengah sibuk mengurusi sesuatu di front office sana. Bahkan dilihat dari arah belakang saja aura keren seorang Lai Guanlin tak pernah luput sedikitpun.

Dan selalu berhasil membuat orang-orang disekelilingnya larut dalam kekaguman.

Hyeongseop mencebik kecil saat menyadari tatapan para gadis yang tak sengaja berjalan melewati mereka saat melihat Guanlin, mata pria Ahn sampai membuntuti kemana perginya kerumunan gadis-gadis tersebut dan hampir saja mengikuti mereka jika saja ia tak merasa sebuah sentuhan pada tangannya.

Guanlin dengan sigap menarik pergelangan tangan Hyeongseop, tak membiarkan pria itu menjauh darinya.

“Jangan pergi terlalu jauh dariku, nanti kau hilang.” ucapnya setengah berbisik pada Hyeongseop.

“Aku bukan anak kecil,” protes Hyeongseop sambil mendelik namun tak lantas membuat Guanlin melepaskan genggaman, bahkan ia memaksakan untuk memegang ponsel miliknya juga kunci kamar mereka dalam satu genggaman karna tak ingin membiarkan lengannya yang lain untuk melepaskan Ahn Hyeongseop.

Guanlin memimpin jalan, dan Hyeongseop mengikutinya.

Sebelum mereka sampai disini, sebuah pernjanjian sudah dibuat dan tak boleh diingkari. Guanlin milik Hyeongseop dan Hyeongseop milik Guanlin, itu adalah perjanjian yang mereka buat sesuai dengan yang Guanlin ajukan saat itu.

Dan apa ? Guanlin benar-benar tak membual perihal itu, baru saja mereka sampai Hyeongseop sudah merasa diperlakukan seperti mereka benar-benar sepasang kekasih yang sesungguhnya.

Senyuman super senang hadir di wajah pria Ahn, jemarinya kini menelusup mengisi ruas jari Guanlin membuat sang pemiliknya menoleh.

Tanpa sadar Hyeongseop terkekeh kecil, merasa lucu sendiri saat ia membayangkan jika ini seperti sebuah acara kabur yang ia rencanakan dengan Guanlin.

Menyadari suara dari sosok disampingnya, Guanlin lantas menurunkan pandangan dan melihat Hyeongseop yang mendongak sambil melihat kearahnya dengan tatapan yang oh sangat manis sekali, sampai rasanya Guanlin ingin segera mengurung saja pria itu didalam kamar agar tak ada orang lain yang bisa melihat senyuman itu selain dirinya.

Hari yang Guanlin tunggu, akhirnya benar-benar tiba.

“Woah...”

Rasa takjub masih mengudara  pada Ahn Hyeongseop, bahkan hingga kini ia menjejak masuk ke dalam kamar manik jernih tersebut lagi-lagi tersihir pada keindahan pemandangan yang ia lihat.

Heyahe [COMPLETE] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin