Part 17.) I Will

126K 11.5K 1K
                                    

Next, up, lanjut, double update = BLOKIR

TRY ME!!!




✨🌟💫





Scarlet berdehem seperti sebuah isyarat untuk mengumumkan kedatangannya.

Refleks Althan yang bekerja dengan baik, seolah tahu dimana harusnya ia berada---cepat ia menghampiri Scarlet, menyambutnya dengan menggamit mesra pinggang gadis itu.

Seakan tidak ada orang lain disana.

Scarlet tersenyum menanggapi sikap Althan. Semenjak ditandai---Althan tak hentinya melakukan kontak fisik, dan Scarlet tidak keberatan.

Diliriknya sedikit ke arah Vanessa yang sedang memutar bola matanya jengah, dari balik punggung Althan.

Scarlet sudah memutuskan, bahwa ia tidak akan terpancing emosi lagi oleh seorang Vanessa.

Bila harus ada yang merasa terintimidasi, maka Vanessa lah orangnya.

"Darimana?" tanya Althan.

"Dari pack house Candice."

Sejenak pandangan Althan menerawang kosong kedepan saat Duncan me- mindlink nya.

"Ada apa?" Scarlet tampak penasaran.

"Hari ini Duncan kembali bertugas, aku akan menemuinya sebentar."

"Baiklah."

Tanpa aba-aba Althan mengecup pundak Scarlet sambil berlalu pergi. Sentuhan kecil seperti itu selalu berhasil membangkitkan percikan-percikan yang mendebarkan di dada Scarlet.

Dan semenjak Althan meng- klaim dirinya...debaran itu makin menjadi.

"Ciihh!"

Vanessa membuang muka saat melihat adegan yang menurutnya sangat memuakkan.

Decihan tanda cemburu yang berhasil memancing Scarlet menoleh sinis ke arahnya.

"Ada masalah, nona Trainor?"

Mata Vanessa menyipit dengan gigi yang bergemeretak. Kesal melihat ketenangan Scarlet yang tidak sesuai ekspektasinya.

"Pantaskah kau menanyakan hal itu setelah apa yang kau lakukan padaku?!"

Scarlet menatapnya dengan dahi yang berkerut heran. "Memangnya apa yang sudah kulakukan padamu?"

"Hm, jangan sok suci! aku tahu kaulah yang mengirim sihir hitam itu padaku." Vanessa melipat kedua tangannya didada dengan angkuh seraya melemparkan lirikan tajam dari ujung kaki hingga ujung kepala Scarlet. "Lihatlah dirimu---kau bersikap seolah tak bersalah hanya karena Althan memihak padamu."

Mata Scarlet berkilat menahan emosi. Tapi sebisa mungkin ia mengatur intonasi bicaranya tetap tenang.

"Sudah kukatakan bukan aku pelakunya. Kalaupun aku berniat mengirimmu sihir hitam---mungkin saat itu bukan tarantula yang menggerayangimu...tapi akan kukirim ribuan ular berbisa untuk menemani tidurmu---" Scarlet sedikit mencondongkan badannya ke arah Vanessa sambil berbisik,
"---bukankah kalian serupa."

Sindiran Scarlet berhasil memprovokasi amarah Vanessa.
Gadis itu mendorong bahu Scarlet dengan kasar.

"Hanya karena kau mate dari Althan, bukan berarti kau bisa bersikap seenaknya, Scarlet! kau bukan berasal dari pack ini---jadi jangan merasa seperti diatas angin. Bagiku kau hanya orang luar!"

Wizard Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang