[Part 1] Start it again

430 35 0
                                        

Chaeonan, South Korea

At 6.30 am

"Oh Sehun !cepat bangun! Berhentilah bermain dengan selimutmu!"seru wanita paruh baya di ambang pintu kamar yang telah dibuka secara paksa.

"eeungg" sahut Oh Sehun kepada wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya,Ny. Oh Sena. Lelaki itu  hanya menyahut pelan tanpa bergerak sedikitpun dari posisi tidurnya. Selimut tebal masih menyelimuti hampir seluruh tubuhnya.

Melihat putranya tak kunjung lepas dan terbangun dari tidurnya,membuat Nyonya Oh berdecak keras karena kesal.

"baiklah. Terserah kau saja. Pada akhirnya kau yang akan merasakan sendiri akibat dari kemalasanmu itu Oh Sehun! Kau itu sudah dewasa,kenapa masih saja bertingkah seperti ini. kau-"belum sempat nyonya Ohmenyelesaikan perkataannya, Sehun langsung bangun dari tempat tidurnya dan menyela perkataan ibunya.

" ya,eomma. Aku tau, aku tau." sahut Sehun dengan mata setengah tertutup karena kantuknya yang belum sepenuhnya menghilang. Dengan langkah terseok-seok ia menuju lemari pakaian yang terletak di sudut kamarnya,tepat di sebelah kanan pintu kamar mandi yang berhadapan langsung dengan tempat tidur.

"kalau begitu cepatlah mandi! Eomma tidak mau kau terlambat sekolah. Ingat Hun-ah ini mungkin terakhir kalinya eomma mau menuruti permintaanmu untuk pindah sekolah. Jadi,jangan sampai hal-hal yang sebelumnya terulang lagi. eomma tunggu kau di meja makan."ujar nyonya Oh berlalu.

Sehun tengah menata alat tulis dan memasukkanya di tas punggungnya. Lalu ia beralih ke sebuah kaca besar yang menempel di dinding, tepat di samping lemari pakaian. Ia mematut dirinya,membenarkan letak dasi yang agak miring. Mata sipitnya menatap pantulan dirinya di cermin bergantian dari atas ke bawah. Hingga tatapannya berhenti di sekitar lehernya yang tertutup kerah seragam. Tangan kanannya terangkat untuk sedikit menyingkap kerah seragam hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih,dan terdapat bekas luka berwarna kecoklatan yang memanjang sekitar tulang pangkal leher hingga ke bagian tengkuk. Sejenak tatapannya nanar,dengan rahang yang mengeras. Seiring dengan jemarinya yang menelusuri bekas luka itu. sementara tangan kirinya terkepal erat disamping tubuhnya.

The InvisibleWhere stories live. Discover now