SPIN OFF - #2

1K 188 3
                                    

In Author's Eyes...

Edinburgh akhir-akhir ini telah jadi bagian dari mimpi buruk yang Sehun alami. Berbagai ingatan terus menghantuinya, menerornya seolah menuntut di pemilik tubuh untuk kembali ke tempat asal.

Tapi tidak, Sehun tidak menyerah begitu saja pada mimpi buruk itu. Sehun sudah cukup dewasa dan berani untuk melawan ingatan mengerikan itu. Tentu saja, kekuatan yang didapatnya itu tidak lepas dari eksistensi seorang Humophage yang selama satu dekade ini mendampinginya.

Sudahkah Sehun keluhkan tentang bagaimana Mina memperlakukan dirinya selayaknya seorang anak berusia empat belas tahun?

"Mina, berhenti memainkan rambutku seperti itu. Kau tahu aku akan terbangun jika kau melakukannya, bukan?" Sehun berkata, dia ingat semalam ia terlelap di dalam gudang kecil yang sudah Mina sulap menjadi tempat persinggahan sederhana untuk sekedar menghangatkan diri saat pagi ini Sehun terbangun akibat ulah Mina.

Satu kebiasaan gadis itu yang Sehun tahu, dia selalu terjaga sebelum Sehun terjaga, dan menghilangkan kebosanan dengan memainkan surai Sehun, atau sekedar mengabsen jemari Sehun yang terbebas.

"Oh, maaf, aku pikir kau tidur dengan nyenyak." ucap Mina, mengalihkan jemarinya dari surai Sehun yang sejak tadi diam-diam dimainkannya, dibelainya lembut sementara ingatannya menerawang.

Waktu agaknya berlalu dengan begitu cepat sampai Mina tak sadar jika Sehun kecil yang dulu dikenalnya sebagai seorang bocah pendek yang harus dilindungi sekarang sudah berubah begitu dewasa.

"Kau selalu melakukannya selama beberapa tahun ini, dan di alam bawah sadarku ingatan itu sudah begitu kuat. Aku tidak harus tertidur lelap untuk sadar kalau kau sedang memperlakukanku sebagai anak kecil lagi." Sehun mengomel, ia menggosong kedua matanya dengan tangan sebelum dia kemudian menatap menerawang ke luar jendela terbuka yang ada di sana.

"Jam berapa ini? Apa mereka sudah bergerak?" tanya Sehun kemudian.

"Hampir jam delapan. Dan ya, mereka bergerak sebelum matahari terbit." ucap Mina menjawab. Hal yang kemudian membuat Sehun menatap dengan manik membulat terkejut.

"Apa? Mereka sudah pergi dan kita masih di sini?" ucapnya tak percaya.

"Tenang saja, aku sudah memasang pelacak pada mereka—secara diam-diam tentu saja—malam tadi, dan tidak sulit mengikuti mereka sekarang, kalau kau tidak keberatan aku juga butuh beberapa upgrade di mobilmu.

"Akhir-akhir ini systemku sering overload, Sehun. Apa menurutmu ada yang salah denganku? Atau aku mungkin sudah terlalu banyak mengingat memori kehidupan ini? Kau pernah memberitahuku kalau chip memori kami punya tenggat waktu juga."

Mendengar keluhan sekaligus pendapat Mina sekarang, Sehun diam-diam mendesah tidak nyaman.

"Iya, aku memang pernah berkata begitu. Dan aku pikir, memang benar adanya tentang Humanoid dengan ingatan yang terbatas. Maaf, Mina, kau dan aku sama-sama tahu kalau aku belum bisa menyelesaikan masalah ingatanmu itu, bukan?" ucap Sehun membuat Mina mendesah pelan.

"Tidak apa-apa, Sehun. Jika nanti aku benar-benar overload, kau hanya perlu melakukan Null system padaku, dan tanamkan saja ingatan-ingatan utama yang perlu aku ingat." Mina menyahuti dengan santai, seolah perkataannya sekarang tidak jadi beban berat bagi Sehun.

Membayangkan dirinya harus melakukan Nul System pada Mina sudah jadi hal yang sangat mengerikan bagi bayangan yang tercipta dalam benak pria itu. Kehilangan bagian dari Mina karena hilangnya ingatan Humanoid itu tidak pernah jadi ekspektasi Sehun sebab dia tahu dia adalah seorang servicer yang cukup handal dan pasti bisa menyelesaikan masalah pada Humanoid manapun.

One and Only [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang