"Kok lo gak ikut?" tanya Naomi heran.

"Biasalah tadi si Anya nyuruh gue ke kelas, bisa abis gue sama dia kalau gak nurut." sahut Roy sedikit kesal.

Anya itu pacarnya Roy. Roy memang sangat takut jika Anya marah karena kemarahan Anya akan melebihi dedemit pengkolan. Maka dari itu Roy cari aman saja untuk menuruti perkataan Anya.

Naomi yang mengerti itu hanya terkekeh, kemudian pamit kepada Roy untuk mencari kembali keberadaan Ken.

Naomi kembali berjalan menyusuri parkiran, dan melihat ke arah gerbang yang hampir akan ditutup oleh Mang Ocim. Mang Ocim adalah satpam sekolah SMA Galaksi.

Melihat itu Naomi langsung menghentikan kegiatan Mang Ocim, membuat laki-laki berkumis tebal itu keheranan.

"Mang, jangan ditutup dulu ya!" ucap Naomi melas.

"Atuh neng teh mau kemana? Sebentar lagi bel masuk neng," sahut Mang Ocim.

"Itu Mang, Naomi mau ke warung depan dulu sebentar. Ada yang mau dibeli," alibi Naomi memberi alasan.

"Yaudah atuh sok. Jangan lama nya neng!" teriak Mang Ocim saat Naomi sudah pergi ke arah sebrang warung dan langsung diangguki oleh Naomi.

"Oke Mang!" jawab Naomi mengacungkan jempolnya.

Naomi masuk ke dalam warung depan sekolah. Warung itu memang selalu menjadi tempat nongkrong anak laki-laki. Naomi melihat sosok yang ia cari. Warung itu sepi mungkin semua anak sudah masuk ke kelasnya karena sebentar lagi akan bel masuk, di sana hanya ada Ken yang sedang menghisap rokoknya diujung bangku pojok.

Melihat kehadiran Naomi, Ken langsung membuang rokoknya yang masih setengah itu dan menginjaknya sampai padam. Naomi mengehela napasnya gusar.

"Gue kan udah bilang, jangan ngerokok!" ucap Naomi kesal.

Lagi-lagi Naomi harus sabar dengan penuh ekstra dengan sikap Ken yang seperti ini. Tidak pernah berubah.

"Bentar lagi bel, ayo masuk!" ajak Naomi menarik tangan Ken. Ken hanya bisa pasrah mengikuti langkah Naomi.

Tiba-tiba Ken menghentikan langkahnya membuat Naomi menoleh kearahnya. Ken melepaskan tangannya yang digandeng oleh Naomi. Ken meraih tangan Naomi dan menggenggamnya membuat Naomi stuck ditempatnya. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Beberapa saat pandangan mereka terkunci sampai terdengar teriakan dari Pak Ocim.

"Neng, Aden cepet atuh masuk. Ini udah bel!" suruh Mang Ocim yang membuat keduanya menghentikan tatapan mereka.

Ganggu aja sih Mang Ocim.

"Biar gue yang gandeng tangan lo!" Ucap Ken menarik lembut tangan Naomi membuat hati Naomi berdesir hebat. Hampir saja jantungnya loncat dari tempat asalnya. Naomi terus memperhatikan tangannya yang digenggam oleh Ken membuat Naomi tersenyum bahagia.

***

Naomi sedang membaca buku di perpustakaan menemani Ken yang sedang sibuk membolak-balikan buku Matematikanya. Naomi menghela napasnya, rasa lapar membuat dirinya ingin segera pergi ke kantin. Lima belas menit lagi jam istirahat habis. Naomi sedari tadi hanya ingin menemani Ken membaca buku di perpustakaan karena ingin berduaan dengannya.

Tetapi gadis itu merasa bosan dengan buku yang dia baca. Menoleh melihat laki-laki di sampingnya yang masih fokus dengan bukunya. Meskipun reputasi Ken yang terkenal bad, tapi dia termasuk siswa yang pintar dalam akademik. Apalagi dalam bidang Matematika. Bahkan Ken selalu menjadi kesayangan semua guru di sekolahnya.

"Ken," panggil Naomi pelan yang hanya mendapat gumaman kecil dari Ken.

"Ke kantin, yuk?" ajak Naomi memegang perutnya karena lapar.

"Lo aja sendiri, gue masih mau di sini." sahut Ken tanpa menoleh ke arah Naomi.

Naomi mendengus, "Gue pengen sama lo,"

Ken menoleh menatap Naomi dengan tatapan tajamnya seperti biasa. Ken menghela napasnya, "Gue sibuk, lo duluan aja."

Naomi diam. Dia ingin pergi ke kantin tapi dia juga ingin berduaan dengan Ken. Karena hal langka jika dia bisa di samping Ken lebih lama, seperti ini. Naomi tidak peduli seberapa sakitnya dia di acuhkan oleh Ken. Gadis itu menatap keluar jendela lalu menghela napasnya. Mengenggelamkan wajahnya pada buku yang tadi dia baca.

"Nih," ujar Ken menyodorkan sebungkus roti cokelat kepada Naomi.

Gadis itu mendongak menatap Ken, "Buat gue?"

"Iya."

Dengan cepat Naomi mengambil roti cokelat itu dan memakannya dengan lahap. Tidak pedul doyan makannya yang akan merusak image-nya di depan Ken. Laki-laki jangkung itu sengaja membawa roti yang dia beli dari kantin pagi tadi.

"Lo udah makan?" tanya Naomi yang masih mengunyah makanannya.

Ken hanya mengangguk.

"Mau?" tawar Naomi menyodorkan roti bekas gigitannya ke mulut Ken.

Ken menggeleng, "Buat lo aja, gue tau lo belum kenyang." ledeknya kepada Naomi membuat gadis itu mencebikkan bibirnya.

"Ken," panggil Naomi yang sudah menghabiskan rotinya.

"Apa?" sahut Ken tanpa menoleh.

"Nanti pulang anterin gue, ya?"

"Gak."

"Kenapa sih lo gak pernah mau nganter gue pulang setiap hari?!" Naomi memandang Ken dengan kesal.

"Biasanya juga pulang sendiri, kan?"

Naomi berdecak, "Gue sebel sama lo!"

"Yaudah sana,"

"Lo ngusir gue?!"

Ken hanya diam tidak berniat menjawab pertanyaan gadis itu. Bisa-bisa mereka bertengkar di perpustakaan karena hanya hal sepele. Naomi terdiam lalu mengentak-entakkan kakinya kesal dan berjalan meninggalkan Ken sendirian di perpustakaan.

***

NOVEL STAY WITH ME BISA DIDAPATKAN DI SHOPEE GRASSMEDIA!

Stay with MeWhere stories live. Discover now