Mr.Troublemaker - #22

34.7K 2.6K 1.1K
                                    

Oke, aku akan memberitahu kalian berita baik dan buruk. Kalimat 'awali semua dengan kebaikan', membuatku mengawalinya dengan berita baik.

Aku akan menceritakan malam tergilaku, bersama pacarku, Romeo.

Semua diawali saat Romeo mengantarku pulang.

"Aku tidak suka dengan Monika," ucapku pada Romeo, saat kami berada di dalam mobil menuju rumah.

"I know." Romeo mendelik sembari tersenyum. "Kamu juga sebenarnya tidak ingin ke party-nya kan?"

Aku menoleh. Mengangguk dengan wajah malas. Tiba-tiba, sebuah ide muncul dibenakku. "Romeo?!"

"Yes, Princess?"

"Ajari aku menjadi nakal!"

Saat itu juga, Romeo menginjak rem mobil. Membuat mobil yang tengah dikendarainya terhenti seketika. Beruntung kami sudah masuk area perumahan. Kalau tidak, pasti akan terjadi kecelakaan.

"Kamu kenapa tiba-tiba berhenti?" Kagetku dengan tubuh tersentak ke depan cukup kencang. "Berbahaya tahu tidak!" Pekikku padanya setengah mengomel.

"Aku kaget. Maaf." Romeo melihatku. Memastikan diriku baik-baik saja. "Ucapanmu itu!"

Aku tersenyum lebar. Salahku juga memilih kata seenaknya.

"Iya maaf. Maksudku, aku ingin nakal yang masih wajar. Atau begini ...." Aku membenarkan dudukku agar menyamping. Agar Romeo melihat jelas kesungguhanku. "Kamu itu bilang aku terlalu kaku. Kurang bersenang-senang. Nah, ajari aku sedikit bersenang-senang dengan caramu."

Romeo kembali menjalankan mobil dengan laju pelan. Keningnya berkerut. Ia seakan dilanda masalah besar dan mengharuskan raut wajahnya berubah sedemikian seriusnya. Lucu. Gemas. Aku cubit saja pipinya. "Aw, kenapa aku dicubit?"

"Gemas. Sudah jangan kelamaan berpikirnya. Sudah hampir sampai rumah!"

Yak, si pembuat masalah itu membelokan mobil ke blok lain. "Loh?" Aku bingung melihat jalan di depanku.

"Biar lama sampai rumahnya," Romeo lalu menyengir lebar.

Sampai besok tidak sampai rumah pun aku mau. Asal sama Romeo tapi.

"Bagaimana kalau kamu menjadi 'Bad Cinderella'?" Romeo menepikan mobil di sisi taman perumahaan. Tidak mematikan mesin. Hanya menarik rem tangan dan juga menggeser tubuh agar berhadapan denganku. "Begini, kalau Cinderella harus sampai rumah jam dua belas malam. Bad Cinderella justru keluar setelah jam dua belas malam."

Aku menggaruk keningku. Kedua alisku bertautan.

Merasa aku tidak paham. Romeo kembali menjelaskan. "Malam ini kita keluar dari rumah untuk keliling kota. Kemana saja. Tapi setelah jam dua belas malam."

"Ya jelas tidak mungkin. Bisa dimarahi aku sama Daddy nanti. Pergi ke club saja aku tidak boleh. Untuk menginap di rumah teman saja harus orangtuanya yang melapor pada Daddy. Sampai rumah harus jam—"

"Jangan bilang Daddy." Potong Romeo pada ucapanku. "Daddy dan Mommy tidak boleh tahu. Kita kabur bersama-sama." Romeo dengan senyum bangganya menaikan kedua alis berkali-kali. Menjentikan jari. Puas sekali dia dengan idenya itu.

"Berani?" Tanya Romeo yang melihatku masih menimang-nimang ide gilanya itu. Aku hampir lupa. Aku sendiri yang memintanya untuk diajari kenakalan. "Jangan lewat pintu depan. Lewat balkon saja. Lebih aman tidak akan ketahuan. Nanti aku bantu untuk turun."

Hell yeah, ini bukan hanya gila tapi juga berbahaya. Lima meter kira-kira tinggi balkonku itu.

Aku sudah melihat Romeo pernah menaikinya. Itu Romeo. Bukan aku. Apalagi badanku kecil seperti ini.

[Terbit] My Sexy Bra And Mr. TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang