Care

569 124 1
                                    

  

ku langkahkan kaki  memasuki kafe Minseok's Kim yang memang sudah menjadi tempat kerja ku bersama Chanyeol, Minseok Hyung yang sudah aku anggap sebagai kakak kandungku. Ia juga mengetahui seluk beluk keluargaku yang memang  sangat mengenaskan beberapa tahun belakangan. Ia yang memintaku untuk bekerja setelah mendengar keadaanku dari Chanyeol yang ternyata adalah adik sepupunya.

Kringg!!

"Selamat dat.... Kyungsoo-ya... wae geurae? kenapa wajahmu lebam-lebam seperti ini? dan OH... BIBIRMU ROBEK KYUNGSOO-YAA...." teriak seorang lelaki dengan wajah bebek khas miliknya. Namanya Chen Hyung, salah satu pegawai di Minseok's Kim.

Ia juga sudah ku anggap sebagai keluarga,  pun dengan keadaanku yang hampir semua pegawai cafe mengetahuinya.

"Aku tak apa hyung... lagipula...." Belum selesai ku menjelaskan semuanya tiba-tiba--

"KYUNGSOO-YA... KAMU KENAPA EOH... DAN BIBIRMUU YA TUHAN!" Minseok Hyung yang baru saja keluar dari arah dapur langsung berteriak ketika melihat wajahku yang penuh dengan lebam.

"Hyung... tunggu dulu... ak...." ketika ingin menjelaskan secara perlahan,  kembali seseorang memotong perkataanku.

"KYUNGSOO-YAA.... KENAPA BIBIR DAN WAJAHMU EOH??APA AYAHMU MEMUKULI DIRIMU LAGI?" Chanyeol datang dari pintu masuk kafe dan langsung mengecek dan menyentuh seluruh tubuh dan wajahku seakan-akan aku adalah boneka yang tidak boleh lecet sedikitpun.

aku tidak menyangka bahwa reaksi mereka akan seheboh ini, mungkin karena kali ini bibirku sedikit robek sehingga mereka sedikit lebih khawatir dari biasanya.

"YAKK... Tenanglah Hyungdeul... Chanyeol... aku tak apa aku hanya sedikit terluka disudut bibirku, bagaimana aku bisa menjelaskan jika kalian seperti ini... kalian tidak perlu berteriak.. a... Akhh! aku tak apa..." Kurasakan sudut bibirku yang kembali terasa perih karena aku terlalu lebar membuka mulutku.

"Maafkan kami Soo-ya... tunggu akan aku ambilkan kapas dan obat. Chanyeol akan membantumu mengobati lukamu... hari ini aku tidak akan memberikan banyak pekerjaan padamu Soo-ya.." Minseok Hyung segera memasuki area dapur yang langsung terhubung dengan ruangan kerjanya yang hanya dibatasi kaca yang lumayan tebal.






"Apakah ini sakit Soo-ya...?" Chanyeol sedikit meringis saat menyentuh sudut bibirku yang robek dan memar.

"Apakah kau tidak apa-apa Kyung?" Chen Hyung menghentikan pekerjaannya yang sedang menghitung rekapitulasi pengunjung dan pelanggan bulan ini karena  ini sudah memasuki akhir bulan.

"Kau tau Hyung... tentu saja aku tidak apa-apa... Akhh! jangan ditekan bodoh!" Aku memarahi Chanyeol yang dengan setianya menusuk nusuk sudut bibirku yang terluka dengan jari besarnya.

"Hehehehe, maaf..." Chanyeol hanya menyunggingkan senyuman yang setiap saat aku rindukan, senyum lima jarinya yang membuat siapapun terpesona dengan ketampanannya.

"Ini yeol-ah... obat dan kapasnya, cepat bersihkan luka Kyungsoo dan obati..." Minseok Hyung sudah kembali dengan sebotol alkohol, obat merah dan segulung kapas ditangannya.

"Baik Hyung... ayo Kyungsoo-ya..." Chanyeol menggenggam tanganku dan menarik ku ke rooftop kafe ini.

Kafe milik Minseok Hyung memiliki sebuah rooftop yang berperan ganda. Tidak hanya sebagai tempat santai pegawai,  tetapi juga sekaligus tempat bercocok tanam.

"Bagaimana kau bisa seperti ini Kyungsoo-ya..." Chanyeol mendudukkan tubuhnya dihadapanku dan mulai membersihkan lukaku dengan alkohol, ini sedikit perih dan sungguh aku ingin menangis rasanya.

"Akh! Akh! pelan-pelan Yeol...." Aku mengerang tertahan, ini benar benar sakit saat ia mengoleskan obat merah ke sudut bibirku. setelah cukup ia mengambil sesuatu dari saku celananya dan mulai membuka bungkusannya lalu menempelkannya disudut bibirku.

Plester Rilakkuma....

sama persis dengan yang ada di mimpiku...

"Chanyeol-ah... apakah sewaktu kecil kita pernah bertemu sebelumnya?

Aku takut nanti kalian bosan sama cerita yang aku buat karena kepanjangan.

Vomment dunkss... :)

My Beloved BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang