Entah semua orang kaya seperti itu, atau entah semua pacar kaya seperti itu, atau entah hanya seorang Gabriel Keanu Abraham yang seperti itu. Tidak munafik, siapa yang tidak super senang kalau dimanjakan oleh pacarnya. Apalagi dimanjakannya dengan barang-barang mewah. Tapi Agni bukan sebagian dari pacar-pacar yang seperti itu. Bukannya senang, ia malah jadi serba salah. Ingin menolak, kesannya tidak tau diri. Ingin menerima—tapi Gabriel sudah terlalu sering memberinya hadiah mahal. Agni yakin Gabriel memberikannya karena lelaki itu ingin menyenangkannya, tapi bagaimana caranya mengatakan pada Gabriel bahwa ia tidak ingin dimanjakan dengan cara seperti itu.
Awalnya diajak makan ke tempat-tempat mahal, lalu dibelikan baju-baju mahal, selanjutnya sepatu-sepatu mahal, tas-tas mahal, jam tangan mahal, ponsel mahal. Ah, Agni bisa gila lama-lama. Pasalnya, dia hanya seorang guru, kontrak pula. Gajinya yang seiprit mentok-mentok hanya bisa beli baju diskonan. Itu pun belinya pakai pikir sejuta kali. Harus disisihkan untuk makan, untuk bayar kontrakan, untuk tranportasi, untuk isi pulsa, untuk jajan bakso. Makanya, sejak ia pacaran dengan Gabriel, di sekolah tempatnya mulai beredar isu bahwa ia menjadi simpanan Om-Om kaya. Gabriel memang kaya, tapi belum Om-Om.
“No, Mas. Aku gak mau. Makin jadi bulan-bulanan aku entar.”
Gabriel dan segala sifat pemaksanya, tetap saja menjejalkan sebuah kunci ke genggaman Agni.
“Dari pada naik angkot terus. Lagian itu bekasan Tania kok. Dia beli mobil baru. Biasanya kalo udah ada yang baru dia gak bakalan pakai lagi mobil lamanya. Dari pada gak kepakai, jadi mending kamu pakai. Aku belum sempet ke showroom, jadi pakai ini dulu bentar ya, Yang.”
Pakai bentar gundulmu.
Dulu waktu dia diberikan ponsel juga alasannya pakai bentar. Iya, memang bentar, setelahnya Agni dibelikan ponsel yang lebih mahal. Alasannya Gabriel dapat kado ulang tahun dari koleganya. Ponsel yang sama persis seperti yang ia pakai, jadi ia berikan saja ponsel hadiah itu ke Agni. Halah, seperti baru kenal Gabriel kemarin sore. Tiga tahun pacaran dengan Gabriel, Agni bahkan sudah hapal bentuk celana dalam Gabriel. Bagaimana tidak, selain jadi pacar, Agni merangkap jadi babysitter si manja itu. Apa-apa maunya ditemenin, dipilihin. Deuuh.
“Deal?”
“Tetap gak mau.” Agni bersidekap. “Kali ini aku bakal dikatain udah nikah sama Om-Om yang nyimpen aku. Parahnya, aku disangka udah hamil trus dikasih mobil untuk tutup mulut.”
Bukannya prihatin, Gabriel malah meledakkan tawanya. Untung pengunjung warung soto Kang Jajang sedang sepi. Agni makin misuh-misuh.
“Yaudah, kalau gitu kamu kerja dikantorku aja. Gajinya cukup untuk kredit mobil kok. Kamu gak bakal disangkain simpenan om-om lagi. Lagian aku terlalu tampan bila disandingkan dengan om-om hidung belang. Dan FYI, hidungku gak belang. Warna kulitku merata sampai ke jempol-jempol. Mau bukti?”
“Ha-ha-ha… lucu.” Agni menyeruput es jeruknya. “Jadi apa? OB?”
“Kalo cewek sebutannya OG.”
“Maaaassss….”
Tawa Gabriel semakin meledak. Kang Jajang, pemilik warung, sampai harus menoleh dan Agni bisa melihat Kang Jajang menggeleng-gelengkan kepalanya. Iya, Kang. Pacar saya ini emang udah gila. Usir aja.
Agni bersiap bangkit, dia mau ngambek sajalah. Gabriel ini, susah sekali diajak ngomong serius.
“Sorry, Yang. Becanda.” Ujar Gabriel lembut, menggenggam tangan Agni dan membawa ke bibirnya untuk dikecup. “Di kantor ada DayCare. Kebetulan, salah satu pegawainya resign karena ikut suami. Nanti kamu isi lowongannya ya. Entar aku whatsaap-in syarat-syaratnya.”
Agni menghela napas berat. Sebenarnya dia juga sudah lelah hati menghadapi gossip tak sedap di lingkungannya bekerja. Dari yang sembunyi-sembunyi menggosipkan, sampai ada yang terang-terangan mencibir Agni. Agni hanya bisa menanggapi dengan senyuman. Memangnya bisa apa lagi? Dan, usulan Gabriel ini sungguh menggiurkan. Tapi, Tapi, bagaimana kalau ‘serangan’ di kantor Gabriel nanti ternyata lebih parah? Kalau ketahuan dia bekerja karena pacaran sama bos, gimana? Doh, makin jelak saja citranya.
YOU ARE READING
MAUVE ON
RomancePernah dengar cerita tentang seorang Putri yang begitu mencintai pengawalnya? Kisahnya berawal saat si Pengawal menjebak sang Putri. Demi agar membungkam mulut pengawalnya, Putri bersedia memenuhi semua permintaan pengawal-dari yang aneh sampai yan...
