Hamil

46K 1.7K 13
                                    

Update lebih awal.. 🤣🤣🤣🤣
Selamat membaca,, jangan lupa Votmen ya😍😍😍😍

Lexi terbangun dengan tergesa menuju kamar mandi, Max yang mendengar suara muntahan Lexi langsung terbangun dan menghampiri Lexi.

"Huekk.. Huekk..." Lexi muntah di wastafel.
"Sayang kamu kenapa? " ucap Max cemas sambil memijat tengkuk Lexi.
"Ah.." ucap Lexi lega.
"Mual"lanjutnya memegang tangan Max.

Max mengangkat Lexi bridge style dan membawanya menuju ranjang.
"Kamu istirahat aja dulu ya" ucap Max mencium kening Lexi.
"Tapi double J.... "
" Udah biar aku yang urus" ucap Max tersenyum simpul.

****
Akhirnya dengan susah payah Max mengurus keperluan double J.
Max sadar sekarang betapa lelahnya Lexi harus mengurus kedua putranya sendiri sedangkan Max hanya mencari uang, dia janji akan selalu membahagiakan istrinya.

"kalian belajar yang benar ya. Dad cari uang dulu" ucap Max mengelus rambut double J.

"Iya Dad"ucap mereka serempak membuat Max tersenyum.
Setelah memastikan kedua putrannya masuk kelas Max menuju ke kantor.

Max berjalan tergesa menuju ruangannya, dia merasa cemas saat Lexi sakit tapi dia tak berada disamping istrinya.
Max merasa tak berguna, jika bukan karna rapat sialan ini dia pasti sudah membawa Lexi ke rumah sakit.

"Pak rapat akan segera dimulai"
Ucap sang sekretaris membuat Max berjalan menuju ruang rapat.
Dikantor Max memang jarang bicara apalagi tersenyum, benar-benar berbeda saat bersama keluarganya.

****

Max tak bisa konsentrasi selama rapat berlangsung dan dia hanya mendengarkan penjelasan tanpa berkomentar apapun. Pikirannya melayang ke rumah, mencemaskan keadaan Lexi.

"Baiklah rapat selesai, selamat siang" itulah kata yang keluar dari mulut Max.

Max menghampiri sekretarisnya.
"Tolong cancel semua jadwal saya,, saya ada urusan" ucap Max datar.

"Baiklah Pak anda juga tidak punya rapat penting hari ini" jelas sekretaris nya dan dia pun langsung berjalan menuju lift.

Max mengemudikan mobilnya menuju rumah. Dan sesampainya dirumah ternyata sudah ada sang Bunda disana.

"Bunda kapan datang? " ucap Max mencium pipi Bundanya.
" Baru saja. Kok kamu sudah pulang Max? " ucap sang Bunda mengernyit.

" Aku tak bisa konsentrasi bekerja karna Lexi sedang Sakit" terang Max duduk di depan Bundanya.
"Kok kamu nggak bilang kalo Lexi sakit? Untung Bunda tadi telvon dan diberi tahu bibi" ucal sang Bunda gemas.

"Aku gak berfikiran ke sana Bun, maaf Lexi bagaimana? " tanya Max menegakkan tubuhnya.

" Lexi sangat keras kepala dia gak mau makan katanya nanti mual lagi. Eh jangan-jangan Lexi hamil? " ucap sang Bunda membuat Max terkejut.

" Ya sudah Bunda pulang dulu, bujuk istrimu biar mau makan dan semoga dugaan Bunda benar" ucap sang Bunda mengelus pundak Max dan berlalu.

Max masih memikirkan kata-kata Bundanya.
"Hamil...? " ucapnya lirih.

****

Max memasuki kamarnya dan disana sang istri meringkuk memegang perutnya.
Max mendekat dan mengelus kepala Lexi membuat sang empunya terkejut.
" Max? Udah pulang? " ucap Lexi menatap Jam dan masih jam 1 siang.

"Kata Bunda kamu nggak mau makan, kenapa? Ayo makan dulu" ucap Max mengambil makanan dinakas tempat tidur.

"Perut aku sakit dan tadi saat aku makan, makanannya keluar lagi" ucap Lexi mengelus perutnya.
Max yang melihatnya langsung mengelus perut Lexi pelan.

Lexi awalnya terkejut tapi saat Max mengusap perutnya, perutnya mulai membaik.
"Kita kedokter ya? Siapa tau kamu isi" ucap Max membuat Lexi mengernyit.
Karna bulan ini dia memang belum datang bulan.

"Mungkinkah? " ucap Lexi lirih.
" Semoga saja "ucap Max mengecup puncak kepala Lexi.

Mereka pun menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan Lexi dan mereka memilih dokter kandungan memastikan apa Lexi benar hamil atau tidak.

" Nyonya Alexis silakan masuk" ucap suara dari dalam. Max dan Lexi pun memasuki ruangan.

"Ada keluhan apa? " tanya dokternya.
" Saya merasa mual dok dan belakangan ini saya tidak suka bau badan suami saya" ucap Lexi pelan membuat Max melotot.
"Sayang aku kan nggak bau" protes Max membuat Lexi terkekeh begitupun sang dokter.

"Baiklah silahkan berbaring di ranjang" ucap sang dokter dan Lexi pun menurutinya.
"Bapak ingin melihat atau tidak? " ucap sang dokter sambil terkekeh saat melihat Max terdiam dikursinya.

Dokter mengolesi gel ke perut Lexi dan menggunakan alat yang entah apa namanya yang tersambung ke monitor. Max mendekat ke arah Lexi dia sangat berdebar ini kali pertamanya bagi Max.

Dokter mengusap ngusapkan alat itu ke perut Lexi dan terlihat gumpalan atau mungkin belum berbentuk gumpalan.
Max melihat takjub ke arah monitor.

"selamat ya tuan dan nyonya. Nyonya positif hamil masuk minggu ke 3" ucap sang dokter membuat Lexi meneteskan air mata haru dan dilihatnya Max, suaminya juga menangis haru sambil melihat foto yang diserahkan oleh dokter.

"terimakasih dok. Sayang kamu hamil? Akhirnya... " ucap Max memeluk dan menciumi Lexi tanpa sadar mereka masih diruangan dokter.

" Max" ucap Lexi memerah malu karna sang dokter terkekeh melihat kelakuan mereka.
"Baiklah ini resep obat agar mual berkurang dan vitamin untuk ibu dan babynya. Sekali lagi selamat " ucap sang dokter dan diiyakan Max.

Cie Lexi Hamil.. Yeay double J punya adik.. 🤗🤗🤗🤗

Update sesuai janji ya.... 😊😊😊

Need a Daddy [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang