26 - With The Four

23.3K 3.6K 415
                                    

Chapter 26

TIAP kelas di National High sudah kosong sejak satu jam UAS berakhir. Semua siswa memutuskan langsung pulang, entah ke rumah atau bermain bersama teman.

Bermain tampaknya menjadi pilihan untuk Alvaro dan teman-temannya, namun sejak tadi mereka hanya berempat, padahal sudah lama Alvaro meminta mereka berenam berkumpul di lapangan parkir, tempat Jeep-nya berada.

Matt menghela napas panjang. "Udahlah, tinggal aja."

"Tumben, Matt, gak sabaran," usil mulut Seth mulai keluar, membuat Matt melemparkan tatapan dingin.

"Percuma," ungkap Julian. "Nih setengah jam bisa gue pake buat baca Hai, Miko, tau gak."

Alvaro menatap Julian. "Miko mulu lo pikirin, Putsol, persahabatan kita bisa-bisa retak gara-gara ini, tau gak."

"Deuh, bahasanya... persahabatan," ejek Seth untuk mencairkan suasana dingin di antara mereka berempat.

"Lo belum pernah dilindes Chloe, ya?" mata Alvaro kini memicing ke arah Seth, membuat Seth tertawa garing. Alvaro menghela napas, susahnya menjadi bapak keluarga. "Gini. Gue bakal chat Mika, kalo Juna gak ikut. Dan Matt, lo chat Juna, kalo Mika gak ikut."

Julian, yang hatinya sebersih malaikat langsung memprotes. "Bohong dong, namanya."

Alvaro menatap Julian lagi. "Ini white lies, Jul, WHITE LIES." Kemudian, menatap Matt. "Do it, Matt."

"Do it, Matt, do the math! It's ryhmeee, Dude," ungkap Seth yang tampaknya satu-satunya orang paling santai di antara mereka. Ketika yang lain melemparkan tatapan sinis, Seth lagi-lagi angkat tangan. "Iye, iye, santai, Boss. Gue gak mau dilindes Chloe."

***

MIKA sedang menaruh palet di meja ketika ponselnya berdenting minta ampun. Awalnya, Mika ingin segera mematikan ponsel, namun pop up chat dari Alvaro membuatnya membeku.

Alvaro: Juna gak dateng, udah sini dateng! Jangan slek-slek ah, udah lebih dari tiga hari tau

Alvaro: Juna gak dateng, udah sini dateng! Jangan slek-slek, ah, udah lebih dari tiga hari tau (2)

Alvaro: Juna gak dateng, udah sini dateng! Jangan slek-slek, ah, udah lebih dari tiga hari tau  (3)

Di situasi yang nyaman, Mika pasti akan tertawa karena deretan kalimat pesan yang sama seperti itu. Namun kali ini, Mika merasa bersalah. Karena persahabatannya dengan Juna, adalah persahabatannya dengan Alvaro, Juna, Julian dan juga Matt. Juna tidak bisa dipisahkan dari mereka, begitu pun Mika. Mika merasa egois karena tidak memperhitungkan sahabatnya yang lain. Mika tidak ingin mereka juga renggang karena masalah ini.

Mika melihat ke arah lukisannya, lalu pada layar ponsel.

Mika tidak ingin mengambil langkah yang salah. Karena terakhir kali dia melakukannya, satu hati terluka.

***


KAMAR Julian belum pernah sehening ini sebelumnya. Suara jarum jam berdetik dan jangkrik di luar hanyalah satu-satunya pengisi suasana. Tentu saja Julian tidak heran. Laki-laki yang mengenakan hoodie berwarna abu-abu cerah itu tahu bahwa belakangan ini, hubungan persahabatan mereka tidak berjalan baik. Dan dulu, Julian selalu tidak menyukai konflik, sehingga meski tidak terlihat, Julian-lah orang yang paling cemas di sini.

Started With A Broke(s) UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang