4 || Freak At All

625 56 6
                                    

Haii balik lagi kita di sini, langsung aja yah baca.. semoga nggak kecewaa

💥🔱⚜️🔱💥

Halloween yang biasanya kurasa menyenangkan ternyata malam ini tidak. Semuanya buruk. Gank Lassa memang selalu mengerjaiku, tapi hanya sekedar mengejek dan mempermalukanku di depan kelas saat olahraga ataupun saat aku tidak bisa melakukan sesuatu.

Tapi kenapa sekarang, setelah Jason masuk ke gerombolan mereka, sepertinya aku yang menjadi bahan pelampiasan kejailan mereka. Bukan sepertinya aku, tapi memang aku.

Untung Siblin menungguku di parkiran tadi malam. kalau tidak, mungkin pagi ini jantungku sudah tak berdetak.

Aku hanya tidak mengerti saja kenapa mereka selalu membuatku malu, kesal, dan sakit.

Saat baru membuka mata kemudian beranjak, leherku terasa sangat pegal dan sedikit panas. Kubuka cup oksigen dan duduk mencoba untuk meggerakan leherku sambil memeganginya.

"Argh.." gerangku merasa leher ini seperti mau patah. Aku memang tidak biasa dengan sentuhan kasar di tubuhku.

Aku ingat, tadi malam saat merayakan halloween, mereka mengerjaiku sangat kejam, bagiku. Jason menggigit leherku dengan keras. Benar-benar ia gigit, ia masukan kulitku ini kedalam mulutnya lalu menggigit dan berpura-pura ada darah yang keluar dari leherku  ternyata itu hanya jebakan agar aku percaya bahwa vampir itu ada yang membuat mereka tertawa terbahak-bahak melihat kebodohanku.

Rasa panas masih menjalar di leherku, ku putuskan untuk beranjak dan masuk ke kamar mandi, merendam diri pasti sangat enak pagi ini. Untung ini hari minggu, jadi tak masalah jika tidak ke sekolah.

Kukaitkan handuk di belakang pintu, dengan tubuh yang sudah tak terhalang apapun aku membuka keran di bathup dan mencampurkan sabun kesukaanku yang kunilai wanginya sejuk dan menyenangkan.

Leherku sakit lagi seperti ada yang tertusuk, mungkin efek dari uap panas yang datang tiba-tiba. Ku alihkan diriku ke depan kaca untuk melihat keadaan leherku.

"Ah...." desahku melihat lukaku sendiri, keningku mengerut. Sebenarnya ini membuatku sedikit kaget. Gigitan Jason sangat berbekas di leherku sebelah kanan tak jauh dibawah telingaku. Orang itu benar-benar tahu dimana letak urat nadi. Andai saja giginya menembus kulitku, darahku bisa muncrat deras dan akan berhenti jika semua darah ditubuhku sudah habis.

Bekas gigitan Jason berwarna biru dan menghitam. Bentuk gigi-gigi yang tertata dan berbekas itu membentuk barisan oval dileherku. Pantas saja leherku terasa panas jika lukanya saja hitam seperti ini. Teringat kembali dikepalaku sesakit apa ketika Jason menggigit leherku sampai aku sendiri mencengkram kemejanya begitu kuat.

Sampai berbekas seperti ini, artinya aku harus memakai syal untuk menutupinya. Jika tidak aku akan malu mempunyai luka seperti ini di leher. Laki-laki itu memang nekat.

Aku segera menyiram leherku dengan air dingin, rasanya sangat perih. Seharusnya luka lebam seperti ini kugores saja dengan pisau agar menjadi luka. Tapi itu hanya memperburuk. Setelah itu aku kembali menatap bathup yang hampir penuh.

Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung masuk kedalam bathup Berisi air hangat itu, rasa nyaman dan hangat menjalar ke setiap inci dalam tubuhku. Aku menikmatinya, kesendirian, ketenangan, dan kenyamanan. Tapi satu yang merusak itu semua, saat leherku sampai ke air, rasa sakitnya mencubit dan sampai ke ujung kakiku.

Yang aku lakukan hanya menahannya. Biarkanlah, kemarin dia bisa memperlakukanku seperti itu, tapi mulai sekarang aku tidak akan meladeninya lagi. Meskipun itu hanya menoleh ke sebelah bangkuku sendiri. Aku tidak akan menganggapnya ada.

My Weakness SmileWhere stories live. Discover now