part 2.) Meet

163K 14.3K 255
                                    

VOMENT PLEASE. 🙋
THANK YOU. 🙆

🍁🍁🍁

Scarlet berjalan perlahan memasuki Mansion Diamond pack. Menatap kagum pada aula megah yang sudah dihias sedemikian rupa. Acara belum dimulai tapi suasana tempat ini sudah cukup ramai oleh tamu undangan. Dari aura yang bisa ia rasakan, sebagian dari mereka adalah para Alpha berbagai pack dari segala penjuru negeri. Tidak mengherankan, nama besar De Angelo memang sangat berpengaruh bagi kaum werewolf. Suatu kehormatan bila dapat turut serta menyaksikan proses pengangkatan Alpha Diamond Pack yang baru. Hingga suara panggilan menarik perhatiannya.

"Scarlet!"

Scarlet menoleh mencari asal suara yang terdengar tak asing itu. Didapatinya sepasang suami isteri yang menatapnya dengan kerinduan.

"Alpha--Luna." Scarlet mengangguk tanda penghormatan pada penguasa Diamond Pack.

Sang Luna langsung menghamburkan diri ke arah Scarlet, memeluk gadis itu erat. "Sudah kubilang, jangan memanggil kami dengan formal. Kau adalah bagian dari keluarga De Angelo." Luna Sintya mengecupi pipi Scarlet dengan gemas.

"Belakangan ini kau jarang kemari. Apa kau sangat sibuk sampai-sampai tidak punya waktu untuk mengunjungi kami."

Sontak wajah Scarlet memerah mendapat teguran dari Alpha Samuel,yang dilakukannya hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bagus Ayah, marahi saja dia! Bahkan aku harus jauh-jauh mendatangi cabin-nya hanya untuk mengabarkan acara ini."
Amber tampak bergabung dalam cengkerama hangat itu, ikut memojokkan Scarlet.

"Maafkan saya, Alpha. Saya sedang mendalami latihan saya," jawab Scarlet sekenanya, membuat sang Alpha mengerutkan dahi.

"Latihan apalagi? Terakhir kali kuingat, kau sedang belajar pengendalian elemen."

"Dia sedang belajar beladiri Ayah, dia sering berlatih duel denganku. Sayangnya---untuk mengalahkanku bukanlah hal yang mudah."

Scarlet memutar bola matanya jengah mendengar Amber yang menyombongkan diri.

Luna Sintya menggeleng-gelengkan kepala heran.
"Lihatlah kelakuan para gadis ini! Kalian berdua itu dari kecil sudah seperti kembar siam, tak pernah terpisahkan. Meski sering bertengkar berebut boneka, tapi selalu berakhir dengan ketiduran sambil pelukan. Kalian mau membawa kebiasaan itu sampai dewasa?"

Mendengar itu, sontak wajah Scarlet dan Amber memerah. Mereka saling pandang dan refleks tertawa terbahak-bahak.

Selama duapuluhdua tahun bersama, keakraban Scarlet dan Amber memang sering diselingi perseteruan kecil. Memiliki usia yang sama, membuat mereka sama-sama tak mau mengalah. Ditambah lagi dengan sifat keduanya yang sangat bertolak belakang. Meski begitu mereka tetap saling menyayangi--Scarlet yang lembut dan tenang bisa mengimbangi sifat Amber yang ceria dan bersemangat.

"Hei kalian! jangan bersenang-senang tanpaku."

Sebuah suara menginterupsi perbincangan hangat mereka. Seorang pria dalam balutan jas formal tampak gagah, berjalan mendekat ke arah mereka. Langkahnya yang santai dan perawakannya yang berwibawa, sungguh mencerminkan sosok pemimpin.

Dialah Landon De Angelo. Sejenak Scarlet menahan nafas, menangkap aura memikat yang tercetak jelas pada diri Landon, yang bahkan menguar menarik perhatian puluhan mata di ruangan itu. Aura yang sama yang berhasil mencuri hati Scarlet sejak kecil dan berubah menjadi kekaguman.

"Wah lihat siapa yang datang, Alpha Landon ingin bergabung?"

Landon mengacak-acak rambut Amber gemas, membuat gadis itu berdecak sebal.

"Kau kelihatan wow...Alpha!" Scarlet memandang takjub.

"Kuharap itu adalah pujian dan satu lagi--aku belum sah menjadi Alpha jadi tahan panggilan itu." Kini Landon balik mengacak-acak rambut Scarlet, hal yang sering dilakukannya waktu mereka kecil. Tidak seperti Amber yang nampak kesal--Scarlet justru senang diperlakukan seperti ini, seolah-olah tidak ada jarak diantara mereka.

***

***

***

Althan yang ditemani Betanya Duncan, sampai di pelataran luas Mansion Diamond pack. Puluhan guard yang berjaga di seputaran gerbang bisa mencium aroma seorang Alpha yang menguar di diri Althan, membuat mereka langsung menunduk dan mempersilahkan mereka dengan hormat.

Namun sejenak langkah Duncan terhenti mengikuti pergerakan Althan didepannya yang membatu.

"Ada apa Alpha?"

Althan mengangkat tangannya menandakan pada Duncan agar diam. Althan merasakan Alrick bergerak gelisah dalam dirinya sesaat setelah indera penciumannya terusik oleh aroma Mawar segar yang begitu pekat bercampur embun yang menyejukkan. Anehnya aroma ini seperti candu merasuk ke dalam tubuhnya, membuatnya terlena hingga saraf-sarafnya bereaksi dan bergejolak hebat. Baru kali ini ia merasakan aroma se-menenangkan ini.

Althan memejamkan mata mencoba menghirup dalam-dalam dan meresapinya dengan nikmat.

"Apa kau merasakannya Alrick?" Althan coba me-mindlink wolf-nya.

"Ya aku merasakannya. Aroma ini bahkan sanggup membangunkanku dari tidur panjangngku."

Althan bisa merasakan bahwa Alrick sedang meloncat kegirangan.
"Ikuti aroma ini Althan, cepat."
Alrick mulai tidak sabar.

Duncan yang mengetahui bahwa pimpinannya ini sedang berkomunikasi dengan Wolf-nya, mengikuti saja saat Althan membelokkan langkahnya menuju taman yang terletak di samping mansion.

Althan terus mengikuti arah aroma itu berasal, sampai aroma itu berangsur-angsur menguat dan mengantarkan Althan pada satu sosok pemilik aroma memabukkan itu.

Tubuh Althan membeku saat melihat seorang gadis berdiri dengan anggunnya menatap rerimbunan tanaman mawar yang masih kuncup dihadapannya. Kemudian ia menyentuhkan ujung jarinya pada kuncup-kuncup itu dan seketika kelopak mawar itu bermekaran bersamaan dengan senyum yang mengembang indah di bibir si gadis.

Althan memandang takjub seolah terhipnotis dengan pemandangan di depannya. Ia bahkan tak menyadari keberadaan Alrick yang sedari tadi mengaum dan menggeram tak jelas.

Hingga tanpa sadar, gadis itu berbalik dan menoleh ke arah Althan, sejenak manik mata mereka bertemu. Pandangan mereka saling mengunci satu sama lain membuat darah Althan berdesir hebat dan degupan jantung yang berpacu cepat menyesakki dadanya. Disaat yang bersamaan pula, mawar-mawar yang bermekaran indah tadi kembali menguncup seperti semula. Membuat gadis itu tersentak dan berulang kali menatap ke arah Althan dan rimbunan mawar itu bergantian---ada gurat keheranan disana.

"Scarlet!"

Suara panggilan dari jauh menginterupsi kegiatan mereka. Seolah baru tersadar dari lamunan panjangnya, gadis itu berlalu pergi menuju arah suara yang meneriakinya---meninggalkan Althan yang masih terpaku ditempat.

Alrick terus melolong tak karuan, pergerakkan aktifnya berdengung nyeri di telinga Althan. Sesaat sebelum ia menyadari auman Alrick tadi yang terus meneriakkan,




"Mate! Mate!"




💫🌟✨




933~101117

VOMENT PLEASE. 🙋

THANK YOU. 🙆

Wizard Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang