흡혈귀 (VAMPIRE) × Taehyung [√] [UNDER REVISION]

Extra Chapter: Park Jimin [Lie]

"Dia pergi bersama temannya."kataku.

"Kau tidak mengikutinya?"

Aku menghembuskan nafasku, aku bukan baby sitter yang harus terus mengawasinya 24jam.

"Oh ayolah, Tae. Dia akan baik-baik saja."kataku sedikit berteriak sambil melihat ke kursi penumpang belakang mobilku.

"Cih! kau menghindarinya agar kau bisa membatalkan keputusanmu menjadikan dia pasanganmu?"kata Taehyung.

Aku diam. Vampire murni ini benar-benar sialan. Mulutnya bahkan tidak dapat ia kontrol untuk mengutarakan apa yang aku pikirkan. Sekalian saja dia bilang jika Jungkook akan aku klaim.

"Berbohonglah sesuka hatimu, Jim."kata Taehyung sambil menepuk pundakku sebelum ia pergi.

"Aish jinjja!!"

Akhirnya aku melajukan mobilku, menginjak pedal gasnya perlahan lalu mengikuti kemana Jungkook pergi. Aroma darahnya yang begitu manis serupa dengan kakaknya tercampur oleh bau harum lembut sabun yang Jungkook sukai membuatnya mudah ditemukan. Ia sedang bermain di game center tak jauh dari sekolahnya. Setelah aku melakukan penyamaran, aku masuk dan berjalan-jalan sambil mengawasi Jungkook.

"Shit! 5 orang."lirihku.

Aku melihat beberapa hal janggal saat aku duduk di kursi tak jauh dari Jungkook bermain. Ada 5 orang berbau busuk ada disana. Baunya beda dengan manusia kebanyakan. Ku raih ponselku di dalam saku lalu menghubungi Taehyung.

"Game Center."kataku lalu ku matikan segera ponselku.

Aku pikir, biarlah teman-teman Taehyung yang mengurus tikus-tikus tak berguna itu. Tapi, lagi-lagi kakiku seperti melekat pada sebuah lem. Aku tidak bisa membiarkan Jungkook terluka sedikitpun di depan mataku. Cepat-cepat ku buka tudung hoodie dan kaca mata hitamku lalu mendekati Jungkook.

"Hyung?"

Jungkook menatapku kaget saat aku menepuk pundaknya.

"Jungkook-ah, mengapa disini?"tanyaku.

"Ah, aku hanya bosan dirumah. Bagaimana denganmu?mengapa kau juga disini?"ia balik bertanya.

"Ah, aku hanya mampir untuk jalan-jalan. Kebetulan aku—habis bertemu dengan temanku tak jauh dari sini."bohongku.

"Teman?"

"Ya."

"Kata Noonaku kau baru pindah."kata Jungkook curiga.

"Ah, kau benar. Ia baru saja datang kemari menemuiku."bohongku lagi.

Jungkook menatap mataku, ia tau sepertinya aku membohonginya. Jantungku—mengapa dengan jantungku?mengapa dia berdetak lebih cepat dari biasanya?

Tidak!

Jimin jangan! Jungkook tidak menyukaimu seperti kau menyukainya, Jungkook hanya menganggapmu teman dan tidak lebih dari itu. Jangan menyakiti dirimu sendiri dengan keputusan bodoh yang kau buat!

Aku memalingkan wajahku yang mulai memerah karena Jungkook tidak berhenti menatapku. Dasar sial, mengapa aku tidak menuruti otakku untuk pergi saja tadi.