I'm Thingking about him again? Ahhh Damn!!!

64.7K 6.7K 157
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca

Terimakasih

******


Aku orang bodoh. Iya. Bahkan kata bodoh rasa nya terlalu halus untuk menggambarkan kesintingan yang ku rasakan sekarang.

Tolol. Ya, kata itu rasa nya bisa lebih tepat untuk ku.

Bagaimana bisa, pemandangan siang tadi di kantin begitu mengganggu ku?

Itu bukan urusan ku jika Arshaka menjilat ludah nya sendiri ketika menolak Tania, dan sekarang mungkin Ia sudah tertarik pada Tania. Lalu apa masalah nya dengan ku?

Ah Damn. Tapi kenapa aku merasa sangat sinis ketika melihat Arshaka dan Tania tertawa bersama?

Tuhan...

Kesinisan ini membuat ku merasa jengah pada diriku sendiri.

"Ada masalah?"

Aku menoleh ke sumber suara. Lalu tersenyum seraya menggeleng.

Lagi lagi aku berbohong pada Daffi. Menyebunyikan apa yang ku pikirkan. Dan memanipulasi jawaban nya.

"Aku hanya mengantuk"

Daffi memeringkan kepala nya ke salah satu sisi. Terintrupsi dengan jawaban ku. Dia memandangiku lekat lekat . Mangkuk baso yang ada di tangan nya Ia simpan kembali pada meja di teras kosan ku.

"Kau lebih terlihat terganggu dari pada mengantuk sayang"

Oh God

Refleks aku memplesetkan manik hitam ku ke kiri. Tangan ku terjulur naik mengusap tengkuk ku. Gugup ketauan berbohong.

"Kalau kamu ga mau membicarakan nya, aku ga masalah"bahu Daffi mengedik . Aku menoleh. Daffi tersenyum simpul

"Tidak perlu di permasalahkan okeh!! " tangan Daffi meraih tangan ku yang masih mengusap tengkuk, menyelebungi nya dengan jari jari nya yang terkait di jemari ku, lalu menarik nya ke arah nya.

"Thanks Daf" lirih ku merasa terselamatkan dengan kepekaan Daffi malam ini.

Tapi wajah ku masih belum berubah. Penuh rasa frustasi yang entah untuk alasan apa. Yang jelas, pikiran ku tengah di perkosa habis habisan oleh pemandangan siang tadi yang membuat perasaan ku campur aduk antara jengah, kesal, hasrat, tidak nyaman, yang entah perasaan macam apa itu nama nya.

Cemburu...

Sebuah bisikan dari dalam batin ku menjawab ragu ragu. Tapi aku segera mengelak memerangi jawaban itu.

Tidak. Mana mungkin cemburu? Kenapa aku harus cemburu?

Aku tidak punya perasaan apa apa untuk Arshaka, jadi kenapa harus cemburu?

Karena kau terbiasa di kuntit sama si setan Arshaka lalu tiba tiba si arogan itu berubah menganganggap mu makhluk tak kasat mata, makanya situ jadi ngerasa kehilangan, lalu cemburu saat melihat lelaki itu tertawa bersama wanita lain. Padahal biasa nya dia hanya berekspresi seperti itu ketika bersama mu

Kali ini suara batin sialan itu berteriak keras keras pada ku. Membuat ku berkernyit. Tapi lagi lagi aku menepis nya. Dengan teriakan yang lebib keras.

For my god sake. AKU TIDAK CEMBURU

"Nad" Daffi meremas tangan ku yang masih Ia genggam. Menarik paksa aku dari pertengkaran bodoh yang terjadi di dalam diriku

"Ya"

"Apa kau ingin aku pergi? " Suara Daffi terdengar penuh tidak rela. Wajah nya menyiratkan kesedihan.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang