Chapter 25.2

273 29 0
                                    

Selama perjalanan, aku dan Casey hanya terdiam. Mungkin kami sama-sama berpikir untuk apa yang akan diucapkan nanti pada Black. Namun aku lebih berpikir bagaimana untuk merelokasi Avery dan yang lainnya, dan kemungkinan Casey berpikir bagaimana cara mengatakan untuk merelokasi sebagian lainnya yang ada di sana. Kami sama-sama tidak beraninya meminta izin seperti itu kepadanya.

Satu-satunya alasan Black mau menerima Avery mungkin hanya satu alasan: Karena dia adalah teman yang dapat kupercaya. Namun ada ribuan alasan lain untuk tidak menerima mereka di sini. Dan kabar lebih buruknya adalah untuk Casey; dia mungkin tidak mempunyai satu alasan yang dapat membuat Black mempercayainya. Nol.

"Kalian kembali." Sapa Black saat mengetahui kami berdua tiba di rumah itu. "Mana Violet?"

"Uh." Aku melempar tatapan kepada Casey dan mendesaknya untuk menjelaskan apa yang terjadi. "Katakan saja," lanjutku seraya mengambil duduk di sisi seberang Black. Casey mengikutiku duduk.

"Ada apa sebenarnya?" Black penasaran. White kemudian datang dari kamarnya dengan rambut yang cukup berantakan. "Oh, White baru bangun." Black menggeleng menatap White yang masih setengah sadar itu. "Tidak biasanya dia bangun siang seperti ini."

Aku hanya dapat tertawa dalam hati sambil membayangkan jika ia mengetahui apa yang terjadi dengan White semalam.

"Begini..." ucap Casey dengan tiba-tiba, White langsung duduk di sebelah Black, menyandarkan tubuhnya dan ikut mendengarkan. Mungkin sekarang Red masih sibuk mereplika shards tersebut. "Semalam kami dijebak, lalu Violet dan beberapa anggota Resistance ditangkap," jelasnya sangat cepat. Dia bahkan enggan repot-repot untuk berbasa-basi.

"Ha?" mata Black menyipit sebelah, aku yakin dia juga mendengarnya dengan jelas, namun sepertinya ia sedikit lebih ke arah tidak mempercayainya. "Ditangkap?" ulangnya. "Oleh Sacred Circle?"

Casey mengangguk. Black bahkan tidak tampak marah sedikit pun dan justru terlihat berpikir. Dan kini aku yang mengernyit bingung karena respons tersebut. Syukurlah.

"Jadi apa yang kausarankan?" tanya Black pada Casey. "Aku yakin kau sudah punya rencana untuk menyelamatkannya." Aku kembali menatap Casey setelah perkataan Black barusan. Casey menatapku balik saat itu juga. Meski keadaan ini masih membuatku tidak tenang, setidaknya ada hal yang bisa membuat rencana ini terlihat lebih masuk akal.

"Sebenarnya aku yang punya rencana," ujarku. "Apakah menurutmu masuk akal jika kita mengubah dan melakukan negosiasi shards itu dengan pertukaran Violet?"

"Dan Julian," Casey menambahkan dengan cepat.

"—dan Julian," ralatku.

Black langsung bersandar pada sofa. White yang setengah sadar lagi-lagi tertidur. "Tampaknya White lelah sekali, ya?" ia membuka tangannya dan membiarkan White melingkar di sana dengan nyaman, tertidur. "Idemu boleh juga." Ia mengangguk dengan cukup yakin. "Jadi itu saja masalahnya?"

Aku dan Casey saling menatap untuk sejenak.

"Ya," kataku. "—maksudku, tidak!" aku membenarkan dengan cepat.

"Oke..." katanya pelan. "Aku mendengarkan."

Aku menatap Casey lagi dengan hati yang bergetar. "Sacred Circle kemungkinan sudah mengetahui tempat persembunyianku." Kali ini Casey yang menjawab, nadanya tidak begitu yakin. "Jadi aku ingin bertanya padamu apakah boleh aku membawa mereka kemari?"

"Mereka?" ulangnya. "Ada berapa orangmu?" ini kata-kata yang tidak aku sangka dari Black selain menolak permintaan Casey untuk jawaban pertamanya.

"Li—"

"Sembilan," selaku dengan cepat. Black kini ganti menatapku.

"Sembilan?"

"Secara teknis, rekan Casey ada lima orang. Aku punya empat orang yang terjebak denganku ketika tersesat di sini, dan mengingatkanku pada kalian. Dan aku merasa bersalah jika tidak ikut membawa mereka kemari."

"Haha." Black tersenyum geli. "Aku selalu tahu kau bukan tipe pemain solo."

"Jadi bagaimana?" tanya Casey meminta penjelasan.

"Aku tidak bisa membahayakan kita karena masalah kalian," wajahnya berubah menjadi serius dalam sekejap. "Aku tidak bermaksud menyinggung, tapi aku lebih peduli dengan Violet yang kukenal beberapa hari daripada temanmu yang belum aku kenal sama sekali. Lagi pula, rumah ini tidak akan cukup menampung mereka semua." Kata-katanya begitu tenang dan bijaksana. "Memangnya tidak ada tempat persembunyian lain?" tambahnya setelah beberapa saat.

"Ada, dan yang tahu tempatnya adalah Julian, yang kebetulan juga diculik," jawab Casey.

"Begitu, ya. Susah juga," kata Black. "Kalau begitu, untuk beberapa saat biarkan mereka bersembunyi dulu di tempatmu. Beri saja password untuk sementara waktu agar tidak sembarang orang dapat memasukinya meski ada yang mengetahui lokasi tersebut."

Casey mengiyakan kata-kata Black dengan cukup berat. Black berlalu dengan menggendong White kembali menuju kamarnya. Kemudian ia keluar dan masuk ke ruangan lain. Hanya aku dan Casey yang tersisa di ruangan itu. Aku berdiri dan mendekati kaca raksasa yang membuatku dapat menatap laut secara langsung.

"Gue bakal di sini dulu sampe Red nyelesaiin kerjaannya," ucapku. Aku memang sedang kesal padanya, namun hal itu tidak boleh menjadi sesuatu yang mengganggu pikiranku terhadap rencana ini. Tinggal satu langkah lagi setelah Red dapat menyelesaikan pekerjaannya. "Mungkin lu harus tanya Red kapan kira-kira dia bisa kelarin itu, jadi lu bisa ngehubungin Tiberius," lanjutku melengkapi.

Dia tidak berkata apa pun dan pergi begitu saja dari sana, mungkin dia menerima masukan dari Black soal memberi password itu atau dia mempunyai rencana lain, yang jelas dia tidak memberitahuku jika dia punya rencana.

Dengan demikian, aku tidak dapat berdiam diri saja di sini, aku harus menyibukkan diri dengan sesuatu yang lain.

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang